Realisme sosialis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Zakifath (bicara | kontrib)
Penambahan isi diambil dari Wikipedia Bahasa Inggrisnya dengan cara menerjemahkan
Baris 6:
Sejalan dengan corak arsitektur Sosialis Klasik, realisme sosialis merupakan jenis kesenian resmi di Uni Soviet selama hampir 60 tahun. Komunisme dikenal menganut paham bahwa seluruh barang material dan alat produksi menjadi milik umum secara keseluruhan; ini pun termasuk alat produksi kesenian, yang juga dipandang sebagai alat propaganda ampuh.
 
Pada tahun-tahun awal Uni Soviet, seniman-seniman Rusia dan Soviet menganut berbagai macam aliran seni di bawah perlindungan lembaga kebudayaan Proletkult. Aliran seni politis revolusioner dan radikal non-tradisional dipandang sebagai salah satu di antaranya saja. Dalam kesenian secarausecara umum, Konstruktivisme tumbuh subur. Dalam puisi, corak non-tradisional dan avant-garde kerapkali dipuja-puji.
 
Namun, kondisi ini ditolak oleh beberapa anggota partai Komunis, yang tidak memberi apresiasinya terhadap gaya modern semacam Impresionisme dan Kubisme sebab kedua gerakan kesenian tadi telah ada sebelum revolusi dan kemudian terasosiasikan sebagai "kesenian borjuis yang dekaden". Realisme sosialis, dalam pengertian lebih luas, merupakan reaksi penentangan terhadap adopsi gaya "dekaden" ini. Pemikirannya saat itu ialah bahwa bentuk seni yang tidak mewakili rakyat itu tidak dapat dimengerti oleh kaum proletar, sehingga tidak bisa digunapakai oleh negara untuk propaganda. Alexander Bogdanov berpendapat bahwa reformasi radikal di masyarakat menuju tegaknya prinsip-prinsip komunis, akan kecil artinya jikalau masih ada seni borjuis yang dimanfaatkan; beberapa pengikut komunis yang lebih radikal bahkan menyokong penghancuran perpustakaan-perpustakaan dan museum-museum. Lenin sendiri menolak filosofi ini.
Baris 13:
Tendensi awal menuju realisme sosialis bermula dari pertengahan abad ke-19. Ditandai dengan adanya sastra revolusioner di Inggris Raya (puisi gerakan Chartist), Jerman (Herwegh, Freiligrath, dan G. Weerth), dan Perancis (literatur berjudul "Internationale" dari Paris Commune dan Pottier). Realisme sosialis merebak sebagai metode kesusasteraan pada awal abad ke-20 di Rusia, khususnya dimulai dalam karya-karya Gorky. Gaya serupa juga hadir dalam karya-karya penulis seperti Kotsiubinsky, Rainis, Akopian, dan Edvoshvili. Dengan mengikuti jejak Gorky, para penulis di sejumlah negara mengombinasikan antara penggambaran realistis tentang kehidupan dengan ekspresi pandangan hidup sosialis. Penulis-penulis dimaksud termasuk Barbusse, Andersen Nexø, dan John Reed.
 
Aspek politik dalam realisme sosialis, dalam pengertian tertentu, merupakan kelanjutan dari kebijakan negara pra-Soviet. Penyensoran dan usaha-usaha pengendalian konten kesenian tidak dimulai oleh rezim Soviet, tapi sudah berjalan jauh sebelumnya dalam kehidupan masyarakat Rusia. Pemerintahan rezim tsar juga melihat adanya potensi efek disruptifdiskruptif dari kesenian dan mewajibkan seluruh buku untuk dibersihkan melalui proses sensor. Para penulis dan seniman pada abad 19 di era Rusia Imperial menjadi cukup mahir dalam menyiasati penyensoran tersebut, dengan cara membuat pesan-pesan mereka tersampaikan tanpa harus menyatakannya secara tersurat dalam kata-kata. Meski, sensor rezim Soviet tetap saja sukar diakali.
 
Realisme sosialis dikenal menancapkan akarnya dalam neoklasisisme dan tradisi realisme dalam sastra Rusia dari abad ke-19 yang menceritakan kehidupan rakyat biasa pada umumnya. Contohnya kemudian hadir dalam filosofi estetikanya Maxim Gorky. Karya dari kalangan Peredvizhniki (Para Pengelana, sebuah gerakan realis Rusia pada akhir abad 19 / awal abad 20), seperti Jacques-Louis David dan Ilya Yefimovich Repin, juga memberikan pengaruhnya tersendiri.