Teuku Jacob: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: Beliau → Dia (2)
Baris 29:
}}
 
'''Prof. Dr. Teuku Jacob''' ({{lahirmati|[[Peureulak]], [[Aceh Timur]]|6|12|1929|[[Yogyakarta]]|17|10|2007}}) adalah [[guru besar]] emeritus dalam bidang [[antropologi]] ragawi [[Universitas Gajah Mada]] (UGM). Ia dikenal sebagai peneliti berbagai [[fosil]] yang ditemukan di berbagai tempat di [[Pulau Jawa]]. Menjelang akhir hidupnya, ia sempat menghebohkan kalangan antropologi atas kritiknya terhadap asal usul ''[[Homo floresiensis]]''. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang [[ilmuwan]] yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai [[surat kabar]], dan [[jurnal]]. BeliauDia merupakan bapak [[paleoantropologi]] Indonesia.
 
== Kehidupan ==
Prof. Dr. Teuku Jacob ialah putra bungsu dari tiga bersaudara, anak dari Teuku Sulaiman, Jacob tamat SMA di Banda Aceh, 1949 dan Lulus FK UGM, 1956, kemudian ia belajar di Universitas Amerika, Washington DC, tetapi mengambil gelar doktor di Rijksuniversiteit, Utrecht, Negeri Belanda, 1970. Di dua perguruan tinggi ini, Jacob dibimbing dua arkeolog ternama yakni Prof. Dr. W. Montague Cobb, dan Prof. Dr. [[G.H.R. Koenigswald]].
 
Gagasannya di bidang pendidikan terasa orisinil. Misalnya, ia pernah melempar gagasan untuk menerima lulusan SMA IPS di fakultas kedokteran. Ia juga gusar melihat sebagian besar insinyur bekerja di kota. ‘’Kalau dokter bisa menjadi dokter [[Inpres]], mengapa insinyur tidak,’’ katanya.Tetapi, memenuhi harapan Menteri P & K untuk mencetak kader penerus kegiatan bidang ilmu yang digelutinya, ia malah merasa sulit. Orang tidak banyak tertarik bidang ini karena hasilnya tidak langsung dirasakan. Lagi pula, bidang ini erat berkaitan dengan antardisiplin: ilmu [[kedokteran]], [[biologi]], kedokteran gigi, [[arkeologi]], dan [[antropologi budaya]]. ‘’Menyiapkan program pendidikannya pun menjadi susah,’’ ujarnya.
Baris 42:
Tidak selamanya serius, Jacob juga suka berkelakar. ‘’Orang bisa memancarkan wibawanya lewat berbusana bersih, rapi, dan wangi,’’ katanya. Tetapi, ‘’Di dunia kami lain. Semakin kumal baju yang dikenakan seorang peneliti, apalagi kalau ada lubang di sana-sini, ia akan semakin tampak berwibawa, dan lebih dihormati.
 
Mantan guru besar emeritus dan antropolog ragawi [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Ia sempat menghebohkan dengan penemuannya mengenai kontroversi keberadaan manusia [[Flores]]. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang tekun pada bidangnya dan menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai surat kabar dan jurnal. BeliauDia merupakan putera [[Aceh]] yang diakui sebagai ilmuwan [[antropologi]] internasional.
 
== Pendidikan ==
Baris 86:
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Universitas Gadjah Mada#Rektor|Rektor Universitas Gadjah Mada]] | tahun = [[1981]] - [[1986]] | pendahulu = [[Sukadji Ranuwihardjo|Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, MA]]| pengganti =[[Koesnadi Hardjasoemantri|Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH,ML]]}}
{{Kotak_selesai}}
 
{{DEFAULTSORT:Jacob, Teuku}}
 
{{lifetime|1929|2007|}}
 
{{DEFAULTSORT:Jacob, Teuku}}
[[Kategori:Antropolog Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[CategoryKategori:Tokoh dari Aceh Timur]]
[[Kategori:Rektor Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Universitas Gadjah Mada]]