Muhammad bin Shalih al-Utsaimin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wahabiun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia (21), Beliau → Dia (5)
Baris 18:
}}
 
Syaikh '''Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin al-Wuhaiby at-Tamimi''' (bahasa Arab: الشيخ محمد بن صالح العثيمين) adalah seorang ulama era kontemporer yang ahli dalam sains fiqh. Lebih dikenal dengan nama '''Syaikh Ibn Utsaimin''' atau '''Syaikh Utsaimin'''. Dilahirkan di kota Unaizah pada tahun 1928. Pernah menjabat sebagai ketua di Hai'ah Kibarul Ulama (semacam MUI di Kerajaan Arab Saudi). BeliauDia wafat pada tahun 2001 di [[Jeddah]], disholatkan di [[Masjidil Haram]], dan dimakamkan di pemakaman Al-Adl [[Mekkah]], [[Arab Saudi]].<ref>Arab News, Friday 12 January 2001</ref><ref>Saudi Gazette, Friday 12 January 2001</ref>
 
== Riwayat Ilmiyah ==
Syaikh Utsaimin kecil mulai belajar membaca [[Al-Qur'an]] kepada kakeknya (ayah dari ibunya) yaitu Syaikh Abdurrahman bin Sulaiman Ali ad-Damigh, hingga beliaudia hafal. Sesudah itu beliaudia mulai mencari ilmu dan belajar khat (ilmu tulis menulis), ilmu hitung, dan beberapa bidang ilmu sastra kepada kakeknya tersebut. Kemudian Syaikh Utsaimin melanjutkan belajarnya di Maktab (sekolah kecil) Syaikh Abdurrahman as-Sa'di, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menugaskan kepada dua orang orang muridnya untuk mengajar para junior (murid-muridnya yang masih kecil). Dua murid tersebut adalah Syaikh Ali ash-Shalihin dan Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz al-Muthawwi'. Kepada yang terakhir ini (Syaikh Muhammad bin Abdil Aziz al-Muthawwi') beliaudia Syaikh Utsaimin mempelajari kitab ''"Mukhtasar [[Al-Aqidah Al-Wasithiyah]]"'' dan ''"Minhaju Salikhin fil Fiqh"'' karya Syaikh Abdurrahman as-Sa’di. Disamping itu, Syaikh Utsaimin juga belajar ilmu faraidh (waris) dan fiqh kepada Syaikh Abdurrahman bin Ali bin 'Audan. Sedangkan kepada guru utama beliaudia yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, beliaudia mengkaji masalah [[tauhid]], [[tafsir]], [[hadits]], [[fiqh]], ushul fiqh, faraidh, musthalahul hadits (ilmu-ilmu hadits), nahwu, dan sharaf.<ref>SCHOLARS BIOGRAPHIES: Shaykh Muhammad Ibn Saalih Ibn 'Uthaymeen (fatwa-online.com)</ref>
 
Syaikh Utsaimin termasuk murid yang memiliki kedudukan penting di sisi Syaikh [[Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di]]. Ketika ayah Syaikh Utsaimin pindah ke Riyadh di usia pertumbuhan beliaudia, beliaudia pun ingin ikut bersama ayahnya. Oleh karena itu Syaikh Abdurrahman as-Sa’di mengirim surat kepada beliaudia: ''"Hal ini tidak mungkin, kami menginginkan Muhammad (Syaikh Utsaimin) tetap tinggal di sini agar ia bisa mengambil faidah (ilmu)."'' Syaikh Utsaimin berkata tentang gurunya ini: ''"Sesungguhnya aku merasa terkesan dengan beliaudia (Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di) dalam banyak cara beliaudia mengajar, menjelaskan ilmu, dan pendekatan kepada para pelajar dengan contoh-contoh serta makna-makna (yang baik). Demikian pula aku terkesan dengan akhlak beliaudia yang agung dan utama sesuai dengan kadar ilmu dan ibadahnya. BeliauDia senang bercanda dengan anak-anak kecil dan bersikap ramah kepada orang-orang besar. BeliauDia adalah orang yang paling baik akhlaknya yang pernah aku lihat (selama ini)."''
 
