Bahasa Gayo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 107.167.103.191 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 180.251.255.214
Baris 32:
Dalam pergaulan sehari-hari antar orang Gayo, bahasa ini berfungsi sebagai alat [[komunikasi]]. Meski terdapat adanya perbedaan dialek dan kosakata dalam bahasa Gayo seperti yang disebutkan sebelumnya (Gayo Lut, Gayo Deret, Gayo Lues, Lokop dan Kalul), namun perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan yang berarti dalam proses komunikasi antar penutur bahasa Gayo. Perbedaan dialek dan kosakata tersebut menjadi cerminan kayanya kandungan bahasa Gayo. Kedua, bahasa ini berfungsi sebagai [[bahasa pengantar]] terutama pada periode awal penyebaran [[Islam]] dan dalam dunia pendidikan. Dapat kita lihat pada saman, didong dan beberapa sastra lisan Gayo lainnya. Dengan demikian, proses peyampaian menjadi lebih efektif dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Di kota [[Takengon]] sendiri, yang multietnis dan multikultural, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar untuk berkomunikasi. Ketiga, sebagai identitas; melalui bahasa, kita dapat mengetahui kepribadian, identitas dan [[budaya]] bangsa lain, begitu juga halnya dengan bahasa Gayo. Pada akhirnya, keberadaan bahasa menjadikan penuturnya bangga akan kepemilikan bahasa yang bersangkutan. Demikian halnya bagi orang Gayo, bahasa Gayo menjadi kebanggaan tersendiri bagi para penuturnya.
 
== Contoh ==
* Contoh Percakapan perkenalan dalam bahasa Gayo:
 
* Basa Gayo = Bahasa Gayo
 
* Sa Geral ni Kam = Sapa nama Kamu
* Geralku Sejukliza = Nama saya Sejukliza
* sana këber? = Apa kabar?
* Këber jeroh = Kabar baik
Baris 44 ⟶ 40:
* Gëre ilen = Belum
* I Gayo ko taring i sihen? = Di Gayo kamu tinggal dimana?
* Aku taring i Lut Kucakpayakolak = Saya tinggal di Lutpayak Kucakkolak
* Selo gèh wè ku umahku? = Kapan dia datang ke rumah saya?
* Ama malè beluh ku Lingemedan serloni = Ayah akan pergi ke Lingemedan hari ini
* singah ku umah = Mampir ke rumah
* Barik selo ike ara masa = Kapan-kapan kalau ada waktu