Gangga (dewi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k memindahkan Gangga (dewi) ke Gangga (Hindu): lebih luas
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Gangga''' atau '''Ganga''' ([[Bahasa Sansekerta|Sansekerta]] dan [[Bahasa Hindi|Hindi]]:''' गंगा''' ; Gaṅgā) atau '''Ganges''' (ejaan orang barat) adalah nama seorang [[Dewa (Hindu)|Dewi]] dalam [[agama Hindu]] yang dipuja sebagai [[Dewa (Hindu)|Dewi]] kesuburan dan pembersih segala dosa dengan air suci yang dicurahkannya. Ia juga merupakan Dewi sungai suci [[Sungai Gangga]] di [[India]]. Dewi Gangga sering dilukiskan sebagai wanita cantik yang mencurahkan air di dalam guci. Umat [[Hindu]] percaya bahwa jika mandi di [[sungai Gangga]] pada saat yang tepat akan memperoleh pengampunan dosa dan memudahkan seseorang untuk mendapat keselamatan. Banyak orang percaya bahwa hasil tersebut didapatkan dengan mandi di sungai Gangga sewaktu-waktu. Orang-orang melakukan perjalanan dari tempat yang jauh untuk mencelupkan abu dari jenazah anggota keluarga mereka ke dalam air [[sungai Ganga]]; pencelupan itu dipercaya sebagai jasa untuk mengantarkan abu tersebut menuju [[surga]]. Beberapa tempat suci bagi umat [[Hindu]] berada di sepanjang tepi sungai Gangga, meliputi [[Haridwar]], [[Allahabad]] dan [[Benares]].
 
==Mitologi==
Menurut legenda, Dewi Gangga tinggal di [[surga]] di bawah hak asuh Dewa [[Brahmā]]. Ia merupakan personifikasi dari guci Dewa Brahmā, Kamandalu. Air di dalam guci tersebut sangat suci dan dikumpulkan untuk mencuci kaki Dewa [[Wisnu]]. Menurut legenda lain, Gangga merupakan puteri dari [[Himawan]], penguasa gunung, dan istrinya, [[Mena]]; maka ia juga merupakan saudara Dewi [[Parwati]].
 
Menurut [[sastra Hindu]], Dewi Gangga merupakan Ibuibu angkat dariasuh Dewa [[Kartikeya]] ([[Murugan]]), yang sebenarnya merupakan putera Dewa [[Siwa]] dan [[Parwati]]. Ia juga merupakan Ibu dariibu [[Bhisma|Dewabrata]] (namajuga dikenal lainsebagai [[BhismaBisma]]), yang merupakan salah satu tokoh [[Mahābhārata]]. Dalam kisah lain, diceritakan atas permohonan Bhagiratha, Dewa Siwa dengan rambutnya mengurung Dewi Gangga yang hendakpaling menyapudihormati seisidalam bumi[[Mahabharata]].
 
Kadangkala dipercaya bahwa air [[sungai Gangga]] akan mengering pada akhir [[Kali Yuga]] (zaman kegelapan, zaman sekarang) bersama dengan [[sungai Saraswati]], dan masa sekarang akan segera berakhir. Kemudian (siklus) zaman selanjutnya adalah [[Satya Yuga]] atau zaman kebenaran.
 
===Kelahiran Dewi Gangga===
 
Terdapat beberapa kepercayaan [[Hindu]] yang memberikan beragam versi mengenai kelahiran Gangga. Menurut salah satu versi, air suci di ''Kamandalu Brahma'' (kendi air) menjelma sebagai seorang gadis, bernama Gangga. Menurut legenda lain (legenda Waisnawa), [[Brahma]] dengan takzim mencuci kaki [[Wisnu]] dan mengumpulkan airnya dalam Kamandalu miliknya. Menurut versi yang ketiga, Gangga merupakan puteri [[Himawan]], raja gunung, dan istrinya, Mena; maka ia merupakan adik Dewi [[Parwati]]. Setiap versi mengatakan bahwa ia lahir di surga, di bawah asuhan [[Brahma]].
 
===Turunnya Gangga ke bumi===
 
Seorang raja yang bernama Sagara dengan ajaib memiliki enam puluh ribu putera. Pada suatu hari, Raja Sagara melaksanakan upacara demi kemakmuran di kerajaan. Salah satu bagian terpenting dalam upacara tersebut adalah [[kuda]], yang kemudian dicuri oleh [[Indra]] yang cemburu. Sagara mengutus seluruh puteranya ke seluruh pelosok bumi demi mencari kuda tersebut. Akhirnya mereka menemukan kuda tersebut di dunia bawah tanah (''[[Patala]]''), tepat di depan [[Resi Kapila]] yang sedang ber[[meditasi]]. Karena mereka menganggap bahwa sang [[resi]] yang telah mencuri kuda itu, mereka memaki sang resi sehingga sang resi merasa terganggu. Sang resi membuka mata untuk yang pertama kalinya setelah bertahun-tahun, dan memandang para putera Sagara. Dengan tatapannya, seluruh putera Sagara terbakar dan meninggal.
 
