Kuma-kuma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menghapus Kategori:Tumbuhan; menambahkan Kategori:Iridaceae menggunakan HotCat
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up, removed: {{Link FA|en}}
Baris 19:
Bunga kuma-kuma memiliki tiga [[kepala putik]] (stigma) yang terletak [[Istilah lokasi anatomi|distal]] terhadap [[daun buah]]. Bagian [[tangkai putik]], yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering [[pengawetan makanan|dikeringkan]] dan disebut '''safron''' yang dipakai sebagai [[bumbu]] [[masakan]] dan [[bahan pewarna]].
 
Tanaman kuma-kuma berasal dari [[Asia Barat Daya]],<ref name="Hill_272">{{Harvnb|Hill|2004|p=272}}.</ref><ref name="Grigg_287">{{Harvnb|Grigg|1974|p=287}}.</ref> dan safron bertahan sebagai komoditas rempah menurut timbangan berat yang termahal di dunia selama beberapa dekade.<ref name="Rau_53Hill_272">{{Harvnb|RauHill|19692004|p=53272}}.</ref><ref name="Hill_272Rau_53">{{Harvnb|HillRau|20041969|p=27253}}.</ref> Tanaman ini pertama kali dibudidayakan di sekitar [[Yunani]].<ref name="McGee_422">{{Harvnb|McGee|2004|p=422}}.</ref>
 
Safron memiliki rasa khas sedikit pahit dan berbau harum seperti [[iodoform]] atau [[rumput kering]] yang disebabkan zat kimia bernama [[picrocrocin]] dan [[safranal]].<ref name="McGee_423">{{Harvnb|McGee|2004|p=423}}.</ref><ref name="Katzer_2001">{{Harvnb|Katzer|2001}}.</ref> Safron mengandung [[crocin]], salah satu bahan pewarna [[karotenoid]] yang membuat makanan menjadi [[kuning]] [[emas|keemasan]]. Warna kuning terang safron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di dunia. Dalam pengobatan tradisional, safron digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Baris 30:
| colspan="2" align="center" | '''Morfologi kuma-kuma'''
|- style="background:#FFFFFF; color:#111111;" align="center"
| colspan="2" | [[Berkas:Crocus_sativus_Crocus sativus -_Köhler–s_Medizinal Köhler–s Medizinal-Pflanzen-194.jpg|center|200px|''Crocus sativus'' (saffron crocus) ilustrasi botani dari buku ''Kohler's Medicinal Plants'' (1887).]]
|- bgcolor=#eeffee
| style="width:10px; height:10px; background:#ff4619;" | || &nbsp;→&nbsp; Kepala putik (stigma) (ujung [[pistil]])
Baris 41:
|}
 
Kuma-kuma hasil domestikasi ''C. sativus'' adalah [[tumbuhan tahunan]] (perenial) yang [[bunga|berbunga]] di [[musim gugur]]. Tanaman ini tidak tumbuh di alam bebas dan merupakan mutan [[poliploidi]] yang steril dari ''[[Crocus cartwrightianus]]'' asal Mediterania timur yang berbunga di musim gugur.<ref name="Deo_1">{{Harvnb|Deo|2003|p=1}}.</ref> Penelitian botani mengungkap ''C. cartwrightianus'' berasal dari pulau [[Kreta]], dan bukan dari [[Asia Tengah]] seperti yang dulu diperkirakan orang.<ref name="Katzer_2001">{{Harvnb|Katzer|2001}}.</ref> Kuma-kuma penghasil safron merupakan hasil [[seleksi buatan]] oleh pembudidaya yang menginginkan tangkai putik (stigma) yang panjang. Bunga kuma-kuma yang berwarna ungu tidak menghasilkan biji karena steril, dan reproduksi tanaman bergantung pada bantuan manusia. Setelah tanaman selesai berbunga, [[subang]] harus digali dan dipisah-pisahkan untuk musim tanam berikutnya. Subang juga hanya bertahan semusim dan membelah diri menjadi hingga 10 [[subang|anak subang]] untuk kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.<ref name="Deo_1">{{Harvnb|Deo|2003|p=1}}.</ref> Subang berbentuk globular (seperti bawang), berdiameter 4,5 &nbsp;cm, dan diselubungi serat yang saling bersilangan di bagian luar.
 
