Al-Hajjaj bin Yusuf: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Carriearchdale (bicara | kontrib)
k WPCleaner v1.33 - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Templat dengan kontrol karakter Unicode)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 62:
| footnotes =
}}
'''Al-Hajjaj bin Yusuf''' ({{lang-ar|: الحجاج بن يوسف}}, 661 M/ 40 H – 714 M/ 95 H) adalah penguasa, politisi, dan menteri pertahanan dari kekhilafahan [[Umayyah]]. Dia merupakan sosok yang kontroversial dan pelik dalam sejarah awal umat Islam. Dia dikenal sebagai seorang penguasa yang cerdas namun keras dan kejam. Disebutkan dia telah bertanggung jawab atas kematian ribuan jiwa. Namun ia juga dikenal sebagai orang yang menghormati Al-Qur'an dan berjasa dalam perluasan wilayah dinasti Umayyah. Dia meyakinkan Khalifah [[Abdul Malik bin Marwan]] untuk menggunakan mata uang khusus bagi dunia Islam. Hal yang memicu perang dengan Kekaisaran [[Byzantium]] di bawah kekuasaan [[Yustinianus II]]. Pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Leontios secara meyakinkan dapat dikalahkan pada pertempuran Sebastopolis tahun 692.
 
== Biografinya dalam catatan ulama ==
Imam [[Adz-Dzahabi]] berkata tentang Al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi:
{{quote|“Al-Hajjaj, Allah memusnahkannya di bulan Ramadhan tahun 95 Hijrah dalam keadaan tua, dan beliaudia adalah seorang yang zhalim, bengis, naashibi (pembenci [[Ahlul Bait]]), keji, suka menumpahkan darah, memiliki keberanian, kelancangan, tipu daya, dan kelicikan, kefasihan, ahli bahasa, dan kecintaan terhadap Al-Qur'an. Aku (Imam Adz-Dzahabi) telah menulis tentang sejarah hidupnya yang buruk dalam kitabku [[At-Tarikh al-Kabir]], mengenai pengepungannya terhadap [[Ibnu az-Zubair]] dan Ka’bah, serta perbuatannya melempar Ka’bah dengan manjaniq, penghinaannya terhadap penduduk Al-Haramain (dua tanah haram), penguasaannya terhadap Irak dan wilayah timur, semuanya selama 20 tahun. Juga peperangannya dengan Ibnul Asy’ats, sikapnya melambat-lambatkan menunaikan salat, sehingga Allah mematikannya, maka kami mencelanya, dan kami tidak mencintainya, sebaliknya kami membencinya karena Allah.”|[[Siyar A’lam An Nubala’]], 4/343}}
 
Al-Hafizh [[Ibnu Katsir]] menceritakan bahwa [[Umar bin Abdul Aziz]], yang kemudian menjadi [[khalifah]] beberapa tahun berikutnya, berkata: