Kristologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-demi untuk +untuk)
Ign christian (bicara | kontrib)
fix, hapus tulisan berlebihan & inovatif
Baris 1:
[[Berkas:Peter proclaims Jesus.jpg|thumb|180px|[[Stained glass]] window of [[Saint Peter]] proclaiming Jesus, in Luke 9:20: "'''''But who do you say that I am'''''?" Peter answered: "''The Christ of God''".<ref>''Who do you say that I am? Essays on Christology'' by Jack Dean Kingsbury, Mark Allan Powell, David R. Bauer 1999 ISBN 0-664-25752-6 page xvi</ref>]]
Makna '''Kristologi''' bagiadalah umatcabang Kristianiilmu selalu[[teologi]] berkembangyang darimembicarakan masatentang keposisi masa,Yesus danKristus tidakdi pernahdalam mengalamiagama tahap[[Kristen]]<!--bisakah selesai,definisi karenaKristologi selaludibuat dihubungkanumum denganseperti [[konteks]]ini? umatSaya Kristianibuat olehsebagai paracontoh pemikirnyasaja.<ref name="Berkhof"></ref-->.<ref name="Dister1Groenen">{{id}}C Nico Syukur DisterGroenen., Pustaka Teologi SistematikaSejarah -Dogma Allah PenyelamatKristologi, Yogyakarta: Kanisius, 20041998 </ref><ref name="Pelikan"></ref>Makna kehadiran Kristus bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap persoalan hidup.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema seperti [[feminisme]], [[Teologi pembebasan]] atau [[kemerdekaan]] adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat Kristen terus merenungkan makna Kristus itu.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema itu disebabkan adanya penindasan oleh perang, "[[eksklusivisme]]", kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruh [[ciptaan]], termasuk alam.<ref name="Hengel"></Ref><ref name="Pelikan">{{en}}Jaroslav Pelikan., Images of Christ: His Place in The History of Culture, New Haven, CN: Yale University Press, 1985</ref> Kristologi yang dihayati dalam kondisi alam yang rusak karena [[pemanasan global]] disebut Kristologi [[Ekologi]].<ref name="Deane"> Celia Drummond Deane., Teologi Dan Ekologi, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Robert P. Borong- Cetakan ketiga 2006</ref><ref name name="Sudarminta">{{id}}J Sudarminta. dkk., Dunia, Manusia dan Tuhan, Yogyakarta: Kanisius 2008 Hlm. 42-44</ref> Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan disebut [[Cosmic|Kristologi Kosmik]].<ref name="Sudarminta"></ref> Bahkan Yesusada Kristusyang diuraikan diberikanmenguraikan delapan belas gambaran terkait Yesus Kristus dengan budaya adat-istiadat yang terus berubah.<ref name="Pelikan"></ref><!--paragraf terakhir ini lebih baik ditaruh di bagian akhir artikel mengenai perkembangan modern atau kaitan Kristologi dengan cabang ilmu teologi lainnya, Jawab: jika ini dianggap kesimpulan, mungkin benar Mas, tapi apa tidak dipertimbangkan sebagai guide-line agar pembaca lebih jelas untuk melihat kristologi secara lebih luas??, mohon pencerahannya, terima kasih banyak lho Mas Moel-->
'''Kristologi''' adalah cabang ilmu [[teologi]] yang membicarakan tentang posisi Yesus Kristus di dalam agama Kristen<!--bisakah definisi Kristologi dibuat umum seperti ini? Saya buat sebagai contoh saja.-->.<ref name="Groenen">{{id}}C Groenen., Pustaka Teologi Sejarah Dogma Kristologi,Yogyakarta: Kanisius, 1998 </ref>
Makna Kristologi bagi umat Kristiani selalu berkembang dari masa ke masa, dan tidak pernah mengalami tahap selesai, karena selalu dihubungkan dengan [[konteks]] umat Kristiani oleh para pemikirnya.<ref name="Berkhof"></ref><ref name="Dister1"> Nico Syukur Dister., Teologi Sistematika - Allah Penyelamat, Yogyakarta: Kanisius, 2004</ref><ref name="Pelikan"></ref>Makna kehadiran Kristus bagi orang Kristen diyakini sebagai pemelihara dan penyelamat dunia terkait dengan setiap persoalan hidup.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema seperti [[feminisme]], [[Teologi pembebasan]] atau [[kemerdekaan]] adalah tema-tema yang saat ini sedang populer pada zaman modern, di mana umat Kristen terus merenungkan makna Kristus itu.<ref name="Johnson"></ref> Tema-tema itu disebabkan adanya penindasan oleh perang, "[[eksklusivisme]]", kesenjangan sosial di masyarakat, dan sistem negara yang terkadang tidak adil pada seluruh [[ciptaan]], termasuk alam.<ref name="Hengel"></Ref><ref name="Pelikan">{{en}}Jaroslav Pelikan., Images of Christ: His Place in The History of Culture, New Haven, CN: Yale University Press, 1985</ref> Kristologi yang dihayati dalam kondisi alam yang rusak karena [[pemanasan global]] disebut Kristologi [[Ekologi]].<ref name="Deane"> Celia Drummond Deane., Teologi Dan Ekologi, Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Robert P. Borong- Cetakan ketiga 2006</ref><ref name name="Sudarminta">{{id}}J Sudarminta. dkk., Dunia, Manusia dan Tuhan, Yogyakarta: Kanisius 2008 Hlm. 42-44</ref> Kristologi yang berfokus pada seluruh ciptaan disebut [[Cosmic|Kristologi Kosmik]].<ref name="Sudarminta"></ref> Bahkan Yesus Kristus diuraikan diberikan delapan belas gambaran terkait dengan budaya adat-istiadat yang terus berubah.<ref name="Pelikan"></ref><!--paragraf terakhir ini lebih baik ditaruh di bagian akhir artikel mengenai perkembangan modern atau kaitan Kristologi dengan cabang ilmu teologi lainnya, Jawab: jika ini dianggap kesimpulan, mungkin benar Mas, tapi apa tidak dipertimbangkan sebagai guide-line agar pembaca lebih jelas untuk melihat kristologi secara lebih luas??, mohon pencerahannya, terima kasih banyak lho Mas Moel-->
 
