Mahamoggallana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 16 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q379814
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (2)
Baris 1:
[[Berkas:Moggallana_Moggallana -_paranibbana paranibbana.jpg|thumb|250px|Lukisan dinding di sebuah vihara di [[Laos]].]]
'''Moggallana''' ([[bahasa Pali|Pali]]: ''Moggallāna''; [[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''Maudgalyayana''; [[Hanyu]]: 目連 ''Mulian''; [[Bahasa Jepang|Jepang]]: 目犍連 ''Mokuren''), dikenal juga dengan '''Mahamoggallāna''' atau '''Mahamaudgalyayana''', adalah salah satu murid terdekat [[Siddharta Gautama]] [[Buddha]]. di antara [[Arahat|Arahat-arahat]] terkenal seperti [[Subhuti]], [[Sariputta]] dan [[Mahakasyapa]], ia dianggap sebagai murid terkemuka kedua Sang Buddha, bersama dengan Sariputta.
 
Moggallana merupakan murid Sang Buddha yang memiliki kemampuan tersakti dibandingkan dengan murid-murid lainnya. Kemampuan yang dimiliki termasuk kemampuan membaca pikiran guna mengetahui kebohongan dari kebenaran, keluar dari tubuh fisiknya dan mengunjungi berbagai alam keberadaan, berbicara dengan para arwah dan dewa-dewa. Ia juga dapat melakukan hal-hal seperti berjalan menembus tembok, berjalan di atas air, terbang di udara, dan bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. <ref> Culatanhasankhaya Sutta </ref>
 
Berbagai [[Sutta]] dalam [[Tipitaka]] menunjukkan bahwa Moggalla berbicara dengan arwah orang yang telah meninggal guna menjelaskan kepada mereka keadaan mengerikan yang mereka alami dan memberikan pengertian akan kesusahan mereka sendiri, sehingga mereka dapat terbebaskan atau menerima hal tersebut. Moggallana juga dapat menggunakan kemampuan membaca pikiran guna memberikan pendapat yang baik dan sesuai kepada murid-muridnya, sehingga mereka meraih hasil dengan segera.
 
== Menemukan ajaran ==
 
Moggallana yang bersahabat karib dengan Sariputta sejak masa kecil memulai masa pencarian spiritual mereka selama bertahun-tahun. Karena pencarian yang dilakukan mereka secara bersama-sama tidak membuahkan hasil, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi mencari ajaran yang tepat secara terpisah dan saling berjanji untuk mengabarkan satu sama lain barang siapa yang terlebih dahulu menemukan ajaran akan segera memberitahukannya pada yang lain. Pada kesempatan ini, Moggallan tidak cukup beruntung untuk bertemu dengan pertapa Assaji. Sariputta lah yang terlebih dahulu menemukan pertapa Assaji dan berhasil mencapai tahapan pemasuk arus (Sotapatti). Segera setelah Sariputta menemukan ajaran, beliaudia langsung mengabarkan pada Moggallana. Setelah Moggallana mendengar syair yang diulang kembali oleh Sariputta, beliaudia juga langsung mencapai tahapan pemasuk arus. Adapun syair terkenal pertapa Assaji adalah sebagai berikut:
 
"Dari segala hal yang timbul karena suatu kondisi, kondisinya telah diberitahukan oleh [[Tathagata]], dan juga pengakhirannya. Inilah yang diajarkan oleh Pertapa Agung (Buddha Gotama)."
 
Ini menggambarkan bahwa Sariputta mencapai tahapan pemasuk arus dari seorang [[Arahat]], sedangkan Moggallana mencapai tahapan pemasuk arus hanya melalui seorang umat awam biasa yakni sahabatnya sendiri. <ref> Riwayat Hidup Maha Moggallana. Oleh: Helmuth Hecker. Alih bahasa: Upa. Sasanasena Seng Hansen. Penerbit: Insight Vidyasena Production. </ref>
 
== Kematian: Karma seorang Arahat ==
Baris 20:
== Moggallana dalam Mahayana ==
 
[[Ullambana Sutta]] merupakan Sutra dari sekte [[Mahayana]] dimana Moggallana disebut. Sutra ini menuliskan topik mengenai sikap baik kepada orang tua, dan merupakan khotbah [[Shakyamuni Buddha]] kepada Moggallana. Di [[Jepang]], Ullambana merupakan dasar berdirinya sekte [[Obon]], yang memiliki kesamaan terhadap pemahaman [[Konfusianisme]] dan [[Neo-Konfusianisme]] mengenai penyembahan kepada para leluhur. Oleh karena hal inilah Ullambana seringkali menjadi bahan kritikan, dan sering juga disebut tidak otentik karena ajaran Konfusianisme seringkali tidak sesuai dengan Ajaran [[Sang Buddha]].
 
Pada [[Sutra Teratai]] Bab VI (Ramalan tenang Yang Akan Terjadi), Sang Buddha meramalkan pencerahan murid-muridnya.