Setelah mengalami periode [[estivasi]] di musim panas, dari subang muncul sekitar 5–11 helai daun hijau ramping yang tumbuh ke atas. Panjang helai daun bisa mencapai 40 &nbsp;cm. Di musim gugur keluar kuncup bunga berwarna ungu. Kuma-kuma baru berbunga di bulan Oktober setelah sebagian besar tumbuhan berbunga sudah menghasilkan biji. Bunga berwarna cemerlang, mulai dari warna ungu terang hingga ungu bernuasa merah jambu.<ref name="Willard_3">{{Harvnb|Willard|2001|p=3}}.</ref> Sewaktu berbunga, tinggi tanaman rata-rata adalah 30 &nbsp;cm.<ref name="DPIWE_2005">{{Harvnb|DPIWE|2005}}.</ref> Dari dalam bunga keluar tiga tangkai putik yang di ujungnya terdapat kepala putik berwarna merah tua berukuran panjang 25–30&nbsp;mm..<ref name="Deo_1">{{Harvnb|Deo|2003|p=1}}.</ref>
 
== Budidaya ==
[[Berkas:Crocus sativus2.jpg|thumb|right|200px|Bunga kuma-kuma di [[Prefektur Osaka]], [[Jepang]]]]
 
Kuma-kuma tumbuh subur di iklim yang mirip dengan [[Maquis shrubland]] di Mediterania atau [[kaparal]] di Amerika Utara, dengan angin musim panas yang kering berhembus melewati tanah kering atau semi kering. Walaupun demikian, tanaman bisa bertahan dalam musim dingin yang membeku, tahan terhadap [[embun beku]] sampai kira-kira −10&nbsp;°C atau tertutup salju untuk sementara waktu.<ref name="Willard_2-3Deo_1">{{Harvnb|WillardDeo|20012003|ppp=2-31}}.</ref><ref name="Deo_1Willard_2-3">{{Harvnb|DeoWillard|20032001|ppp=12-3}}.</ref>
 
Bila tidak ditanam di wilayah beriklim basah seperti di Kashmir (tempat dengan rata-rata curah hujan per tahun 1.000–1.500&nbsp;mm), kuma-kuma perlu dibuatkan irigasi. Penanaman kuma-kuma di wilayah yang kurang curah hujan seperti di Yunani (curah hujan per tahun 500&nbsp;mm) dan Spanyol (400&nbsp;mm) menggunakan sistem irigasi.
Baris 77:
Tanaman tumbuh subur di tempat yang banyak terkena sinar matahari, dan tidak tumbuh dengan baik di tempat yang teduh. Kuma-kuma sebaiknya ditanam di tanah yang memiliki kemiringan sehingga bisa banyak mendapat sinar matahari. Di belahan bumi utara, waktu penanaman yang terbaik di bulan Juni. Subang ditanam di dalam tanah sekitar 7–15&nbsp;cm. Selain iklim, kedalaman dan jarak sewaktu menanam subang sangat berpengaruh pada hasil panen. Subang yang ditanam lebih dalam menghasilkan safron kualitas tinggi, tapi bunga dan anak subang yang dihasilkan lebih sedikit. Petani Italia meningkatkan produksi tangkai putik dengan menanam subang sedalam 15&nbsp;cm dalam deretan yang terpisah 2–3&nbsp;cm. Bila ingin meningkatkan subang dan produksi bunga, subang ditanam dengan kedalaman 8–10&nbsp;cm. Petani Yunani, Moroko, dan Spanyol juga masing-masing memiliki teori sendiri tentang kedalaman subang sewaktu ditanam yang disesuaikan dengan iklim setempat.<ref name="Deo_2">{{Harvnb|Deo|2003|p=2}}.</ref>
 