Roh para putera Sagara gentayangan seperti [[hantu]] semenjak upacara terakhir bagi mereka tidak dilaksanakan. Ketika Bhagiratha, salah satu keturunan Sagara, putera Dilip, mengetahui nasib tersebut, ia bersumpah akan membawa Gangga turun ke bumi sehingga airnya mampu membersihkan roh leluhurnya dan mengantar mereka ke [[surga]].
 
Bhagiratha menyembah [[Brahma]] agar Gangga turun ke bumi. Brahma bersedia, dan ia menyuruh Gangga agar turun ke bumi kemudian menuju dunia bawah tanah sehingga roh para leluhur Bhagiratha dapat diterima di surga. Gangga yang sombong merasa bahwa itu adalah penghinaan dan ia ingin menyapu seluruh isi dunia saat ia turun ke bumi. Dengan siaga, Bhagiratha menyembah [[Siwa]] agar mau mengatasi keangkuhan Gangga saat turun.
 
Gangga dengan congkak turun ke rambut [[Siwa]]. Namun dengan tenang Siwa berhasil menjebaknya dan membiarkannya keluar hanya lewat arus kecil. Kemudian sentuhan Siwa menyucikan Gangga. Dalam perjalanan Gangga melewati dunia bawah tanah, ia sempat membuat aliran yang bercabang-cabang di muka bumi untuk menolong jiwa-jiwa malang yang ada disana.
 
Karena usaha Bhagiratha sehingga sungai Gangga turun ke bumi, sejak itu sungai tersebut juga dikenal sebagai ''Bhagirathi'', dan istilah ''“Bhagirath prayatna”'' dipakai untuk melukiskan usaha yang berani atau hasil yang sulit.
 
===Legenda Dewi Jahnawi===
 
Nama lain Gangga adalah Jahnawi. Kisahnya terjadi saat Gangga turun ke bumi, dalam perjalanannya mengikuti Bhagiratha, airnya yang deras mengakibatkan gelompang pasang dan menghancurkan halaman dan ''sadhana'' milik pertapa yang bernama Jahnu. Ia marah karena hal tersebut dan meminum seluruh air Gangga. Atas hal ini, para dewa memuja-muja Jahnu agar membebaskan Gangga sehingga ia bisa menyelesaikan tujuannya. Karena berkenan dengan pujian para dewa, Jahnu mengeluarkan Gangga (airnya) dari telinganya. Semenjak itu kata "Jahnawi" (puteri Jahnu) ditujukan kepada Gangga.
 
==Gangga dalam Rigveda==
 
Gangga disebutkan secara terbatas dalam [[Rigveda]], [[susastra Hindu]] yang paling awal dan yang tersuci secara teoritis. Gangga disebut dalam Nadistuti (RigVeda 10.75), yang memaparkan sungai-sungai dari timur ke barat. Dalam RigVeda 6.45.31, kata Ganga juga disebutkan, namun tidak jelas apakah merujuk kepada sungai.
 
RigVeda 3.58.6 berkata bahwa, "rumahmu yang dulu, persahabatanmu yang memberi banyak harapan, O para pahlawan, kekayaanmu berada di tepi sungai Jahnawi (JahnAvyAm)". Sloka ini mungkin saja merujuk kepada Gangga. Dalam RigVeda 1.116.18-19, Jahnawi dan lumba-lumba Gangga muncul dalam dua sloka yang berdekatan.
 
==Penggambaran==
 
Dalam aturan seni di [[India]], Gangga digambarkan sebagai wanita mewah dan cantik, membawa sebuah [[kendi]] di tangan dan mencurahkan airnya. Kendi melambangkan cita-cita akan kemakmuran hidup dan kesuburan, yang memberi makan dan menopang alam semesta.
 
Aspek kedua yang memberi perbedaan terhadap penggambaran wujud Gangga adalah hewan yang menjadi kendaraannya, yang seringkali memberi tempat pijakan bagi dirinya. Hewan itu adalah [[makara]], makhluk campuran yang memiliki tubuh dari [[buaya]] dan ekor dari [[ikan]]. Makara dalam [[Hindu]] diperkirakan memiliki hubungan dengan [[Capricorn]] dalam [[astrologi]] barat.
 
[[Makara]] juga merupakan kendaraan dewa air dalam Weda, yaitu [[Baruna]].<!-- thus establishing firmly Goddess Ganga's Vedic roots.-->
 
==Referensi==
 
{{reflist}}
 
==Panala luar==
 
Dewi Gangga terkenal akan air sucinya yang mampu mebersihkan sifat-sifat buruk dalam diri manusia. [[Sungai Gangga]] di [[India]], dimana Dewi Gangga tinggal, sering dikunjungi oleh umat Hindu untuk membersihkan dan menyucikan diri.
 
{{Hindu Dewa}}
 
{{tokoh mahabharata}}
 
{{Hindu-stub}}
 
[[Kategori:Dewa Hindu]]