Gambir, Jakarta Pusat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
→‎Sejarah: Cina -> Tionghoa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 14:
Pada [[Hindia-Belanda|masa penjajahan Belanda]], wilayah Gambir, khususnya daerah Kelurahan Gambir dan sekitarnya, dinamakan '''[[Weltevreden]]''' (termasuk stasiun kereta apinya). Nama "Gambir" sendiri sudah dipakai pula untuk kawasan yang sama sejak awal abad ke-19, diambil dari nama seorang letnan Belanda keturunan [[Perancis]] bernama Gambier yang ditugaskan [[Daendels]] untuk membuka jalan ke arah selatan.<ref>Pradaningrum Mijarto.[http://www.kompas.com/readkotatua/xml/2009/08/29/16444230/Pasar.Gambir.Puluhan.Tahun.Lalu Pasar Gambir Puluhan Tahun Lalu]. Kompas daring. Edisi 29 Agustus 2009.</ref>
 
Sebelum dikembangkan oleh [[Daendels]] sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun [[1658]] masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang. Oleh pemiliknya yang bernama [[Anthony Paviljoen]], daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat [[CinaTionghoa]] untuk digarap sebagai lahan pertanian sayur-sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang daerah ini timbul pasar yang berlanjut terus menerus sebagai pasar tempat memperingati hari lahir ratu Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut [[pasar Gambir]].
 
Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan ''Koningsplein ''yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama [[Lapangan Ikada]] (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi di lapangan Ikada. Pada masa lalu, di lapangan ini terdapat perkumpulan olahraga dan yang paling terkenal adalah ''Bataviaasche Sport Club'' (BSC) dan ''Batavia Buitenzorg Wedloop Societiet'' (BBWS). BSC adalah perkumpulan olah raga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olah raga berkuda.<ref>Pemprov DKI Jakarta.[http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/641].</ref>