Ramayana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hiro Hamada 1 (bicara | kontrib)
Menolak 3 perubahan teks terakhir (oleh 203.112.87.138) dan mengembalikan revisi 8151116 oleh Bonaditya: Terjadi Pengosongan Halaman
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (3), Beliau → Dia
Baris 64:
=== Prabu Dasarata dari Ayodhya ===
 
Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang [[Rama]] yang memerintah di [[Kerajaan Kosala]], di sebelah utara [[Sungai Gangga]], ibukotanya [[Ayodhya]]. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu [[Dasarata]] yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: [[Kosalya]], [[Kekayi]], dan [[Sumitra]]. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang [[Rama]]. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang [[Bharata]]. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama [[Lakshmana]] dan [[Satrugna]]. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
 
Pada suatu hari, Resi [[Wiswamitra]] meminta bantuan Sang [[Rama]] untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para [[rakshasa]]. Setelah berunding dengan Prabu [[Dasarata]], Resi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan [[Lakshmana]] diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka melewati [[Mithila]], Sang [[Rama]] mengikuti sayembara yang diadakan Prabu [[Janaka]]. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi [[Sita|Sinta]], puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sinta, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke [[Ayodhya]].
Baris 93:
|-
| ''Sira ta Triwikrama pita, pinaka bapa, Bhaṭāra Wiṣḥnu mangjanma inakaning bhuwana kabèh, yatra dōnira nimittaning janma''
| BeliauDia ayah Sang Triwikrama, maksudnya ayah Bhatara Wisnu yang sedang menjelma akan menyelamatkan dunia seluruhnya. Demikian tujuan Sang Hyang Wisnu menjelma menjadi manusia.
|-
| ''Hana rājya tulya kèndran, kakwèhan sang mahārddhika suçila, ringayodhyā subbhagêng rāt, yeka kadhatwannirang nṛpati''
Baris 102:
|-
| ''Mahyun ta sira maputra, mānaka wetnyar waṛēg rikang wiçaya, malawas tan pānakatah, mahyun ta sirā gawe yajña''
| Timbullah niat Sri Baginda agar berputra, agar berputra karena sudah puas bercinta, namun lama nian beliaudia tidak berputra, lalu beliaudia berniat mengadakan ritual
|-
| ''Sakalī kāraṇa ginawe, āwāhana len pratiṣṭa ānnidhya, Parameçwara hinangēnangēn, umungu ring kuṇḍa bahni maya''
Baris 108:
|-
| ''Çeṣa mahārsī mamūjā, pūrnāhuti dibya pathya gandharasa, yata pinangan kinabehan, denira Dewi maharāja''
| Sisa sesaji yang dihaturkan oleh Sang Maha Pendeta, sesajen yang sempurna, santapan yang nikmat rasa serta baunya, itulah yang disantap oleh beliaudia, permaisuri Sri Baginda Raja
|-
| ''Ndata tīta kāla lunghā, mānak tā Sang Daçarathā sih, Sang Rāma nak matuha, i sira mahādewī Kauçalya''
Baris 138:
* {{en}} [http://www.astrojyoti.com/ramacharitamanasindex.htm Ramayana by Tulsidas]
* [http://www.shreemaa.org/drupal/taxonomy_menu/55/96 Sundar Kanda Translated by Swami Satyananda, Devi Mandir (ISBN 1-877795-25-9)]
* [http://www.artpathpress.com The Ramayana as told by Lynne Jessup, illustrated by Ruth Glen Little (ISBN 1-928875-02-5)]
 
;Informasi dalam jaringan