Gunung Gumitir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 20:
| Listing =
}}
'''Gunung Gumitir''' ([[dialek]] [[bahasa Jawa|Jawa]]: ''gumitèr'') merupakan sebuah [[gunung]] terletak di wilayah perbatasan antara [[kabupaten Jember]] dengan [[Kabupaten Banyuwangi]], lebih tepatnya antara [[Silo, Jember|kecamatan Silo]] dengan [[Kalibaru, Banyuwangi|kecamatan Kalibaru]].<ref name=vivin>Vivin Kartika Wardani. 2014. [http://dspace.unej.ac.id/handle/123456789/60371 Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara XII Wilayah I Gunung Gumitir]. Abstrak Skripsi. [[Universitas Jember]].</ref><ref name=amin>Aminatus Zuhro Ensiyawatin. 2010. [http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/9680 Tingkat Kerentanan Longsor di Jalur Jalan Sepanjang Gunung Gumitir Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi]. Abstrak Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, [[Universitas Negeri Malang]].</ref><ref name=akvian>Akvian Erie Prawira. 2014. [http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/34593 Tingkat Kerentanan Bencana Longsor pada Jalur Gunung Gumitir (Jalan Penghubung Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember)]. Abstrak Skripsi, Jurusan Geografi FIS, [[Universitas Negeri Malang]].</ref> Gunung ini terkadang juga disebut dengan nama ''Gunung Mrawan'' (bukan [[Mrawan, Mayang, Jember|desa Mrawan]]).

Sejak zaman dahulu, gunung Gumitir telah menjadi jalur penghubung antara wilayah di timur dan barat karena memiliki wilayah dengan ketinggian paling rendah diantara deretan pegunungan dari [[Gunung Raung]] (utara) hingga [[Gunung Kidul (Banyuwangi)|Gunung Kidul]] (selatan). Kini, gunung Gumitir menjadi pintu masuk ke Kabupaten Banyuwangi.
 
==Etimologi==
Gumitir, gemitir, kumitir, atau kemitir merupakan nama tanaman [[Tagetes erecta]] yang memiliki bunga berwarna kekuningan. Di [[Bali, bunga gumitir banyak digunakan untuk membuat sesajen ([[canang sari]]).<ref>Julianto. 05 Agustus 2014. Tabloit Sinar Tani, [http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5D=1035&cHash=8091adcdd3ab7cb19a74b78df976866d Usaha Tani Gumitir Takkan Getir].</ref> Dalam kepercayaan [[Kejawen|Jawa kuno]], ''alang-alang kumitir'' merupakan nama kahyangan dari [[Sang Hyang Wenang]].<ref>Achmad Effendi Kadarisman. 2009. [http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/005-Sketsa-Puitika-Jawa.dc1.pdf Sketsa Puitika Jawa: Dari Rima Anak-Anak sampai Filsafat ''Rasa'']. Kegiatan Tri Darma Dosen. [[Universitas Negeri Malang]]</ref><ref>G.P.H. Hadiwidjojo. 1958. "Alang-alang Kumitir". Yayasan Sastra Lestari.</ref>
 
==Sejarah==
===Legenda===
Menurut legenda yang beredar di kalangan masyarakat, terutama penduduk kabupaten Banyuwangi, nama gumitir berasal dari kisah [[Damar Wulan]]. Setelah Damar Wulan berhasil membunuh dan memenggal kepala Menak Jinggo, ia bertemu Layang Seta dan Layang Kumitir, putra kembar patih Logender, di tengah jalan. Keduanya berhasil menipu Damar Wulan dan merampas kepala Menak Jinggo.<ref>Kaori Okado. 2011. ''[http://urbanscope.lit.osaka-cu.ac.jp/journal/pdf/vol002/02-okado.pdf When Women are Kings: Cross-Gendered Expression in an All-Female Central Javanese Court Dance-Drama and Its Public Reception]''. ''UrbanScope'' 2: 19-30.</ref> Gunung tempat keduanya menipu Damar Wulan akhirnya dikenal dengan nama ''Gunung Kumitir'' atau ''Gunung Gumitir''.<ref>Udi Putrowangi. 25 Oktober 2012. [http://bisnis-banyuwangi.blogspot.com/2012/10/kota-banyuwangi.html Kota Banyuwangi].</ref>
 