== Kristologi dalam Ilmu Teologi ==
Dalam pembagian cara lama dan ilmiah, Kristologi dimasukkan dalam rumpun [[Teologi Sistematika]]-Dogmatika.<ref name="Groenen"></ref>.<ref name="Dister">{{id}}Nico Syukur Dister., Kristologi - Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanisius</ref><ref name="Dister1"> Nico Syukur Dister., Teologi Sistematika - Allah Penyelamat, Yogyakarta: Kanisius, 2004</ref> Kristologi bagi umat Kristen merupakan penyataaan ([[wahyu]]) Allah kepada manusia melalui kedatangan Kristus<!--bahasa masih teknis Kristen; apakah Kristologi adalah doktrin, atau kajian teologis? Jawab: kata 'doktrin' ini sesuai buku Mas Moel, tapi tak apa saya rubah hehehe-->.<ref name="Hengel">{{en}} Martin Hengel., Studies in Early Christology, Scotland: T&T Clark Ltd, 1995</Ref> Kata 'Kristologi' berasal dari bahasa Yunani, ''Χριστός''= kristos = Kristus dan ''λόγος'' =logos = logi = kata-kata = ilmu, singkatnya; Ilmu tentang Kristus, pembicaraan tentang Kristus ini terkait dengan umat Kristen memahaminya dalam kehidupan sehari-hari; Yesus pada masa lampau hingga masa kini, selama perjalanan itulah maka terus digeluti karena masih relevan dengan masalah-masalah di setiap zaman.<ref name="Groenen"></ref> Kristologi dan ajaran [[Trinitas]] tidak dapat dipisahkan satu terhadap yang lainnya, baik dalam sejarah, [[sistematika]] dan dogmatika.<ref name="Lohse">{{id}}Bernard Lohse., Pengantar Sejarah Dogma Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006 Hlm 90</ref><ref name="Dister">{{id}} </ref> Selain itu, aspek penting lain yang menyertai pembicaraan ini adalah mengenai [[keselamatan]] atau [[soteriologi]].<ref name="Groenen">{{id}}</ref>
 
Pembicaraan tentang Kristus ini merupakan ajaran [[Kristen]] yang memercayaimempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan.<ref name="Sagala">{{id}}Mangapul Sagala. ., Firman Menjadi Daging, Jakarta: [[Perkantas]] 2009</ref> Perdebatan tentang Ketuhanan Yesus juga masih berlangsung sampai saat ini (setidaknya pada beberapa kalangan).<ref name="Dister1"></ref><ref name="Johnson"></ref> Hal ini tampak dalamAdanya perdebatan seputar paham [[Trinitas]] (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus) yang berbeda-beda.,<ref name="Dister1"></ref> Perdebatan tersebut palingutamanya tampak dalam pemikiran [[Ireneus]], [[Tertulianus]] dan [[Origenes]]<!--ini perdebatan padadi masa lampau, apakah masih ada pada masa kini, jawab: ajarannya itu sampai saat ini masih ada pengaruhnya Mas, terutama dari para tokoh-tokoh yang mewarisi setiap ajaran yang berbeda-beda itu, bahkan di gereja pun masih ada, walau hanya tersirat, misalnya kita berdoa pada Allah atau pada Yesus, padahal Yesus mengajarkan berdoa kepada Bapa -->.<ref name="Berkhof">{{id}} Louis Berkhof., Teologi Sistematika - Doktrin Allah, Surabaya: Pusat Literatur Kristen Momentum (LRII) 1993</ref><ref name="Dister1"></ref> PerdebatanSampai saat ini masih ada perdebatan tentang keilahian mengenai kemanusiaan Kristus dan Keilahian Kristus terus terjadi.<ref name="Kilby"></ref> Setidaknya bisa kita ketahuidiketahui dari uraian seorang tokoh besardalam [[Gereja Katolik Roma]], [[Karl Rahner]] pada tahun 1960an yang menguraikanmenegaskan kembali bahwa Yesus adalah seratus persen Allah dan seratus persen manusia.<ref name="Kilby"></ref> Di Indonesia, kitadapat bisa membandingkandibandingkan pendapat dari dua orang teolog saat ini, Joas Adiprasetya{{siapa}} dalam bukunya ''Berdamai dengan Salib'' yang menggugat Ionaes Rahmat{{siapa}} dalam buku ''Soteriologi Salib''.
 
== Kristus sebagai Mesias ==
Baris 12 ⟶ 11:
Melalui pendekatan [[Hermeneutika Alkitab|biblis]] atau [[Hermeneutika Alkitab]], ditemui sebutan bahwa Yesus adalah Mesias.<ref name="Johnson"></ref> Hal ini diperoleh dari Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Baru (Bahasa Yunani; Kristus) yang pada Perjanjian Lama disebut Mesias (Bahasa Ibrani.<ref name="Johnson"></ref>
=== Mesias dalam Perjanjian Lama ===
[[Mesias]] dalam [[Perjanjian Lama]] berarti keluarga Daud, raja yang selalu berjaya digantikan Mesias dalam Perjanjian Baru menjadi raja yang dibangkitkan dari kematian.<ref name="Johnson"></ref> Raja kerajaan yang gilang gemilang pada masa akhir dan lambat laun akan menjadi pemimpin religius, bukan pemimpin politik.<ref name="Siahaan">{{id}}S.M. Siahaan., Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001</ref>
 