Kuma-kuma tumbuh subur di tanah yang gembur, cukup mendapat air, dan tanah berkapur dengan kandungan bahan organik tinggi. Tanaman biasanya ditanam di atas bedengan dengan selokan kecil di sekelilingnya untuk saluran drainase. Kandungan organik tanah biasanya bisa ditingkatkan dengan penambahan sekitar 20–30&nbsp;ton pupuk kandang per [[hektare]]. Setelah itu, subang bisa langsung ditanam tanpa pemupukan lebih lanjut.<ref name="Deo_3">{{Harvnb|Deo|2003|p=3}}.</ref>
 
Setelah masa dorman sepanjang musim panas, helai daun yang ramping keluar dari subang dan kuncup bunga mulai tampak di awal musim gugur. Bunga mulai mekar sekitar pertengahan musim gugur. Pemetikan bunga harus dilakukan segera setelah bunga mekar di waktu fajar menyingsing, karena bunga cepat menjadi layu.<ref name="Willard_3-4">{{Harvnb|Willard|2001|pp=3-4}}.</ref>
 
Selanjutnya, kuma-kuma terus berbunga selama 1—2 minggu<ref name="Willard_4">{{Harvnb|Willard|2001|p=4}}.</ref> Sekitar 150 kuntum bunga bisa menghasilkan 1&nbsp;[[gram]] safron kering. Berdasarkan perhitungan ini, 1&nbsp;[[kilogram]] bunga diperlukan untuk menghasilkan 12&nbsp;gram safron kering (72&nbsp;gram sewaktu baru dipanen). Sekuntum bunga yang baru dipetik rata-rata menghasilkan 0,03&nbsp;gram safron segar, atau 0,007&nbsp;gram safron kering.<ref name="Deo_3">{{Harvnb|Deo|2003|p=3}}.</ref>
Baris 105:
|}
 
Safron mengandung lebih dari 150 senyawa volatil (mudah menguap) penghasil aroma ditambah berbagai senyawa aktif nonvolatil (tidak mudah menguap),<ref name="Abdullaev_1">{{Harvnb|Abdullaev|2002|p=1}}.</ref> dan banyak di antaranya merupakan karotenoid, termasuk [[zeaksantin]], [[likopena]], dan berbagai α- dan β-[[karoten]]. Warna kuning oranye keemasan pada safron berasal dari α-crocin yang merupakan [[ester]] trans-[[crocetin]] di-(β-D-[[gentiobiosa|gentiobiosyl]]) ([[nama sistematik]] ([[IUPAC]]): 8,8-diapo-8,8-carotenoic acid). Sedangkan crocin yang menjadi sumber aroma safron adalah ester digentiobiosa dari crocetin.<ref name="Abdullaev_1">{{Harvnb|Abdullaev|2002|p=1}}.</ref>
 
Crocin adalah serangkaian karotenoid yang bersifat [[hidrofilik]] (menarik air), dan bisa terdiri dari ester poliena dari crocetin yang [[glikosil|monoglikosil]] atau diglikosil.<ref name="Abdullaev_1">{{Harvnb|Abdullaev|2002|p=1}}.</ref> Crocetin sebaliknya merupakan [[poliena]] [[sistem konjugasi|terkonjugasi]] [[asam karboksilat|asam dikarboksilat]] yang bersifat [[hidrofilik|hidrofobik]] (tidak suka air) sehingga larut dalam minyak.
Baris 178:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Cueilleuse_de_safranCueilleuse de safran,_fresque fresque,_Akrotiri Akrotiri,_Grèce Grèce.jpg|thumb|left|200px|"Pengumpul safron", salah satu [[fresko]] tentang safron di situs Akrotiti, pulau [[Santorini]] ]]
 
