Konferensi Waligereja Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q12492144
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia
Baris 9:
Setiap [[Uskup]], karena tahbisannya, dengan sendirinya menjadi bagian dari jajaran para Uskup sedunia (''Collegium Episcopale'') dan bersama dengan para uskup sedunia, di bawah pimpinan [[Paus (Katolik Roma)|Sri Paus]], bertanggungjawab atas seluruh Gereja Katolik.
 
Para Uskup dalam satu negara bersama-sama membentuk suatu wadah kerjasama yang dinamakan '''Konferensi Para Uskup'''. Di dalam wadah ini mereka bekerjasama merundingkan dan memutuskan sesuatu mengenai umat katolik di seluruh negara tersebut.
 
Seorang uskup adalah pimpinan Gereja setempat yang bernama keuskupan. Dengan demikian dia disebut juga Waligereja. Karena itu Konferensi para Uskup di Indonesia disebut [[Majelis Agung Waligereja Indonesia]] (MAWI) yang kemudian diubah menjadi '''Konferensi Waligereja Indonesia''' (KWI).
Baris 25:
; 1925
Sidang yang kedua diadakan pada tanggal 31 Agustus - 6 September 1925, juga di [[Jakarta]], di bawah pimpinan seorang utusan [[Paus Pius X]] yang bernama Mgr. B.Y. Gijlswijk, O.P., seorang Delegatus Apostolik di [[Afrika Selatan]]. Kecuali para Waligereja yang disebut di atas, peserta sidang ini sudah bertambah dengan Mgr. H. Smeetes, [[SCJ]] (Pref.Ap. Bengkulu), Mgr. Th. Herkenrat, S.S.C.C. (Pref.Ap. Pangkalpinang). Hadir juga Pater Th. De Backere, C.M., Pater Cl. Van de Pas, O.Carm., Pater Y. Hoederechts, S.J., sedang Pater H. Jansen, S.J. dan Pater Y. Van Baal, S.J. bertugas sebagai sekretaris.
Dalam sidang ini diputuskan untuk mengadakan sidang setiap lima tahun sekali.
 
; 1929
Sidang ketiga, 4-11 Juni 1929 di [[Muntilan]] (dihadiri oleh 10 Waligereja)
 
; 1934
Sidang keempat, 19-27 September 1934 di [[Girisonta]] (juga dihadiri oleh seorang pastor dari ''Centraal Missie Bureau'' atau Kantor Waligereja)
 
; 1939
Baris 37:
 
; 1940-1953
Karena adanya perang, sidang para Waligereja Indonesia tidak dapat diadakan.
 
; 1954
Pada tanggal 26-30 April 1954 para Waligereja se-Jawa mengadakan pertemuan di Lawang. Di sana diungkapkan keinginan untuk mengadakan konferensi baru semua Waligereja. Sebuah rancangan anggaran dasar yang disusun oleh Mgr. W. Schoemaker M.S.C. (Uskup Purwokerto).
 
; 1955
Baris 49:
 
; 1960
Sesudah Indonesia merdeka jumlah orang Katolik Indonesia meningkat pesat. Sedemikian pesat perkembangan jemaah Katolik Indonesia, sehingga dalam sidang di Girisonta, Ungaran, Jawa Tengah (9-16 Mei 1960) para Uskup Indonesia menulis surat kepada Bapa Suci [[Yohanes XXIII]], memohon secara resmi agar beliaudia meresmikan berdirinya [[Hirarki Gereja]] di Indonesia. Maka dengan Dekrit '''"Quod Christus Adorandus"''' tertanggal [[3 Januari]] [[1961]] Paus Yohanes XXIII meresmikan berdirinya Hirarki Gereja di Indonesia.
 
; 1960-1970-an