Kata "[[Kristus]]" memiliki arti yang sama dengan Mesias yang artinya adalah "Yang Diurapi".<ref name="Siahaan"></ref> Di dalam ajaran Kristen, kelahiran Yesus juga sudah dinubuatkan semenjak zaman nabi-nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama: [[Natan]], [[Yesaya]], [[Yeremia]], [[Yehezkiel]], [[Hagai]] dan [[Zakharia]].<ref name="Siahaan"></ref> Mesias di dalam [[Perjanjian Lama]] dinanti oleh orang Israel untuk memulihkan bangsa Israel dari berbagai masalah, terutama politik.<ref name="Siahaan"></ref> Jadi hadirnya Mesias adalah sebagai "solusi" dalam masa krisis; Masa [[Israel]] ditawan oleh bangsa-bangsa lain.<ref name="Siahaan"></ref>
 
=== Mesias dalam Perjanjian Baru ===
Baris 41 ⟶ 40:
 
=== Kristologi Abad 2 - 11) ===
'''Pada abad kedua''', Kristologi belum terlalu diperdebatkan, namun sudah terdapat banyak pertanyaan-pertanyaan [[ontology|ontologis]] tentang Ketuhanan Yesus.<ref name="Johnson"></ref> Masyarakat waktu itu ingin sekali mengetahui siapa Yesus sebenarnya, dalam kaitannya dengan Allah.<ref name="Johnson"></ref> Kemudian secara [[esensi|hakekat]], terdapat tokoh bernama [[Arius]] yang mengatakan bahwa Allah tetap Allah, dan hanya ada satu, Allah tidak mungkin ada bersatu (sehakikat) dengan sesuatu yang terbatas. Menyebut Yesus "Anak Allah" sama artinya menghujat Allah karena yang ilahi dan tak terbatas disatukan dengan yang jasmani dan terbatas.<ref name="Johnson"></ref>
 
==== Kristologi-Logos ====
'''Kristologi-Logos''' ini terdapat dalam Injil Yohanes 1:1-4 bahwa fungsi [[logos]] ada dua: [[kosmomologis]] yaitu sebagai penciptaan dan revelatoris-soteriologis yang artinya [[Penyelamat]] melalui [[Pewahyuan]].<ref name="Dister">{{id}}</ref> S. [[IgnasiusSanto]] [[Ignatius dari [[Antiokhia]] menyebutkan Yesus "Sang Logos" yang mana Logos (sabda) itu tidak lagi berdiam diri, melainkan menyatakan diri untuk menyelamatkan.<ref name="Dister">{</ref> Jadi bagi IgnasiusIgnatius, Sabda adalah keseluruhan tujuan komunikasi, revelatoris-soteriologis, bukan fungsi kosmologis.<ref name="Dister"></ref> Ajaran Kristologis-Logos ini ada dua, yaitu yang klasik dan yang modern.<ref name="Dister"></ref>
 
==== Arianisme ====
'''[[Arianisme]]''' adalah ajaran yang dikeluarkan oleh Uskup [[Arius]] pada tahun 300.<ref name="Dister"></Ref> [[Dister]]{{siapa}} menganggapnya sebagai kecenderungan manusia untuk mempersempit [[misteri]] [[Allah]].<ref name="Dister">{{id}}</Ref> Arius menganggap Yesus sebagai [[makhluk|ciptaan]] saja, walaupun paling agung, hal ini dipengaruhi dengan gambaran Allah pada dirinya, lalu dia menyimpulkan "Yesus bukan Allah".<ref name="Dister"></Ref>
 
==== Nestorianisme ====
Baris 60 ⟶ 59:
[[Berkas:First Council of Nicea (icon).jpg|Bottom|thumb|left|180px|Konsili Pertama Nicea]]
'''Konsili Nicea''' (325)
Dalam Konsili Nicea, para [[uskup]] dari [[Gereja Timur]] memutuskan bahwa sebutan Allah digunakan bukanlah untuk kehormatan saja.<ref name="Johnson"></ref> Dalam Syahadat Nicea yang masih didaraskan dan dinyanyikan gereja dewasa ini, Yesus diakui sebagai "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar; dilahirkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa." <ref name="Johnson">}</ref> "Jika syahadat ini tidak benar, kita tidak akan diselamatkan oleh Yesus.," Demikiandemikian kata mereka. <ref name="Johnson"></ref> Konsili Nicea memelihara Gereja dari [[bidaah]] Arianisme.<ref name="Dister">{{id}}</ref> Yesus dari Nazaret, Sang Kristus, Allah betul-betul menyatakan diri di bumi kita ini.<ref name="Dister">}</ref>
'''Konsili Kontantinopel''' pada tahun 381 juga berpikir demikian, Parapara Uskupuskup dari Timur berpikir bahwa kita (umat Kristen) diselamatkan oleh Allah yang mengambil sepenuh-penuhnya apa yang menjadi sifat kodrat manusia.<ref name="Johnson">}}</ref> Jika ada sesuatu yang tidak diambil dalam penjelmaan, maka sesuatu itu tidak ditebus.<ref name="Johnson"></ref> Maka, Yesus benar-benar seutuhnya manusia menjadi kebenaran yang menyelamatkan.<ref name="Johnson">}</ref> Maka Konsili ini meneguhkan pandangannya dalam [[Doa Syahadat Nicea|Syahadat Nicea Konstantinopel]]
 
Namun di lain pihak ada beberapa orangpandangan yang cenderungdianggap menekankan keilahian Yesus sehinggadan merekakurang tidak melihatmenekankan bahwa iaIa benar-benar manusia.<ref name="Johnson"></ref>
 