Safron sudah dibudidayakan lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Tanaman safron yang dibudidayakan orang sekarang ini berasal dari spesies ''Crocus cartwrightianus'' yang berasal dari alam bebas. Spesies ''C. sativus'' yang muncul di akhir [[zaman perunggu]] di pulau [[Kreta]] adalah mutan steril dari ''C. cartwrightianus'', akibat seleksi yang dilakukan petani dengan hanya menanam tanaman safron yang memiliki tangkai putik yang panjang.<ref name="Goyns_1">{{Harvnb|Goyns|1999|p=1}}.</ref> Safron pertama kali dicatat dalam naskah botani asal abad ke-7 [[SM]] yang dikumpulkan atas perintah [[Ashurbanipal]]. Sejak itu selama 4.000, safron terus disebut-sebut orang sebagai obat yang bisa mengobati lebih dari 90 jenis penyakit.<ref name="Honan_2004">{{Harvnb|Honan|2004}}.</ref>
 
=== Mediterania ===
Penggunaan safron dalam ilmu pengobatan sudah digambarkan pada [[fresko]] di istana [[Kebudayaan Minoa|orang Minoa]] asal tahun 1500–1600 SM.<ref name="FerrenceHonan_2004">{{Harvnb|FerrenceHonan|2004|p=1}}.</ref><ref name="Honan_2004Ferrence">{{Harvnb|HonanFerrence|2004|p=1}}.</ref>
 
Selanjutnya, safron disebut-sebut dalam legenda Yunani tentang pelayaran ke [[Kilikia]]. Para petualang pergi untuk menemukan safron paling berharga di dunia.<ref name="Willard_2-3">{{Harvnb|Willard|2001|pp=2-3}}.</ref> Legenda lain tentang Crocus dan Smilax mengisahkan Crocus yang disihir menjadi tanaman kuma-kuma penghasil safron.<ref name="Willard_2">{{Harvnb|Willard|2001|p=2}}.</ref> Safron banyak digunakan orang Mediterania pada zaman kuno, termasuk pedagang minyak wangi di [[Mesir]], dokter di [[Gaza]], orang kota di [[Rhodes]],<ref name="Willard_58">{{Harvnb|Willard|2001|p=58}}.</ref> dan wanita penghibur (''[[hetaerae]]'') di Yunani sebagai bahan campuran [[parfum]], obat [[salep]],<ref name="Willard_41">{{Harvnb|Willard|2001|p=41}}.</ref> [[potpuri]], [[maskara]], [[sesajen]], dan [[obat tradisional]].<ref name="Willard_41">{{Harvnb|Willard|2001|p=41}}.</ref>
Baris 192:
[[Berkas:Gomateswara.jpg|thumb|left|200px| Patung [[Gomateshwara]] [[Bahubali]] setinggi 17,8 m di [[Shravanabelagola]], [[India]] yang dilumuri safron setiap 12 tahun sekali oleh penganut [[Jainisme]] pada festival [[Mahamastakabhisheka]] ]]
 
Orang zaman purba asal 50.000 tahun yang lalu sudah menggunakan pigmen pewarna dari safron untuk menggambar binatang buas di tempat yang sekarang dikenal sebagai [[Irak]].<ref name="Willard_2">{{Harvnb|Willard|2001|p=2}}.</ref><ref name="Humphries_20">{{Harvnb|Humphries|1998|p=20}}.</ref> Orang Sumeria juga menggunakan safron yang tumbuh liar untuk pengobatan tradisional.<ref name="Willard_12">{{Harvnb|Willard|2001|p=12}}.</ref> Safron sudah menjadi komoditas perdagangan dalam kebudayaan orang Minoa sekitar 2.000 tahun SM. Safron juga disebut dalam [[Kitab Kidung Agung]]<ref name="Humphries_19">{{Harvnb|Humphries|1998|p=19}}.</ref>
 
Di abad ke-10 SM, orang Persia kuno sudah membudidayakan safron Persia (''Crocus sativus'' 'Hausknechtii') di Derbena, [[Isfahan]], dan [[Khorasan]] untuk digunakan sebagai bahan pewarna kain, parfum, obat, dan sejenis sabun<ref name="Willard_17-18">{{Harvnb|Willard|2001|pp=17-18}}.</ref> Selain itu, benang safron dicampur ke dalam tenunan <ref name="Willard_2">{{Harvnb|Willard|2001|p=2}}.</ref> untuk dijadikan barang persembahan untuk dewa.
Baris 198:
Safron juga disebarkan di atas tempat tidur atau dicampurkan ke dalam teh hangat sebagai obat gejala depresi. [[Alexander Agung]] mencampurkan safron dalam minuman, makanan, air mandi, dan bahkan sebagai obat untuk luka yang diderita akibat pertempuran. Pasukan yang dipimpinnya juga ikut-ikutan sebagai pengguna safron dan kebiasaan mencampur safron ke dalam air mandi ikut dibawa pulang ke Yunani.<ref name="Willard_54-55">{{Harvnb|Willard|2001|pp=54-55}}.</ref>
 
Beberapa teori memperkirakan saat orang [[Asia Selatan]] mulai mengenal safron, tapi diwarnai ketidakcocokan. Menurut catatan sejarah orang [[Kashmir]] dan orang [[Tiongkok]], safron baru dikenal sejak 900–2.500 tahun yang lalu.<ref name="Lak_1998b">{{Harvnb|Lak|1998b}}.</ref><ref name="Fotedar_128">{{Harvnb|Fotedar|1998-1999|p=128}}.</ref><ref name="Dalby_2002_95">{{Harvnb|Dalby|2002|p=95}}.</ref> Sebaliknya sejarawan yang mempelajari naskah Persia kuno, safron mulai dikenal di Asia Selatan sekitar 500 SM,<ref name="McGee_422">{{Harvnb|McGee|2004|p=422}}.</ref> berdasarkan bukti orang Persia sudah memindahkan subang ke taman dan kebun yang baru di sekitar zaman itu<ref name="Dalby_2003_256">{{Harvnb|Dalby|2003|p=256}}.</ref>, serta invasi Persia dan kolonisasi Kashmir. Orang Fenisia memasarkan safron asal Kashmir sebagai bahan pewarna kain dan obat depresi.<ref name="Willard_41">{{Harvnb|Willard|2001|p=41}}.</ref> Sejak itu, penggunaan safron pada makanan dan bahan pencelup kain menyebar ke seluruh Asia Selatan. Setelah wafatnya [[Siddharta Gautama]], pendeta Buddha di India mulai memakai jubah yang diwarnai dengan safron.<ref name="Tarvand_2005">{{Harvnb|Tarvand|2005}}.</ref>
 
Catatan tentang Tiongkok yang ditulis seorang penulis Armenia [[Anania dari Shirak]] dari abad ke-7 mengisahkan "safron dalam jumlah tidak terbatas terdapat di sana, sampai-sampai kalau ada orang yang pergi berburu menunggang kuda putih, dan berpakaian putih sambil membawa [[alap-alap]] putih, orang itu sewaktu pulang akan berlumuran warna kuning."[http://rbedrosian.com/china.htm] Selain itu, safron juga disebut-sebut dalam naskah pengobatan kuno Tiongkok, termasuk di dalam [[farmacopeia]] 42 jilid berjudul ''Shennong Bencaojing'' (神農本草經 — "Shennong's Great Herbal", dikenal juga sebagai ''Pen Ts'ao'' atau ''Pun Tsao'') terbitan 200-300 SM<!--From Hayes 2001 (needs to be further verified): around 2735 BC-->. <!--From Hayes 2001: Written by--> Naskah ini disebut sebagai karya Kaisar [[Shennong]] dan mendokumentasikan 252 ramuan obat berdasarkan [[fitokimia]] untuk berbagai penyakit.<ref name="Hayes_6Tarvand_2005">{{Harvnb|HayesTarvand|2001|p=62005}}.</ref><ref name="SNL_2005Hayes_6">{{Harvnb|Shen-Nong LimitedHayes|20052001|p=6}}.</ref><ref name="Tarvand_2005SNL_2005">{{Harvnb|TarvandShen-Nong Limited|2005}}.</ref>
 
