Azahari Husin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
+ref, hapus pernyataan kontroversial tak ber-referensi
Baris 9:
 
==Pasca aksi-aksi terorisme==
Pada Juli 2004, Noordin dan Azahari lolos dari penyergapan yang dilakukan kepolisian di sebuah rumah sewaan di sebelah barat [[Jakarta]], di mana para ahli forensik kemudian menemukan sisa-sisa bahan peledak yang digunakan dalam [[Bom Kedubes Australia 2004]]. Para tetangga mendeskripsikan Azahari dan Noordin sebagai orang yang tertutup dan sebelum pengeboman melihat mereka memasukkan kotak-kotak yang berat ke dalam [[van]] yang sejenis dengan yang digunakan dalam pengeboman.<ref>[http://us.rediff.com/news/2005/oct/03bali1.htm?q=np&file=.htm http://us.rediff.com/news/2005/oct/03bali1.htm?q=np&file=.htm]</ref> Sebelumnya pada tahun [[2003]], mereka juga berhasil lolos dari penyergapan lainnya di [[Bandung]].
[http://us.rediff.com/news/2005/oct/03bali1.htm?q=np&file=.htm] Sebelumnya pada tahun [[2003]], mereka juga berhasil lolos dari penyergapan lainnya di [[Bandung]].
 
Keduanya adalah rekan dekat mantan ketua operasi Jemaah Islamiyah, [[Riduan Isamuddin]] (lebih dikenal dengan nama Hambali) yang ditangkap di [[Thailand]] pada tahun 2003. <ref>[http://us.rediff.com/news/2005/oct/03bali1.htm?q=np&file=.htm http://us.rediff.com/news/2005/oct/03bali1.htm?q=np&file=.htm]</ref> Setelah Hambali tertangkap, mereka beralih menuruti perintah pengganti Hambali bernama [[Dulmatin]] yang diyakini sedang bersembunyi di Filipina.
 
Sebelum Bom Marriott, Azahari diketahui pernah tinggal dengan [[Asmar Latin Sani]], yang disebut sebagai sang pengebom bunuh diri dalam peristiwa Marriott, di rumahnya di [[Bengkulu]]. <ref>[http://www.smh.com.au/articles/2004/09/09/1094530774504.html?from=storylhs http://www.smh.com.au/articles/2004/09/09/1094530774504.html?from=storylhs]</ref>
 
Pada tanggal [[9 November]] [[2005]], dilaporkan bahwa Azahari tewas meledakkan diri dalam sebuah penyergapan yang dilaksanakan kelompok [[Detasemen Khusus 88]] di [[Kota Batu]] karena ingin menghindar dari ditangkap oleh polisi. Harian ''The Star'' di Malaysia menyebut bahwa Azahari selalu mengenakan bom di seluruh tubuhnya sebagai persiapan jika akan tertangkap. <ref>[http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2005/11/10/nation/12557665&sec=nation http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2005/11/10/nation/12557665&sec=nation]</ref> Namun menurut versi Polri, Azahari mati ditembak anggota kepolisian, bukan meledakkan diri. Polisi kemudian memastikan identifikasi Azahari setelah dicocokkan dengan sidik jari dari kepolisian Indonesia dan [[Kepolisian Kerajaan Malaysia]]. Patut diduga bahwa Dr. Azahari adalah agen intelijen Malaysia.
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
==Pranala luar==