Ketika beranjak remaja, Syaikh Utsaimin belajar kepada Syaikh [[Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz]], disini Syaikh Utsaimin mempelajari kitab Shahih Bukhari, sebagian risalah-risalah (karya tulis) Ibnu Taimiyyah serta beberapa kitab-kitab fiqh. BeliauDia berkata: ''"Aku terkesan terhadap Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz karena perhatian beliaudia terhadap hadits, dan saya juga terkesan dengan akhlak beliaudia serta sikap terbuka beliaudia dengan manusia."'' Kemudian pada tahun 1951, beliaudia duduk untuk mengajar di masjid Jami'. Ketika dibukanya institut-institut ilmu di [[Riyadh]], beliaudia pun mendaftarkan diri disana pada tahun 1952. Berkata Syaikh Utsaimin: ''"Saya masuk di lembaga pendidikan tersebut untuk tahun kedua setelah berkonsultasi dengan Syaikh Ali ash-Shalihin dan sesudah meminta ijin kepada Syaikh Abdurrahman as-Sa’di. Ketika itu Ma’had al ilmiyyah (Riyadh) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu umum dan khusus. Saya berada pada bidang yang khusus. Pada waktu itu bagi mereka yang ingin "meloncat" ia dapat mempelajari tingkat berikutnya pada masa libur dan kemudian diujikan pada awal tahun ajaran kedua. Maka jika ia lulus, ia dapat naik ke pelajaran tingkat lebih tinggi setelah itu. Dengan cara ini saya dapat meringkas waktu."''
 
Syaikh [[Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh]] (mufti pertama Kerajaan [[Arab Saudi]]) pernah menawarkan bahkan meminta berulang kali kepada syaikh Utsaimin untuk menduduki jabatan Qadhi (hakim) tinggi, bahkan telah mengeluarkan surat pengangkatan sebagai ketua pengadilan agama di Al-Ihsa (Ahsa), namun beliaudia (Syaikh Utsaimin) menolaknya secara halus. Setelah dilakukan pendekatan pribadi, Syaikh Muhammad bin Ibrahim pun mengabulkannya untuk menarik dirinya (Syaikh Utsaimin) dari jabatan tersebut.
 
Sesudah dua tahun belajar, Syaikh Utsaimin lulus dan diangkat menjadi guru di ma’had Unaizah al-‘Ilmi sambil meneruskan studi beliaudia secara intishab (Semacam Universitas Terbuka) pada fakultas syari’ah serta terus menuntut ilmu dengan bimbingan Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di. Ketika Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di wafat, beliaudia menggantikan sebagai imam masjid jami’ di Unaizah dan mengajar di perpustakaan nasional Unaizah disamping tetap mengajar di ma’had al-'Ilmi. Kemudian beliaudia pindah mengajar di fakultas syari’ah dan ushuludin di cabang universitas Imam Muhammad bin Su’ud Al-Islamiyah di Qasim. BeliauDia juga termasuk anggota Hai'ah Kibarul Ulama (semacam MUI di Kerajaan Arab Saudi). Syaikh Utsaimin mempunyai banyak kegiatan dakwah serta menjadi mentor pada setiap da'i diberbagai tempat. Oleh para ulama, jasa beliaudia dinilai sangat besar dalam masalah ini.<ref>Syarah Tsalasatil Ushul edisi Indonesia “Penjelasan 3 Landasan Pokok yang Wajib Diketahui Setiap Muslim” Penerbit Maktabah Al Ghuroba.</ref>
 
== Karya-karya ==
Baris 79:
== Referensi ==
<references><references/>
 
== Pranala Luar ==
* {{id}} [http://bukuislamu.com/syarh-riyadhus-shalihin-penjelasan-riyadhus-sholihin Penjelasan Riyadhus Shalihin]
 
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
Baris 87 ⟶ 90:
[[Kategori:Kematian 2001]]
[[Kategori:Hanabilah|Utsaimin]]
 
== Pranala Luar ==
* {{id}} [http://bukuislamu.com/syarh-riyadhus-shalihin-penjelasan-riyadhus-sholihin Penjelasan Riyadhus Shalihin]