Manuskrip yang ditulis di [[abad ke-3]] justru mencatat Kashmir sebagai tempat asal safron. Ahli pengobatan Tiongkok bernama Wan Zhen menulis "Safron berasal dari Kashmir, orang menanamnya di sana untuk dipersembahkan kepada sang Buddha." Penggunaan safron pada zaman itu ditulis Wan Zhen, "Bunga layu setelah beberapa hari, dan lalu safron diambil. Safron disukai karena warnanya yang kuning dan bisa digunakan untuk memberi aroma pada [[anggur (minuman)|anggur]]."<ref name="Dalby_2002_95">{{Harvnb|Dalby|2002|p=95}}.</ref>
 
=== Eropa ===
[[Berkas:Thomas_Becket_MurderThomas Becket Murder.JPG|thumb|right|200px|Lukisan dari [[abad ke-13]] menggambarkan peristiwa pembunuhan [[Uskup Agung Canterbury]] [[Thomas Becket]], salah satu contoh [[manuskrip berhias]] Eropa dari abad pertengahan yang menggunakan pigmen warna [[kuning]] dan [[oranye]] dari safron ]]
 
Budidaya safron di [[Eropa]] menurun drastis setelah kejatuhan Kekaisaran Romawi. Safron diintroduksi kembali ketika kebudayaan orang Moor menyebar ke [[Andalusia]], Perancis, dan Italia.<ref name="Willard_70">{{Harvnb|Willard|2001|p=70}}.</ref> Sewaktu Eropa dilanda pandemi [[Kematian Hitam]], permintaan obat-obatan berbahan baku safron meningkat drastis hingga harus diimpor dengan kapal orang Venesia dan Genoa dari wilayah Mediterania<ref name="Willard_99">{{Harvnb|Willard|2001|p=99}}, </ref> seperti dari [[Rhodes]].
 
Pencurian muatan kapal oleh kalangan bangsawan memicu "Perang Safron" yang berlangsung selama 14 minggu.<ref name="Willard_99">{{Harvnb|Willard|2001|p=99}}.</ref> Kekuatiran terganggunya pasokan safron akibat ulah bajak laut mendorong penanaman safron di [[Basel]] dan ternyata tumbuh subur<ref name="Willard_101">{{Harvnb|Willard|2001|p=101}}.</ref> Penanaman dan perdagangan safron kemudian menyebar ke [[Nuremberg]]. Pemerintah Nuremberg sampai harus mengeluarkan hukum ''Safranschou'' yang mengatur perdagangan safron akibat ulah pedagang yang ingin meraih untung dengan memalsukan safron atau mencampur safron dengan bahan lain. Pedagang yang melanggar bisa didenda, atau dipenjara, dengan ancaman maksimal hukuman mati<ref name="Willard_103-104">{{Harvnb|Willard|2001|pp=103-104}}.</ref> Tidak lama kemudian, budidaya safron menyebar ke Inggris, khususnya di [[Norfolk]] dan [[Suffolk]]. Salah satu kota di [[Essex]] yang dinamakan [[Saffron Walden]] merupakan pusat penanaman dan perdagangan safron nomor satu di Inggris. Penanaman dan penggunaan safron di Eropa baru mengalami kemunduran setelah Eropa dibanjiri rempah-rempah eksotik dari belahan dunia bagian Timur, seperti [[kakao]], [[kopi]], [[teh]], dan [[vanili]].<ref name="Willard_117">{{Harvnb|Willard|2001|p=117}}.</ref><ref name="Willard_132-133">{{Harvnb|Willard|2001|pp=132-133}}.</ref> Penanaman safron hanya bertahan di Perancis selatan, Italia, dan Spanyol.<ref name="Willard_133">{{Harvnb|Willard|2001|p=133}}.</ref>
Baris 216:
[[Berkas:ValencianPaella.jpg|thumb|left|200px|Wajan berisi [[paella]], masakan nasi khas Spanyol yang berwarna kuning cerah karena safron]].
 