{{cquote|Sebab Ia makan, bukan untuk keperluan tubuh, yang kesegaran dan keutuhannya dijaga oleh suatu daya kekuatan suci, tetapi untuk keperluan agar mereka yang ada bersama-Nya tidak mempunyai pikiran yang lain tentang diri-Nya|4=[[Klemens]] dari [[Aleksandria]]}}
{{cquote|Tuhan kita merasakan beratnya tekanan penderitaan tetapi tidak merasakan sakitnya; paku-paku menembus daging-Nya seperti suatu benda melewati udara tanpa rasa sakit|4=[[Hilarus]]Hilarius dari [[Poitiers]]}}
{{cquote|Barang-barang pertengahan terbentuk ketika sifar-sifat yang berbeda digabungkan menjadi satu dalam satu barang, misalnya sifat-sifat keledai dan kuda dalam bagal (peranakan keledai), dan sifat-sifat warna putih dan hitan dalam warna abu-abu. Akan tetapi, dalam makhluk pertengahan sifat-sifat yang berbeda-beda itu tidak berada sepenuhnya, tetapi hanya sebagian-sebagian saja; jadi, Ia bukan sepenuhnya manusia dan bukan pula sepenuhnya Allah, melainkan pembauran Allah dan manusia|4=Uskup [[Apollinarius]]}}
 
'''Konsili Efesus'''
[[Konsili Efesus]] tahun 431 memelihara gereja dari [[ajaran sesat|bidaah]] [[Nestorianisme]]. <ref name="Dister"></ref> Konsili Efesus mewartakan bahwa - betapapun besarnya kodrat Ilahi dan kodrat insani - hanya ada satu pribadi saja dalam Yesus Kristus, di dalam manusia Yesus kitasetiap orang menemukan Allah.<ref name="Dister"></ref> Untuk mengungkapkan misteri Kristus ini dengan setegas-tegasnya, maka Konsili Efesus memberikan gelar [[TeotokosTheotokos]] kepada Maria, artinya "Bunda Allah".<ref name="Dister"></ref>
 
 
'''Menurut Konsili Khalsedon'''
[[Konsili Khalsedon]] tahun 451 memelihara gereja dari bidaah [[monofisitisme]].<ref name="Dister"></ref> Jika Nestorianisme mengatakan satu pribadi Yesus hanya Ilahi saja, maka Konsili Khalsedon mengggarisbawahi kemanusiaan Yesus dengan menegaskan bahwa dalam diri Yesus yang satu dan tunggal itu hadirlah bukan saja [[kodrat ilahi]], tetapi juga [[kodrat insani]] seluruhnya (lihat: [[Persatuan hipostasis]]).<ref name="Dister"></ref> Di dalam manusia yang sungguh-sungguh, nampak pula Allah yang sungguh-sungguh.<ref name="Dister"></ref> Sama luhurnya dengan Allah yang dekat, tergerak oleh belas kasihan, berjuang melawan kejahatan.<ref name="Dister"></ref> Di sini, keilahian dan kemanusiaan Yesus tidak tercampur, tidak tergantikan, tidak terpisahkan, tidak terbagi, hal ini nanti diteruskan oleh [[Karl Rahner]].<ref name="Clifford">{{en}}Anne M. Clifford., di tulis oleh Robert Masson - The Clash of Christologcal Symbols dalam Christology; Memory, Inquiry, Practice, USA: The College Theology Society 2003 Hlm. 63-86</ref> Jadi, Yesus adalah simbol Allah, kata Roger Haight.<ref name="Clifford"></ref>
 
Dari ketiga pernyataan [[Magisterium]] [[Gereja]] mengenai kristologis, maka misteri Allah menjadi terbuka, tidak dipersempit oleh akal budi, orang Kristen menemukan inti sari misteri Allah yang sebenarnya.<ref name="Dister">}</ref> Hati manusiawi Yesus itu hati Allah.<ref name="Dister"></ref>
 
=== Abad Pertengahan - Reformasi ===
Selama Abad pertengahan hingga masa reformasi[[Reformasi Protestan]], ajaran tentang Kristus tidak terlalu banyak berubahberkembang, ditandai dengan tafsir [[filsafat]] saja oleh orang-orang Yunani.<ref name="Jonge"></ref> Luther dididik dalam teologi Skolastik, namun berkatkarena pengajaranpengaruh (yang ia terimamenurutnya) dari [[Bapa Gereja]] [[Agustinus]], dia kemudian merencanakan sebuah perubahan besar.<ref name="Jonge"></ref> Ia menolak Skolastik bukan karena metodenya, namun karena isi ajarannya.<ref name="Jonge"></ref> Dengan Roma 1:16-17 dia menemukan "Keadilan Allah" (''iustitia Dei'')di mana menurutnya sudah tidak ada lagi pada [[Katolik Roma|Gereja Roma]].<ref name="Jonge"></ref> KeadilahLuther mengklaim bahwa keadilan Allah adalah bahwa setiap manusia dihukum sesuai dengan perbuatannya, namun diselamatkan oleh kasih karunia Allah di dalam Kristus.<ref name="Jonge"></ref> Pengakuan tertinggi bahwa Kristus yang benar itu mampu menyelamatkan manusia yang berdosaber[[Dosa (Kristen)|dosa]] sebagai ajaran yang tertinggi.<ref name="Jonge"></ref>
 
=== Modern ===
Teologi memang selaluumumnya mengikuti perkembangan, tidak [[komprehensif]] namun [[framentaris]], [[kontekstual]], [[multikultural]], dapat diterima oleh budaya setempat.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref> [[Teologi Kristen]] yang berpusat pada kristologi juga demikian, perjumpaan dengan Kristus selalu dialami dalam konteks tertentu, mengindahkan kenyataan hidup umat (Kristen) yang dilayani yang berada dalam pluralisme konteks.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref>
 
Kristologi dalam perjumpaan dengan umat beragama lain dapat membantu umat Kristen membaca Kristus dengan lebih luas, Kristus dalam Filipi 2:7-8 menyatakan Kristus sebagai manusia, bahkan ''hamba''.<<ref name="Jurnal Filsafat"></ref> Ini komentar dari umat [[Buddha]] di [[Srilanka]].<ref name="Jurnal Filsafat"></ref> Dari Umat [[Islam]], KristusYesus adalahdianggap [[Nabi]], mengikuti Yesus berarti mengikuti nabi dan hidup [[profetis]], menjadi saksi Allah dalam berbela rasa terhadap penderitaan mansuia.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref> Kristus bukan milik [[ekslusifisme|ekslusif]] Gereja lagi, namun terbuka bagi kehidupan [[universal]].<ref name="Jurnal Filsafat"></ref>
 
