Kerajaan Talaga Manggung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Kang Ari Tea (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 59:
- Ratu Tilarnagara
Ratu Tilarnagara menikah dengan [[Bupati Panjalu]] ([[Kerajaan Panjalu Ciamis]]) yang bernama [[Pangeran Arya Sacanata]] yang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu :- Pangeran Dipati Wiranata- Pangeran Secadilaga atau pangeran RajiPangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran Secanata, Raga Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikan Pangeran Secanata. Arya Secanata memerintah ± tahun 1762; pengaruh V.O.C. sudah terasa sekali. Hingga pada tahun-tahun tersebut pemerintahan di Talaga diharuskan pindah oleh V.O.C. ke Majalengka. Karena hal inilah terjadi penolakan sehingga terjadi perlawanan dari rakyat Talaga.Peninggalan masa tersebut masih terdapat di museum Talaga berupa pistol dan meriam.
 
= Situs Dan Budaya Nunuk Baru sejarah Berdirinya Kerajaan Talaga Manggung =
Desa
<nowiki> </nowiki>Nunuk Baru berada di wilayah Kecamatan Maja disebelah Selatan  Kota Kabupaten Majalengka , sekaligus bisa menjadi jalur Alternatif dari Kota
<nowiki> </nowiki>Majalengka Menuju Kecamatan Talaga dan Kecamatan Bantarujeg.
 
Di Desa Nunuk Baru sendiri banyak Makom
keramat yang erat hubunganya dengan sejarah Kerajaan Talaga Manggung
(sekarang Talaga) dan untuk kekinian adalah berdirinya Kota Majalengka, adapun Makam Keramat Tersebut diantaranya :
 
=== Makam Pajaten/Pajatian ( Makam Ibu Arya Saringsingan )  ===
Makam
<nowiki> </nowiki>pajaten terletak disebelah barat Blok Nunuk dipinggir kali cisuluheun
dilokasi sawah pajaten, Ibu Arya adalah asli putri lahiran Nunuk yang
menjadi Istri Kedua (Selir) Raja Talaga yaitu Prabu Pucuk Umun. Adapun
Hasil Pernikahan Prabu Pucuk Umun dengan Ibu Arya telah melahirkan
Seorang Putra yang Bernama Raden Arya Saringsingan yang makamnya
sekarang berlokasi di Desa Banjaran Girang.
Raden Arya Saringsingan diangkat Oleh
raja Talaga sebagai Senopati/Panglima tertinggi Kerajaan Talaga, yang
mempunyai kesaktian Luar biasa dengan memegang senjata Tombak Naga Kaki
Lima Centang Barang.
 
=== Makam Cileuweung ( Makam Hariyang Banga )  ===
Makam
<nowiki> </nowiki>cileuweung terletak di sebelah Barat Daya Blok Nunuk Desa Nunuk Baru.
Hariyang Banga adalah Putra dari ibu Dewi Pangrenyep istri Raja
Pajajaran, dicileuweung sendiri ada tiga makam keramat diantaranya makam
<nowiki> </nowiki>Mbah Hariyang Banga, Makam Ibu Langensari, Makam Mbah Haji
Kasakten. Dicileuweung sendiri dulunya ada sebuah sendang/kolam mata air
<nowiki> </nowiki>yang sampai sekarang air tersebut sering dikeramatkan oleh sebagian
masyarakat untuk maksud-maksud tertentu, diantaranya yang mempunyai Niat
<nowiki> </nowiki>berkecimpung di dunia Pemerintahan.
 
=== Makam Kosambi (Makam Mbah Prabustika) ===
Makam
<nowiki> </nowiki>kosambi terletak dilokasi sawah kosambi sebelah timur Blok Nunuk, Nama
asli Mbah Prabustika adalah Mbah Jupri. Mbah Jupri adalah seorang kepala
<nowiki> </nowiki>pemerintahan kerajaan yang ada dilokasi Nunuk, beliau adalah seorang
ulama yang dihormati dan mempunyai kesaktian sangat Tinggi. Singkat
cerita Mbah Jupri ditangkap oleh musuh kemudian dikampa/jepit oleh
jepitan minyak sampai dianggap telah meninggal tapi ternyata waktu
dibuka dia malah tertawa terbahak-bahak. Kemudian Mbah Jupri dihanyutkan
<nowiki> </nowiki>kesungai yang sedang Banjir tapi bukanya hanyut kehilir malah hanyut
kearah Hulu, dan akhirnya semua musuh pada ketakutan, maka Mbah Jupri
Mendapat gelar Prabustika yang dianggap dalam tubuhnya terdapat Mustika
kesaktian.
 
Acara GUAR BUMI
 
=== Makam Panguyangan Gede (Makam Mbah Dipati Ukur) ===
Makam
<nowiki> </nowiki>ini terletak disebelah selatan Blok Nunuk yang posisinya agak
diatas/bukit dari Blok Nunuk. Nama asli yang dimakamkan di Panguyangan
Gede adalah Mbah Sugenda dengan gelar kehormatan Mbah Dipati Ukur yang
berpangkat Adipati, dan tugas dari Mbah Sugenda adalah sebagai
Pengukuran tanah seluruh Jawa lintas Negara, yang mempunyai keajaiban
luar biasa, diantaranya pada saat melakukan pengukuran tanah beliau
tidak pernah turun dari kuda dan melakukan pengukuran dengan berjalan
Mundur. Diantara kelebihan beliau adalah mempunyai kekayaan berlimpah
dengan banyaknya gudang-gudang padi, yang sering dipakai untuk menolong
orang banyak yang dalam kesusahan, pakir miskin, yatim piatu, dan
orang-orang jompo lainya. Maka makam tersebut diberi nama Panguyangan
Gede. Sampai sekarang masyarakat Nunuk selalu melakukan Ritual dimakam
ini apabila musim bercocok tanam dimulai dengan istilah <strong><em>GUAR BUMI.</em></strong>
 
=== Makam Gunung Taneuh (Mbah Prabu Jaya)  ===
Makam
<nowiki> </nowiki>ini terletak di sebelah timur Blok Nunuk dan sebelah selatan Blok
Babakan Desa Nunuk Baru lokasinya berada diatas Bukit yang dikelilingi
sawah. Nama asli yang dimakamkan adalah Mbah Sang Prabu Jaya dengan
gelar Kehormatan Mbah Luhung, beliau adalah seorang Kiyai/Ulama yang
disegani oleh semua orang, dimana beliau ini salah satu penyebar agama
islam di wilayah Nunuk dan sekitarnya. Mbah Sang Prabu Jaya banyak
mempunyai kesaktian dengan ilmu yang sangat tinggi, sehingga dia
mendapat gelar kehormatan Mbah Luhung.
Sampai sekarang makam ini selalu ramai
dikunjungi peziarah dari mana-mana terutama orang-orang yang mempunyai
anak yang akan menempuh pendidikan dari tingkat dasar sampai tingkat
selanjutnya.
 
== Referinsi ==
# http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=948&lang=id Situs resmi Disbudpar Jawa Barat
# http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest-det.php?id=958&lang=id Situs resmi Disbudpar Jawa Barat
# http://nunukbaru.desa.id/2014/11/13/situs-dan-budaya-nunuk-baru-erat-kaitanya-dengan-sejarah-berdirinya-kerajaan-talaga-manggung/