Bagi penggemar safron, safron memiliki aroma bagaikan madu dengan sedikit nuansa harum jerami. Masakan [[makanan Arab|Arab]], [[makanan India|India]], [[makanan Asia|Asia]] Tengah, [[masakan Iran|Iran]], [[makanan Eropa|Eropa]], [[masakan Maroko|Maroko]], dan [[Cornwall|masakan orang Cornish]] sering menggunakan safron sebagai pewarna makanan sekaligus penambah aroma. Safron juga sering digunakan pada kue-kue, permen, dan minuman keras. Bunga [[safflower]] (''Carthamus tinctorius'') yang dijual dengan nama "safron Portugis" (assafroa) dan [[kunyit]] sering digunakan sebagai pengganti safron yang berharga mahal. Ilmu kedokteran modern berhasil mengungkap berbagai khasiat safron, seperti [[antikarsinogenik]] (pencegah [[kanker]]),<ref name="Abdullaev_1">{{Harvnb|Abdullaev|2002|p=1}}.</ref> anti-mutagenik (pencegah mutasi), immunomodulasi (memperbaiki sistem imun), dan [[antioksidan]]<ref name="Assimopoulou_2005Abdullaev_1">{{Harvnb|AssimopoulouAbdullaev|20052002|p=1}}.</ref> <ref name="Abdullaev_1Assimopoulou_2005">{{Harvnb|AbdullaevAssimopoulou|20022005|p=1}}.</ref><ref name="Chang">{{Harvnb|Chang|Kuo|Wang|1964|p=1}}.</ref>
{| cellpadding="4" border="0" style="float: right; margin: 0em 0em 1em 1em; width: 300px; border: 1px #bbbbbb solid; border-collapse: collapse; font-size: 85%;"
|- bgcolor=#ff8888
Baris 243:
 
== Kultivar ==
[[Berkas:Iran saffron threads.jpg|thumb|left|200px|Safron dari Iran ]]
Di seluruh dunia terdapat beberapa [[kultivar]] tanaman safron. Kultivar asal Spanyol dengan merek dagang "Spanish Superior" and "Creme" terkenal dengan warna, rasa, dan aroma yang lebih lembut. Safron yang ditanam di Italia memiliki warna, rasa, dan aroma yang lebih tajam, tapi masih kalah dengan kultivar asal Yunani Makedonia, Iran, dan Kashmir.
[[Berkas:Red-crocus-thread-greek-v2.jpg|thumb|right|200px|Tampak dari dekat tangkai putik bunga kuma-kuma yang sudah dikeringkan (panjang sekitar 20 mm.]]
Kultivar "Aquila" (''zafferano dell'Aquila'') asal Italia terkenal dengan safron berwarna terang dan bau yang tajam karena kandungan safranal dan crocin yang tinggi. Safron jenis ini hanya ditanam di lahan seluas 8 hektare di Lembah Navelli, wilayah [[Abruzzo]], dekat [[L'Aquila]].
 