'''Isu-isu''' pada zaman modern yang harusseharusnya dapat dijawab oleh Teologi (Kristologi) sangat beragam, [[pluralisme]], ke[[miskin]]an, perang, penderitaan, bencana alam dsb.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref><ref name="Hick">{{en}} John Hick., Dalam Dialog dengan [[Paul F. Knitter]] ''Dialogues in the philosophy of religion'' New York: Palgrave, 2001</ref> [[John Hick]] mengutip pandangan [[Paul F. Knitter|Knitter]] tentang keunikan Yesus dalam lima hal; 1. Agama lain mungkin juga menjadi bagian dari karya Allah yang ingin menyelamatkan manusia, namun tidak senyata-nyata seperti Kristus, agama lain lebih pada kemungkinan-kemungkinan atau ''probabilitas''.<ref name="Hick"/> 2. Dalam [[dialog]] antar iman: Kristus sebagai wahyu sangatlah kuat, bahkan terus membuka ruang untuk didiskusikan.<ref name="Hick"/> 3. Allah sungguh-sungguh berkarya dalam Kristus<ref name="Hick"/> 4. Kristus Memedulikan keadilan [[sosial]], dan di sini kasih Kristus dilihat secara hubungan mutualis karena kasih-Nya dibutuhkan dalam situasi ini, yaitu sebagai [Teologi Pembebasan|pembebas]].<ref name="Hick"/> Dalam pandangan Yesus sebagai Anak Allah adalah ''Juruselamat'' secara universal.<ref name="Hick"/> 5. Tuhan sebagai muara akhir yang transenden dan misteri, hal ini melengkapi kriteria Tuhan yang tidak bisa dijangkau manusia.<ref name="Hick"/> Kristologi sangat bersifat ''soteriologis kontekstual'' yang membangun suatu komunitas manusiawi antar iman.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref> Kristologi juga ditemukan dalam ''[[Christo-Praxis]]'' dan ''[[Christo-doxi]]'' yang terus menerus dan kontekstual.<ref name="Pieris1">{{en}}Aloysius Pieris., Universality and Christianity, Vidyajyoti 1993 Hlm. 591-599</ref> Di sini Kristologi dihadapkan pada [[mamon]] yaitu kekuatan [[materialisme]] yang membawa kehidupan berpusat pada harta [[materialisme|benda]].<ref name="Pieris1"></ref>
 
 
'''Isu-isu''' pada zaman modern yang harus dijawab oleh Teologi (Kristologi) sangat beragam, [[pluralisme]], ke[miskin]]an, perang, penderitaan, bencana alam dsb.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref><ref name="Hick">{{en}} John Hick., Dalam Dialog dengan [[Paul F. Knitter]] ''Dialogues in the philosophy of religion'' New York: Palgrave, 2001</ref> [[John Hick]] mengutip pandangan [[Paul F. Knitter|Knitter]] tentang keunikan Yesus dalam lima hal; 1. Agama lain mungkin juga menjadi bagian dari karya Allah yang ingin menyelamatkan manusia, namun tidak senyata-nyata seperti Kristus, agama lain lebih pada kemungkinan-kemungkinan atau ''probabilitas''.<ref name="Hick"/> 2. Dalam [[dialog]] antar iman: Kristus sebagai wahyu sangatlah kuat, bahkan terus membuka ruang untuk didiskusikan.<ref name="Hick"/> 3. Allah sungguh-sungguh berkarya dalam Kristus<ref name="Hick"/> 4. Kristus Memedulikan keadilan [[sosial]], dan di sini kasih Kristus dilihat secara hubungan mutualis karena kasih-Nya dibutuhkan dalam situasi ini, yaitu sebagai [Teologi Pembebasan|pembebas]].<ref name="Hick"/> Dalam pandangan Yesus sebagai Anak Allah adalah ''Juruselamat'' secara universal.<ref name="Hick"/> 5. Tuhan sebagai muara akhir yang transenden dan misteri, hal ini melengkapi kriteria Tuhan yang tidak bisa dijangkau manusia.<ref name="Hick"/> Kristologi sangat bersifat ''soteriologis kontekstual'' yang membangun suatu komunitas manusiawi antar iman.<ref name="Jurnal Filsafat"></ref> Kristologi juga ditemukan dalam ''[[Christo-Praxis]]'' dan ''[[Christo-doxi]]'' yang terus menerus dan kontekstual.<ref name="Pieris1">{{en}}Aloysius Pieris., Universality and Christianity, Vidyajyoti 1993 Hlm. 591-599</ref> Di sini Kristologi dihadapkan pada [[mamon]] yaitu kekuatan [[materialisme]] yang membawa kehidupan berpusat pada harta [[materialisme|benda]].<ref name="Pieris1"></ref>
 