==Jalur transportasi==
Baris 34 ⟶ 43:
 
===Lintasan kereta api===
Wilayah gunung Gumitir ditembus oleh dua terowongan kereta api yang sudah dibangun semenjak [[masa penjajahan Belanda|masa kolonial Belanda]], yaitu [[terowongan Mrawan]] dan [[terowongan Garahan]]. Terdapat dua buah stasiun yang terletak di wilayah Gunung Gumitir, yaitu [[Stasiun Mrawan]] dan [[Stasiun Garahan]], yang kini masih tetap beroperasi meskipun sudah tidak menjadi tempat pemberhentian kereta api lagi.
 
==Perkebunan==
Status hak tanah di wilayah gunung Gumitir dimiliki oleh PT. [[Perkebunan Nusantara XII]] (PTPN XII) Gunung Gumitir dengan komodtas [[kopi]] [[robusta]], [[pohon jarak]], dan berbagai kayu.<ref name=vivin/><ref>Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.[http://www.disbun.jatimprov.go.id/dbdata/dwnlad/stakeholder/ptpnxiiwiliii/PTPN%20XII%20WIL%20III-Jember-Gunung%20Gumintir.pdf Profil Perkebunan: UUS Gunung Gumitir]</ref> Sebelum digabung dengan PTP XXIII dan PTP XXVI oleh Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1996, wilayah Gumitir dimiliki oleh PTP XXIX (lihat [[Perkebunan Nusantara XII#Sejarah|Sejarah Perkebunan Nusantara XII]]).
 
===Kawasan wisata===
PT. PTPN XII mendirikan "''Cafe & Rest Area Gumitir''" yang mulai beroperasi pada tanggal 14 Maret 2010 sebagai salah satu bentuk optimalisasi lahan perkebunan milik BUMN, selain tetap fokus dalam bisnis komoditas utama yaitu kopi, karet, kakao, teh, dan kayu-kayuan. Area cafe yang semula hanya satu 1 hektar terus dikembangkan menjadi 3 hektar dengan laba yang terus meningkat, yaitu sebesar Rp 1,7 miliar (2011) menjadi sekitar 2 miliar (2012).<ref name=sri>Sri Roswati. 22 Agustus 2014. Tempo Kini, [http://www.tempokini.com/2014/08/alas-gumitir-membutuhkan-sentuhan-tanganmu-pemerintah/ Alas Gumitir Membutuhkan Sentuhan Tanganmu, Pemerintah].</ref>
 
Sarana yang disediakan oleh Cafe Gumitir adalah sebagai berikut:<ref name=sri/>
#Permainan ''Outbound'' (''spider web'', ''jumping dot'', ''jembatan elvis''), Flying Fox''.
#Kereta wisata dan kendaraan Willys mengelilingi wilayah PTPN XII Gunung Gumitir.
#[[Kendaraaan segala medan|ATV]]
#[[Berkuda]].
#Area bermain anak, area [[perkemahan]], lapangan [[olah raga]].
#''Live music''.
#Mushola dan gedung pertemuan dekat pabrik pengolahan kopi.
 
Salah satu daya tarik ''Cafe & Rest Area Gumitir'' adalah kursi kayu raksasa dari kayu [[kayu Segawe]] (''Adentahera microsperma'') untuk tempat berteduh dan gardu pandang. Kursi ini berukuran 3x3 m², tinggi alas 2,5 meter, dan tinggi sandaran 5,3 meter.<ref name=sri/>
 
==Konservasi alam==
 
==Galeri==