Sentra penanaman safron terbesar di Italia terdapat di San Gavino Monreale, [[Sardinia]]. Di daerah ini, safron ditanam di lahan seluas 40 hektare dan menghasilkan 60% dari total produksi safron Italia. Safron asal San Gavino Monreale memiliki kandungan crocin, picrocrocin, dan safranal yang sangat tinggi.
Baris 274:
Mutu safron ditentukan berdasarkan pengukuran kadar crocin (warna), picrocrocin (rasa), dan safranal (aroma). Pengukuran lain termasuk kandungan limbah bunga (seperti bagian bunga selain tangkai putik) dan bahan inorganik. Standar mutu safron ditetapkan [[International Organization for Standardization]] dalam ISO 3632 yang menggolongkan safron ke dalam empat tingkatan mutu yang ditentukan secara empiris berdasarkan intensitas warna: kelas IV (terburuk), kelas III, kelas II, dan kelas I (kualitas terbaik). Sampel safron dikelas-kelaskan setelah diperiksa kandungan crocin berdasarkan tingkat [[absorbansi]] dengan menggunakan [[spektroskopi]]. Absorbansi menurut [[Hukum Beer-Lambert]] dituliskan sebagai <math>A_\lambda = -\log(I/I_0)</math>
 
Pada safron, absorbansi ditentukan berdasarkan [[foton]] spesifik crocin yang memiliki panjang gelombang 440 [[nanometer|nm]].<ref name="Tarvand_2005b"> {{Harvnb|Tarvand|2005b}}.</ref> Nilai absorbansi (<math>A_\lambda</math>) yang besar menyatakan tingkat konsentrasi crocin yang tinggi sekaligus intensitas pewarnaan yang tinggi. Data ini berdasarkan pengukuran [[spektrofotometri]] di berbagai laboratorium pengujian bersertifikasi di seluruh dunia. Mutu warna berkisar dari nilai absorbansi kurang dari 80 (safron kelas IV) hingga nilai absorbansi 190 atau lebih (safron kelas I). Sampel safron terbaik di dunia (berisi tangkai putik terpilih yang diambil dari bunga terbaik) memiliki nilai absorbansi di atas 250. Harga pasar berbagai jenis safron secara langsung ditentukan sesuai nilai ISO.<ref name="Tarvand_2005b"> {{Harvnb|Tarvand|2005b}}.</ref> Walaupun demikian, petani, pedagang, dan konsumen sering menolak hasil tes laboratorium karena lebih percaya pada metode holistik dengan mengambil sampel dari ''batch'' tangkai putik untuk memeriksa rasa, aroma, kelemasan, dan ciri khas lain seperti yang dilakukan pencicip [[anggur (minuman)|anggur]].<ref name="Hill_274">{{Harvnb|Hill|2004|p=274}}.</ref>
 
{| cellpadding="1" border="0" style="float: right; margin: 0em 0em 1em 1em; width: 160px; border: 1px #bbbbbb solid; border-collapse: collapse; font-size: 85%;"
Baris 295:
|}
 
Walaupun sudah ada pengendalian kualitas dan standarisasi, pemalsuan mutu safron berjalan terus sejak abad pertengahan di Eropa hingga sekarang. Metode pemalsuan yang paling umum di antaranya dengan mencampur bahan pengisi seperti umbi [[Bit (tanaman)|bit]], serat buah [[delima]], serat [[sutera]] yang disepuh merah, atau tangkai putik berwarna kuning yang tanpa rasa dan tanpa bau. Cara klasik untuk menambah berat safron yang belum digiling adalah dengan mencelupkannya ke dalam madu atau minyak sayur. Dibandingkan safron yang belum digiling, safron bubuk justru lebih mudah dipalsukan kemurniannya dengan campuran [[kunyit]], [[paprika]], dan bahan pengisi lain. Pemalsuan juga dilakukan dengan memasang label yang tidak sesuai dengan mutu safron.<ref name="Tarvand_2005">{{Harvnb|Tarvand|2005}}.</ref>
 
Di India, safron Kashmir bermutu tinggi sering dicampur dengan barang impor dari Iran dan kemudian dijual sebagai safron Kashmir asli.<ref name="ABC">{{Harvnb|Australian Broadcasting Corporation|2003}}.</ref><ref name="Hussain">{{Harvnb|Hussain|2005}}.</ref>
Baris 700:
[[Kategori:Artikel kelas-A bertopik biologi]]
 
{{Link FA|en}}
{{Link GA|fr}}
{{Link FA|af}}