=== Kristologi Feminis ===
Baris 102 ⟶ 98:
=== Kemanusiaan Yesus ===
[[Berkas:Kristologi.jpg|130px|thumb|bottom|Yesus manusia dari Buku Imanuel karya Tom Jacobs]]
Pada abad-abad pertama dan kedua, para [[Bapa-bapa Gereja]] dianggap lebih memikirkan hakekat keilahian Kristus, tidak terlalu dijelaskan tentang kemanusiaan-Nya.<ref name="Lohse"></ref>Seperti yang diyakini oleh [[Athanasius]] yang mengakui jiwa Kristus, namun tidak benar-benar meyakinimenekankan kemanusiaan Kristus, dia berpusat pada soteriologi melalui logos itu.<ref name="Jacobs">Tom Jacobs, SJ., Imanuel: Perubahan Dlm. Perumusan Iman Akan Yesus Kristus, Yogyakarta: Kanisius 2000</ref> Namun pembicaraan dalam masyarakat sangatlah kuat akan hakekat, yaitu "se-hakekat" ([[homo-usios]]), atau serupa hakekatnya ([[homoi usios]]), atau serupa saja ([[homoios]])<ref name="Jacobs"></ref> Pernyataan pertama oleh Konstantinopel, dengan filsafat Yunani, bahwa Kristus tidak akan bisa menyelamatkan manusia sebagai Allah, kalau dia tidak juga menjadi manusia.<ref name="Jonge">{{id}}Christian De Jonge., Gereja Mencari Jawab, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2003</ref> Hal ini bertolak dari Injil-Injil yang menceritakan Yesus sebagai manusia.<ref name="Jonge"></ref> Jadi manusia sebenarnya dapat diilahikan melalui persatuan dengan Kristus melaui Perjamuan Kudus.<ref name="Jonge"></ref> Namun paham ini segera ditolak oleh seseorang bernama [[Apollinaris dari [[LaodikiaLaodicea]] (meninggal kira-kira 390 M.) yang menyatakan bahwa dalam kemanusiaan Kristus Logos ilahi menggantikan [[akal budi]] manusiawi, dan mengurangi kemanusiaan dalam Kristus.<ref name="Jonge"></ref> Namun iaIa segera menyadari bahaya yang memporak-porandakan kesatuan keila-hiankeilahian dan kemanusiaan Kristus. Sebagai seorang yang teguh mempertahankan konfesi Nicea dan teman seperjuangannya Athanasius. Dia menolak hakekat Kristus sebagai manusia.<ref name="Lohse"></ref> Namun kayakinan ini nanti akan mengalami penentangan oleh Konsili-konsili (Efesus dan Khalsedon)yang mengutuknya, sehingga pengikutnya kembali ke gerja resmi dan sebagian mengikuti dalil monofisitisme.<ref name="Lohse"></ref><ref name="Wellem"></ref> Ajarannya disebut oleh Gereja Roma dekat dengan [[doketisme]].<ref name="Wellem"></ref> Ajaran ini dikuatirkan oleh Konsili Khalsedon dengan alasan jika Kristus tidak sepenuh-penuhnya manusia, maka mustahil manusia dipersatukan dengan Allah. Sejarah gereja Oleh <ref name="Berkhof & Enklaar">{{id}}H. Berkhof,I.H. Enklaar., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cetakan-9 2009</ref>
[[Nestorius]] dari [[Cyrillus]] juga tidak mengakui hakekat kemanusiaan Kristus, apalagi ada sebutan [[Theotokos|Bunda Allah]] bagi Maria, hal ini tidak masuk akal banginya.<ref name="Berkhof & Enklaar"></ref> Jika Yesus melakukan tindakan yang penuh kuasa (mujizat) maka sebenarnya yang bertindak adalah Allah, jika Yesus sengsara dan mengalami mati, maka dia adalah manusia.<ref name="Berkhof & Enklaar"></ref> Namun hal ini bukanlah merupakan keesaan, melainkan keduaan, sebab hakekat mereka tidaklah sama.<ref name="Berkhof & Enklaar"></ref> Yang sama antar Yesus dan Allah adalah kehendaknya, sebab Merek berkasih-kasihan, katanya.<ref name="Berkhof & Enklaar"></ref>
 
Maka untuk meredam semua perdebatan yang sudah sangat memuncak ini, diadakanlah Konsili Khalsedon di seberang Konstantinopel, dengan pernyataan:<ref name="Berkhof & Enklaar"></ref>
Baris 110 ⟶ 106:
 
=== Pendamaian Kristus ===
Pendamaian Kristus berarti Kristus sebagai pendamai antara Allah dengan manusia.<ref name="Adiprasetya"></ref> Pendamaian ini diperlukan karena hubungan manusia dan Allah sudah putus disebabkan [[Dosa (Kristen)|dosa-dosa]] manusia.<ref name="Wellem"></ref> Antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa terdapat jarak yang memisahkan.<ref name="Wellem"></ref> Jadi Kristus diutus untuk datang ke dunia, sehingga hubungan itu bisa dipulihkan.<ref name="Wellem"></ref> Makna Kristus sebagai Sang Pendamai dilalui dengan peristiwa penyalibannya di bukit Golgota.<ref name="Wellem"></ref> Dari peristiwa inilah Kristologi terkait pendamaian yang dilakukan Kristus di kayu [[salib]] dibicarakan.<ref name="Adiprasetya"> Joas Adiprasetya., Berdamai dengan Salib, Jakarta: Grafindo dan UPI [[STT Jakarta]], 2010</ref><ref name="Wellem"></ref>
 
=== Kristus Sang Pembebas ===
Kristus Sang Pembebas adalah makna yang selalu hadir terkait dengan penderitaan yang ingin dientaskan oleh Kristus.<ref name="Lane"></ref> Mulai dari istilah Mesias dalam Perjanjian Lama dan Kristus dalam Perjanjian Baru, selalu dikaitkan sebagai pembebas.<ref name="Lane"></ref> Kematian Kristus di kayu Salib adalah wujud tindakan Allah untuk menebus dosa manusia terkait akibat [[Dosa (Kristen)|dosa]] yaitu maut.<ref name="Lane"></ref><ref name="Winangun"></ref>
 
