Mukjizat Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 110.5.111.36) dan mengembalikan revisi 8281046 oleh SkullSplitter: Vandal
SkullSplitter (bicara | kontrib)
Baris 327:
 
== Penjelasan sebagai manusia biasa ==
Terdapat kisah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad tidak memiliki bayangan, karena jasadnya terbuat dari cahaya. Pendapat ini disampaikan oleh Muhammad as-Sholihi dalam kitabnya yang berjudul ''"Subul al-Huda wa ar-Rasyad"''. Muhammad as-Sholihi mengutip beberapa riawayat dari beberapa ulama, diantaranya adalah Ibnu Sab’ dalam ''"Khasais Nabi"'' dan ad-Dzakwan. Ibnu Sab’ mengatakan, bahwa “Bayangan Nabinabi Shallallahushallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menempel di tanah. Karena beliau adalah cahaya. Apabila beliau berjalan di bawah terik atau di malam purnama, tidak nampak bayangannya.” Kemudian keterangan lain dari seorang tabiin bernama ad-Dzakwan, beliau mengatakan, "Tidak terlihat bayangan Rasulullahrasulullah Shallallahushallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah matahari maupun purnama".<ref>Subul al-Huda wa ar-Rasyad, 2/90</ref>
 
Riwayat diatas dinilai sangat lemah, dikarenakan banyak dalil yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad hanya manusia biasa, Allah telah menjelaskan hal ini pada Al-Qur'an:
Baris 334:
{{cquote|Mereka berkata: “Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar?” (Al-Furqan 25:8)}}
 
Semua ayat di atas menunjukkan bahwa karakter fisik para nabi dan rasul, tidak berbeda dengan umatnya, artinya mereka sama-sama manusia, yang membedakan hanyalah ketakwaannya saja.<ref>"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu." (Al-Hujurat 49:13).</ref> Hanya saja para nabi dan rasul jasad mereka tidak akan hancur "dimakan tanah".<ref>Telah mengkhabarkan kepada kami Ishaaq bin Manshuur, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Husain Al-Ju’fiy, dari ‘Abdurrahmaan bin Yaziid bin Jaabir, dari Abul-Asy’ats Ash-Shan’aaniy, dari Aus bin Aus, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya seutama-utama hari adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam ‘alaihis-salaam diciptakan, padanya ia diwafatkan, padanya ditiup sangkakala (kiamat), dan padanya diwafatkan seluruh makhluk. Maka, perbanyaklah oleh kalian ucapan shalawat, karena ucapan shalawat kalian itu akan disampaikan kepadaku”. Para shahabat bertanya: “Wahai rasulullah, bagaimana shalawat kami disampaikan kepadamu, padahal engkau telah lenyap atau hancur ?”. Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para nabi ‘alaihim as-salaam” (Al-Mujtabaa, no. 1374).</ref>
Semua ayat di atas menunjukkan bahwa karakter fisik para nabi, tidak berbeda dengan umatnya. Artinya, mereka sama-sama manusia.
 
===Tidak mengetahui hal gaib kecuali mendapatkan wahyu===
Dari kesemua mukjizat yang dimilikinya, ia pernah mengalami ketidaktahuannya tentang beberapa masalah, seperti tidak mengetahui kapan datangnya [[kiamat]],<ref>"Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: ‘Kapankah terjadinya.’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Al-A’raaf: 7:187)</ref><ref>Manusia bertanya kepadamu tentang hari Berbangkit. Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ ...dan tahukah kamu wahai (Muhammad), boleh jadi hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzaab: 63:3363)</ref> kemudian apakah [[Ibnu Shayyad]] sesungguhnya [[Dajal]] atau bukan,<ref>[[Imam Nawawi]] menyebutkan pendapat ulama yang mengatakan bahwa nabi tidaklah turun kepadanya wahyu yang menjelaskan bahawa dia adalah al-Masih ad-Dajjal ataupun yang lain. Adapun wahyu yang turun kepadanya hanya tentang sifat-sifat Dajjal saja sementara di dalam diri Ibnu Shayyad ini terdapat bukti-bukti tersebut. Kerana itulah nabi tidak memastikan bahawa dia adalah Dajjal atau bukan. Rasulullah {{saw}} berkata kepada Umar, "Jika memang ia (Ibnu Shayyad) itu adalah dajjal maka engkau tidak akan dapat membunuhnya. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVIII hal 64)</ref> tidak mengetahui ada beberapa sahabatnya dari kalangan [[Suku Badui (Arab)|Arab Badui]] dan [[Madinah]] yang [[munafik]],<ref>"Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (At-Taubah 9: 101)</ref> tidak mengetahui perkara-perkara gaib yang lainnya,<ref>Ada sebagian delegasi yang datang ke nabi, mereka menganggap bahwa nabi termasuk orang yang mengaku bisa melihat yang ghaib, maka mereka menyembunyikan sesuatu di dalam (genggaman) tangan mereka untuk beliau, kemudian mereka berkata kepada beliau,” Kabarkanlah kepada kami, apa dia (yang ada dalam gemgaman kami ini)? Lalu beliau menjawab kepada mereka dalam keadaan berteriak, “Aku bukan seorang dukun!" "Sesungguhnya dukun dan perdukunan serta dukun-dukun itu di dalam neraka.” (Diriwayatkan Abu Daud: 286 )</ref> jika [[Allah]] tidak memberikan [[wahyu]].<ref>Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (Al-An’am 6:50)</ref> Karena pada dasarnya [[syariat Islam]] mengajarkan segala sesuatu yang gaib hanya Allah yang Maha Tahu (''Al `Aliim'').<ref>“Katakanlah! Tidak ada yang dapat mengetahui perkara yang ghaib dilangit dan di bumi kecuali Allah.” (An-Naml 27:65)</ref><ref>"(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin 72:26)</ref> Kemudian ia pernah mengalami sakit, terkena [[sihir]] dan racun,<ref>Ibnul Qayyim berkata: “...dan sekelompok manusia telah mengingkari hal ini (disihirnya rasulullah {{saw}}-red). Mereka mengatakan: “Ini tidak boleh menimpa diri rasul,” bahkan mereka menganggap ini sebagai suatu kekurangan dan aib, dan perkaranya tidak seperti yang mereka duga, akan tetapi sihir tersebut adalah dari jenis perkara (penyakit) yang berpengaruh terhadap diri rasulullah {{saw}}, hal ini termasuk dari jenis-jenis penyakit yang menimpanya sebagaimana beliau juga tertimpa racun, di mana tidak ada perbedaan antara pengaruh sihir dengan racun”. (Zaadul Ma’ad 4/ 124)</ref> terluka karena pukulan, sabetan pedang bahkan rasa sakit akibat demam sama seperti apa yang sering dialami oleh fisik manusia biasa. Karena Nabi Muhammad termasuk bani Adam yang diciptakan dari tanah. Sementara yang diciptaan dari cahaya hanyalah malaikat, dan nabi bukanlah golongan [[malaikat]].<ref>Beliau bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam diciptakan dari apa yang telah ada pada kalian.” (HR. Muslim 2996)</ref>
 
=== Terluka saat perang ===