Kabupaten Banggai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masdiko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Perbaikan tatanan dan ejaan
Baris 4:
| ibukota=[[Luwuk]]
| luas= 9672.70
| penduduk= 323626 (2010)
| penduduktahun= ([[2010]])
| kepadatan= -31 jiwa/km<sup>2</sup> (2010)
| kecamatan= 23
| desa/kelurahan= 271 desa; 32 kelurahan
Baris 13:
| dauref = (2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
| lambang= [[Berkas:Lambang Kabupaten Banggai.png|150px]]
| koordinat= -
| dasar hukum= Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi.
| tanggal= 4 Juli 1959
Baris 26:
'''Kabupaten Banggai''' adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Ibu kota kabupaten ini terletak di [[Luwuk]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672&nbsp;km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 323.626 jiwa ([[2010]]).
 
Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan [[Kabupaten Banggai Kepulauan]].
 
Kabupaten Banggai merupakan salah satu Kabupaten[[kabupaten]] di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut ([[ikan]], [[udang]], [[mutiara]], [[rumput laut]] dan sebagainya), aneka hasil bumi ([[kopra]], [[sawit]], [[coklat]], [[beras]], [[kacang mente]] dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).
 
== Wilayah Administratif ==
 
Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 Km2km<sup>2</sup> atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 Km2km<sup>2</sup> serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 Kmkm.
 
Kabupaten Banggai dengan Ibukota Luwuk hingga tahun 2009 secara administratif terdiri atas 18 [[kecamatan]] 339 [[desa]]/[[kelurahan]]. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak disepanjangdi sepanjang pesisir pantai.
 
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km2km<sup>2</sup>.
 
== Objek Wisata ==
 
=== Pantai Kilo Lima ===
'''PANTAI KILO LIMA'''
 
Obyek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.
 
=== Cagar Alam Salodik ===
'''SUAKA MARGASATWA SALODIK'''
 
Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam (Suaka Margasatwa) Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.
 
Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, obyek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung.
Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing¬puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.
 
=== Ondorneming Tobelombang ===
'''ONDORNEMING TOBELOMBANG'''
 
Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425&nbsp;km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah di masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar obyek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.
Baris 89:
| Kabupaten Banggai || 303 || -
|}
== Lihat pula ==
* [[Sejarah Kabupaten Banggai]]
 
*== [[Sejarah Kabupaten Banggai]] ==
SEJARAH KABUPATEN BANGGAI
Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof.Muh.Taufik Makarao,SH.,MH. Dari hasil Seminar ini di simpulkan Pertama, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai;. KeduaSelain itu, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai;. Yang Ketigaketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.<ref name=HaryantoDjalumang>Haryanto Djalumang, "Sejarah Kabupaten Banggai", LP3M Insan Cita. Seminar 10 Maret [[2012]].<br>Pada tanggal 10 Maret [[2012]], bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof. Muh. Taufik Makarao, SH, MH.</ref>
Oleh : Haryanto Djalumang
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten datiDati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke33 H.Sjoekoeran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain. Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A.Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abd. Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai), tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawes Andi Pangeran Petta Rani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Mr.Sunaryo, alhamdulillah perjuangan tim BPOD berhasil dengan lahirnya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).<ref name=HaryantoDjalumang/>
 
=== Daftar Bupati ===
Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof.Muh.Taufik Makarao,SH.,MH. Dari hasil Seminar ini di simpulkan Pertama, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai; Kedua, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai; Ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.
Dari periode Pemerintahan di Kabupaten Banggai, tercatat yang pernah memimpin Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut :<ref name=HaryantoDjalumang/>
Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan moril, materil dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke33 H.Sjoekoeran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain. Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A.Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abd. Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai), tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawes Andi Pangeran Petta Rani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Mr.Sunaryo, alhamdulillah perjuangan tim BPOD berhasil dengan lahirnya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi. Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).
* 1. Bupati DASWATI II Banggai Bidin (1959-1964)
Dari periode Pemerintahan di Kabupaten Banggai, tercatat yang pernah memimpin Kabupaten Banggai adalah sebagai berikut :
1* 2. Bupati DASWATIDati II Banggai BidinR. Atjeh Slamet (1959-1964-1969)
2* 3. Bupati Dati II Banggai RDrs.Abd. AtjehAzis SlametLarekeng (1964-1969-1973)
3* 4. Bupati Dati II Banggai DrsPlt.Abd Drs. AzisAli LarekengSopyan (1969-1973)
4* 5. Bupati Dati II Banggai Plt. Drs. AliEddy SopyanSinggih (1973-1978)
5* 6. Bupati Dati II Banggai Plt. Drs. Eddy SinggihMalaga (1973-1978-1980)
6* 7. Bupati Dati II Banggai Plt.Joesoef Drs. MalagaSoepardjan (1978-1980-1985)
7* 8. Bupati Dati II Banggai JoesoefDrs. SoepardjanH.M. Junus (1980-1985-1990 dan 1990-1996)
8* 9. Bupati Dati II Banggai Drs. H.M. JunusSudarto (19851996-19902001 dan 19902001-19962005)
9.* 10.Bupati Dati IIKabupaten Banggai SudartoDrs. (1996-2001Ma'mun danAmir 2001-(2005)
10* 11.Bupati Kabupaten Banggaibanggai Drsplt. Ma'mun AmirB.Paliudju (20052006)
11* 12.Bupati Kabupaten banggaiBanggai pltDrs. B.PaliudjuMa'mun Amir (2006-2011)
12* 13.Bupati Kabupaten Banggai DrsH.M. Ma'munSophian AmirMile, SH., MH. (2006-2011-2016)
13.Bupati Kabupaten Banggai H.M. Sophian Mile, SH., MH. (2011-2016)
 
=== Adat istiadat ===
Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama "kapitan laut" dan "mayor ngopa", lalu ada yang dinamakan "sangaji" atau "bosanyo", lalu ada "kapitan" setingkat [[camat]], dan "tonggon" setingkat kepala desa,. kepalaKepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga. Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Duhian dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.<ref name=HaryantoDjalumang/>
 
Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa,<ref>323.872 jiwa, menurut BPS 2010</ref> dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km<sup>2</sup> (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70 km2km<sup>2</sup>., secaraSecara administrasi di bagidibagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 (empat enam) Kelurahan, dan 291 (dua ratus sembilan puluh satu) Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah Kecamatankecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga)....<ref name=HaryantoDjalumang/>
 
== Pemekaran Daerah ==
Luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 Tanggal 4 Juli 1959 Tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi adalah 12.064,45 km2km<sup>2</sup>. Kota Luwuk yang selama ini menjadi ibukota kabupaten Banggai akan dikembangkan menjadi Kotamadya. Sedangkan ibukotanya diarahkan ke Balantak.<ref name="Pemekaran Sulteng">[http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1097:sulteng-dikembangan-jadi-13-kabupaten&catid=34:palu&Itemid=126 Sulteng Dikembangkan Jadi 13 Kabupaten] beritapalu.com</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Sulawesi Tengah]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 127 ⟶ 131:
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Banggai]]
[[Kategori:Kabupaten Banggai| ]]
 
 
{{indo-geo-stub}}