== Tokoh-tokoh Kristologi ==
Para pemikir yang menghuni pada 'ruang' pemikiran Kristologi ini sangat banyak, terbentang dari Bapa-bapa Gereja abad kedua, Abad ke empat, reformasi bahkan hingga sekarang.
=== [[Anselmus]] dari Cantebury ===
Anselmus adalah [[teolog]] dan [[filsuf]] yang hdiphidup pada [[Abad Pertengahan]].<ref name="Wellem">{{id}}F.D. Wellem., Riwayat Hidup Singkat tokoh-tokoh dalam [[Sejarah Gereja]], Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987</ref> Berasal dati [[Italia]], terkenal dengan pemikiran [[Skolastisisme]]nya. <ref name="Wellem"></ref> Karya yang paling terkenal berjudul ''[[Cur Deus Homo]]'' (Mengapa Allah menjadi Manusia)''.<ref name="Wellem"></ref>Di dalam konteks [[sosial|sosiologis]] [[feodalisme]], Anselmus menelaah mengapa Allah menjadi manusia dan harus mati untuk menyelamatkan kita? Sebabmanusia, dan mempertanyakan apakah tidak adalahada cara lain untuk meyelamatkan? .<ref name="Johnson">{{en}}</ref><ref name="Wellem"></ref> Menurut Anselmus, bahwa Yesus Kristus wafat untuk melakukan silih (ganti) atas [[Dosa (Kristen)|dosa]]; tanpa penyilihan itu tatanan alam semesta akan kacau balau untuk selamanya.<ref name="Johnson"></ref><ref name="Wellem"></ref> Dengan jalan itu, baik keadilan, [[rahmat|anugerah]] maupun kasih Allah dipenuhi dan disempurnakan.<ref name="Wellem"></ref> Anselmus memulai teologinya dari keyakinannya bahwa seseorang bisa berteologi hanya setelah dia beriman <ref name="Wellem"></ref> ''[[fides quarens intellectum]]''. Iman ini mencakup sikap iman ''fides qua creditur'' maupun isi iman ''fides quae creditur''. <ref name="Jurnal Filsafat">{{id}}Jurnal [[Filsafat]] Iman., Menguji Omongan Agama, Yogyakarta: Kanisisus, 1997</ref> Dengan demikian, obyek teologi sebenarnya adalah peristiwa perjumpaan dan komunikasi Allah dan manusia berlangsung melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus merupakan realitas dinamik yang terus berlangsung di seluruh [[sejarah Gereja]].<ref name="Jurnal Filsafat"></ref>
 
=== Thomas Aquinas (1225-1274) ===
''' [[Thomas Aquinas]]''' adalah tokoh [[Skolastisisme|Skolastik]] yang terbesar di abad pertengahan dari Italia.<ref name="Wellem"></ref> Ia adalah seorang Katolik yang saleh, mengenyam pendidikan di berbagai sekolah Katolik dan mengajar Filsafat dan Teologi di Paris.<ref name="Wellem"></ref> Pemikirannya tentang kodrat manusia adalah, bahwa manusia menjadi tidak sempurna ketika jatuh dalam [[Dosa (Kristen)|dosa]], dan diselamatkan Allah melalui rahmat adikodrati yang ditawarkan Gereja.<ref name="Wellem"></ref>
 
=== Martin Luther (1483-1546) ===
'''[[Martin Luther]]''' adalah seorang imam [[Katolik]] di Jerman pada era Reformasi Protestan, dialah yang membawa pembaharuan agama, sehingga Gereja Lutheran terbentuk.<ref name="Wellem"></ref> Ajarannya tentang Kristus adalah bahwa setiap orang Kristen tidak bebas dari Kristus, melainkan bebas dalam Kristus.<ref name="Wellem"></ref>
 
=== Yohanes Kalvin (1509-1564) ===
'''[[Yohanes Kalvin]]''' adalah seorang pemimpin reformasi gerejaProtestan di Swiss.<ref name="Wellem"></ref> Dia dilahirkan di kota Noyon, Perancis. Dia ahli [[hukum]] dan teologi, dia banyak membantu gereja di [[Jenewa]] ketika reformasi, dia djuga dikenal dalam sumbangannya terhadap pembaharuan Mazmur Jenewa.<ref name="Wellem"></ref> Seperti halnya Luther, dia mengajarkan bahwa manusia dibenarkan hanya oleh iman atau ''Sola Fide''.<ref name="Wellem"></ref> Keselamatan didapat dari Allah sebagai karunia di dalam Kristus.<ref name="Wellem"></ref>
 
Terkait dengan dalilnya dalam [[Trinitas]], yaitu Bahwa Allah Bapa sebagai asal perbuatan, Putera sebagai asal dari hikmat, maksud dan kehendak dan [[Roh Kudus]] sebagai kekuatan dan dorongan untuk berbuat..<ref name="Dankbaar"></ref> Tidak satu pun dari ketiga oknum ini bekerja sendirian.<ref name="Dankbaar"></ref>
Baris 139 ⟶ 135:
<ref name="Dankbaar"></ref>
 
PerbedannyaPerbedaannya dengan Luther adalah penghargaan terhadap kemanusaiaankemanusiaan Yesus itu, bahwa kehadiran-Nya dalam [[Perjamuan Kudus]] melalui secara[[transubstansiasi]] transubtansiasidianggapnya merendahkan kemanusiaan Kristus.<ref name="Dankbaar"></ref>
 
