Kabupaten Nagekeo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan tatanan
Baris 10:
|kelurahan=90 kelurahan dan desa
|kecamatan=7
|web= [http://www.nagekeokab.go.id www.nagekeokab.go.id]<br>[http://lpse.nagekeokab.go.id lpse.nagekeokab.go.id]
http://lpse.nagekeokab.go.id
| dau = Rp. 334.481.490.000.-
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
}}
 
'''Kabupaten Nagekeo''' adalah [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]] berdasarkan UU No. 2 tahun 2007. Peresmiannya dilakukan tanggal 22 Mei 2007 oleh Penjabat [[Depdagri|Mendagri]] Widodo A.S. dan Drs. [[Elias Djo]] ditunjuk sebagai penjabat [[bupati]].<ref>[http://www.thejakartapost.com/detailnational.asp?fileid=20070523.G03&irec=2 Berita peresmian di ''The Jakarta Post'']</ref>
 
Pusat pemerintahapemerintahan Kabupaten Nagekeo berlokasi di [[Mbay]]. Luas wilayah 1.386 km<sup>2</sup> persegi dan berpenduduk 110.147 jiwa. Wilayah ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari [[Kabupaten Ngada]].
 
== Daftar kecamatan ==
Baris 37:
Secara geografis kabupaten Nagekeo terletak pada koordinat 121˚.10'.48'' - 121˚24'.4'' Bujur Timur dan 8˚.26'15'- 8˚40'0'' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Nagekeo adalah 1.416,96 km<sup>2</sup>. Batas administrasi Kabupaten Nagekeo:
{{Batas USBT
|utara=[[Laut Flores]]
|selatan=[[Laut Sawu]]
|timur=[[Kabupaten Ende]]
|barat=[[Kabupaten Ngada]]
}}
 
== Sejarah ==
=== Zaman Hindia-Belanda ===
{{wikify|date=Mei 2012}}
Penelusuran terhadap sejarah pemerintahan dan komunitas Nagekeo, dapat ditemui sejak masuknya pemerintah [[Hindia-Belanda]] sekitar 1909. Walaupun sebelumnya terdapat tata pemerintahan/ administrasi pemerintahan tradisional (berdasarkan hukum adat), akan tetapi catatan valid dalam bentuk naskah akademik tentu tidak mudah ditemukan. Kecuali melalui suatu penelitian sejarah yang mendalam, terpadu dan komprehensif. Hal tersebut karena, tradisi lisan (dalam kajian antropologis) lebih merupakan ciri yang paling menonjol dalam komunitas masyarakat Nagekeo. [[Gregory Forth]] (2004), mengedit hasil studi [[Louis Fontijne]] dari suatu wilayah kolonial di Indonesia Timur dengan judul: Guardians of the Land in Kelimado. [[Philipus Tule]] (2004), Longing for the House of God Dwelling in the House of the Ancestors: Local Belief, Christianity, and Islam among the Kẻo of Central Flores. Naskah yang disebutkan terakhir ini, merupakan hasil studi antropologis yang mendeskripsikan fenomena komunitas masyarakat ditinjau dari beberapa perspektif seperti etnografis, struktur kekuasaan tradisional, sistem perkawinan dan hubungan antar agama ([[Katolik]] dan [[Islam]]) pada Secondary Sub-district Udi Worowatu, yang merupakan bagian dari [[Sub-district]] Kẻo. Walaupun demikian, studi-studi tersebut yang cenderung merupakan studi antropologis, mendeskripsikan sejarah pemerintahan [[Nagekẻo]] sangat terbatas.
 
Baris 47 ⟶ 51:
Gagasan untuk menggabungkan Swapraja Nage dan Keo, mengemuka dalam pertemuan antara pemerintah Hindia Belanda dengan Raja Boawae [[Roga Ngole]] dan Raja Keo [[Muwa Tunga]] di [[Boawae]] tanggal 18 April 1917. Akan tetapi gagasan tersebut tidak dapat direalisasikan. Ide untuk menggabungkan dua keswaprajaan, baru dapat direalisasikan setelah meninggalnya Raja Keo: Muwa Tunga yang digantikan oleh saudaranya: [[Goa Tunga]] (Tule, 2004; Forth, 1994b, citing Hamilton, 1918). Di Boawae, juga terjadi regenerasi kepemimpinan raja dari Roga Ngole kepada putranya [[Joseph Juwa Dobe]] (Forth, 2004). Joseph Juwa Dobe, dilantik menjadi raja pada tanggal 26 Januari 1931, sekaligus sebagai simbol penggabungan swapraja Nage dan Keo menjadi Swapraja Nagekeo. Dengan demikian, sejak tahun 1931 onderafdeeling Ngadha mencakup 3 swapraja yaitu: Nagekeo, Ngadha dan Riung.
 
=== Setelah Kemerdekaan ===
Dalam periode 1950 -1958, tidak terdapat perubahan substansif dari struktur lembaga pemerintahan. Berdasarkan UU no. 64 tahun 1958 Provinsi [[Nusa Tenggara]] dipecah menjadi Daerah [[Swatantra]] Tingkat I [[Bali]], [[Nusa Tenggara Barat]] dan [[Nusa Tenggara Timur]]. Daerah Tingkat I NTT meliputi daerah [[Flores]], [[Sumba]] dan [[Timor]]. Melalui UU nomor 69/1958 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II dalam wilayah daerah tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, maka daerah swatantra NTT dibagi menjadi 12 daerah Swatantra Tingkat II yaitu: [[Sumba Barat]], [[Sumba Timur]], [[Manggarai]], [[Ngada]], [[Ende]], [[Sikka]], [[Flores Timur]], [[Alor]], [[Kupang]], [[Timor Tengah Selatan]], [[Timor Tengah Utara]] dan [[Belu]].
 
Baris 62 ⟶ 67:
# [[Boawae, Nagekeo|Boawae]]
Apabila Kota Maumere menjadi daerah otonomi baru (DOB) maka pemindahan ibukota kabupaten ini ke [[Wolowae, Nagekeo|Wolowae]]
 
== Bupati ==
# Drs. [[Elias Djo]] (Bupati) sejak 2013-sekarang.
# Drs. [[Johanes Samping Aoh]] (Bupati) Oktober 2008-2013.
 
== RujukanReferensi ==
 
{{Reflist}}