=== Karl Rahner (1904-1984) ===
'''Karl Rahner''' dilahirkan di keluarga Katolik Bavaria - Jerman Barat, terdidik dalam ketaatan.<ref name="Kilby">{{en}}Karen Kylbi., Karl Rahner - terjemahan, Yogyakarta: Kanisius, 2001</ref> Pada [[Perang Dunia II]] tidak dikenal, namun tahun 1960 pada [[Konsili Vatikan II]] menjadi pusat perhatian dalam teologi modern.<ref name="Kilby"></ref> Teologinya dianggap sebagai aliran neo-[[skolastisisme]] yang dipengaruhi Aquinas.<ref name="Kilby"></ref>
'''[[Karl Rahner]]''' dalam berkristologi ingin menekankan pada "sesuatu" yang berasal dari dialektis (perjumpaan) antara simbol dan penyimbolan, terkhusus pada simbol Yesus.<ref name="Clifford"></ref> Simbol menurut Rahner adalah "sesuatu yang menjadi perantara sesuatu lain dari dirinya sendiri.<ref, name="Clifford">{{en}}</ref> Petunjukpetunjuk penting adalah bahwa Yesus adalah benar-benar dari Allah untuk dunia.<ref name="Clifford"></ref> ''Kristologi [[Thomas Aquinas]]'' yang berpusat pada [[inkarnasi]] Allah pada diri Yesus.<ref name="Davies">{{en}}Brian Davies., The thought of Thomas Aquinas,New York: Oxford University Press, 1992</ref> [[Karl Rahner]] menyebutnya, Yesus sebagai "Tuhanku dan Allahku".<ref name="Davies"></ref> Melalui teori simbol (Yunani : ''σύμβολο'') bahwa melalui yang ada saat ini, maka kitaia merasa bisa mendapati yang lain.<ref name="Barth"></ref> Melalui kemanusiaan Kristus yang terbatas, kita mendapati Allah yang tak terbatas bisa didapat.<ref name="Kilby"></ref> Bagi Rahner, Kedatangan Kristus bukan karena semata-mata harus mengampuni dosa manusia, melainkan karena rahmat.<ref name="Barth"></ref> Seandainya [[Adam]] tidak berdosa, Rahner mengandaikan Kristus tetap akan datang kedunia, meninggal, dan bangkit kembali.<ref name="Barth"></ref> Rahner tidak menolak kenyataan atau daya tarik dosa dan kejahatan, ia juga tidak menyangkal bahwa inkarnasi, salib, dan kebangkitan kembali berkaitan dengan pengampunan dosa.<ref name="Kilby"></ref> Tetapi itu semua bukanlah pokok persoalannya; Kristus tidak bisa dilihat '''hanya''' sebagai obat bagi [[Dosa (Kristen)|dosa]]-dosa]] kitamanusia.<ref name="Barth"></ref> Dosa, seperti yang dilihat oleh Rahner, tidak bisa menjadi motor penggerak cerita tentang keterlibatan Allah dengan [[dunia]].<ref name="Kilby"></ref>
 
Kristologi Rahner sebenarnya bertolak dari [[Konsili Khalsedon]].<ref name="Kilby"></ref> Kristologi yang dirumuskan pada akhir masa perjuangan [[politik]], [[gereja]] sehingga dapat diterima sebagian besar perserta Konsili, di mana dalam [[Kristus]] ada kemanusiaan dan keilahian secara bersamaan.<ref name="Kilby"></ref> Kristus dan rahmat menjadi pemikiran yang cemerlangmendasar dari Karl Rahner, Allah bisa dilihat dari kemanusiaan Kristus dan bermula dari kemanusiaan 'kita'masing-masing orang.<ref name="Barth"></ref> Di sinilah perbedaan kristologinya dengan [[Karl Barth]].<ref name="Kilby"></ref> Menurut Barth, Allah tidak bisa dikenal dari sekadar membicarakan manusia.<ref name="Barth">{{en}} Karl Barth., ''The Word of God and The Word of Man'', USA: Peter Smith Publisher Inc 1958</ref>
 
=== Karl Barth (1886-1968) ===
Baris 153 ⟶ 149:
 
=== Gustavo Gutierrez ===
Gustavo Gutiérrez Merino, O.P. (lahir di Lima, Peru, 8 Juni 1928; umur 82 tahun) adalah seorang teolog Peru dan [[pastor|imam]] [[Dominikan]], Amerika Latin.<ref name="Lane">{{id}}Tony Lane., Runtut Pijar - Cet. 7, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007</ref> Dalam bukunya yang sangat terkenal ''[[Teologi Pembebasan]]'' terjemahan dari judul asli ''Liberation of Theology'' tahun 1971, dia meyatakan bahwa penindasan oleh [[kapitalisme]] harus dilawan.<ref name="Lane"></ref> Bagi dia, [[Amerika Latin]] lebih membutuhkan pembebasan dibanding pembangunan.<ref name="Lane"></ref> Kristus harus dimaknasi sebagai pembebas dari segala penindasan dan ketidakadilah yang sedang berlangsung.<ref name="Lane"></ref> Sebelum Gutierrez juga telah ada seorang [[martir]] yang menerbitkan buku yang isinya sangat kotroversi, yaitu [[Imam]] [[Columbia|Kolumbia]] Camillo Torres yang menyatakan bahwa "setiap orang [[Katolik]] yang tidak [[revolusi]]oner hidup dalam [[dosa]] dan layak dihukum mati".<ref name="Lane"></ref> Banyak buku-buku yang diterbitkan pada zaman Gutierrez ini bertema tentang pembebasan.<ref name="Lane"></ref>
 
Kristologi pembebasan memiliki landasan yang kuat berakar pada pemahaman bahwa Kristus adalah Sang pembebas.<ref name="Lane"></ref> Pembebasan tersebut dilihat sebagai wujud kesatuan dengan Yesus Kristus sebagai Pembebas, wujud penyembahan kepada Allah yang mendengarkan jeritan umat-Nya dan menghendaki keadilan.<ref name="Winangun">Y. W. Wartaya Winangun., Tanah sumber nilai hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2004</ref>
 
Teologi Guiterrez bisa kita lihatdilihat dalam salah satu kutipan berikut ini: <ref name="Winangun"></ref>
 
{{cquote|Berlaku adil berarti menjadi setia pada perjanjian. Kesetiaan berarti kekudusan. Keadilah dalam Kitab Suci adalah pengertian yang membawa bersama relasi dengan kaum miskin dan relasi dengan Allah. Hanya dalam jalan ini dicapai kekudusan. Setia pada perjanjian berarti mempraktekkan keadilan yang berlaku dalam tindakan Allah yang membebaskan kaum tertindas|4=[[Gustavo Guiterrez]]}}