Hayam Wuruk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 180.252.255.216) dan mengembalikan revisi 7633026 oleh Soesandireja: Perubahan bersifat merusak
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 37:
[[Berkas:Rajasa Dynasty.svg|thumb|right|240px |Diagram silsilah [[Wangsa Rajasa]], keluarga kerajaan [[Singhasari]] dan [[Majapahit]].]]
 
'''Hayam Wuruk''' adalah raja keempat [[Kerajaan Majapahit]] yang memerintah tahun [[1350]]-[[1389]], bergelar '''Maharaja Sri Rajasanagara'''. Di bawah pemerintahannya, [[Kerajaan Majapahit]] mencapai zamanpuncak kejayaannya.
== Silsilah Hayam Wuruk ==
Nama ''Hayam Wuruk'' artinya "ayam yang terpelajar". Ia adalah putra pasangan [[Tribhuwana Tunggadewi]] dan Sri Kertawardhana alias Cakradhara. Ibunya adalah putri [[Raden Wijaya]] pendiri [[Majapahit]], sedangkan ayahnya adalah raja bawahan di [[Singhasari]] bergelar '''Bhre Tumapel'''.
 
Hayam Wuruk dilahirkan tahun [[1334]]. Peristiwa kelahirannya diawali dengan gempa bumi di Pabanyu Pindah dan meletusnya [[Gunung Kelud]]. Pada tahun itu pula [[Gajah Mada]] mengucapkan Sumpah Palapa.
 
Hayam Wuruk memiliki adik perempuan bernama '''Dyah Nertaja''' alias Bhree Pajang, dan adik angkat bernama '''Indudewi''' alias Bhree Lasem, yaitu putri [[Rajadewi]], adik ibunya.
 
[[Permaisuri]] Hayam Wuruk bernama '''Sri Sudewi''' bergelar Paduka Sori putri Wijayarajasa Bhre Wengker. Dari perkawinan itu lahir [[Kusumawardhani]] yang menikah dengan [[Wikramawardhana]] putra Bhre Pajang. Hayam Wuruk juga memiliki putra dari selir yang menjabat sebagai [[Bhre Wirabhumi]], yang menikah dengan '''Nagarawardhani''' putri Bhre Lasem.
 
== Masa pemerintahan Hayam Wuruk ==
Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit menaklukkan [[Kerajaan Pasai]] dan [[Kerajaan Aru|Aru]] (kemudian bernama [[Kesultanan Deli|Deli]], dekat [[Medan]] sekarang). Majapahit juga menghancurkan [[Palembang]], sisa-sisa pertahanan [[Kerajaan Sriwijaya]] ([[1377]]).
 
Dengan bantuan Mahapatih [[Gajah Mada]], ia menaklukkan Logajah, Gurun Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwuk, Mengkasar, Buton, Banggawi, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo. Hanya sayang, akibat kesalahan langkahnya terutama dalam "Peristiwa Bubat", Gajah Mada dinonaktifkan sebagai patih pada tahun 1357. Namun diangkat lagi jadi patih tahun [[1359]].
 
== Peristiwa Bubat ==
Baris 61:
 
=== Versi Kedua ===
* Dyah Pitaloka itu sebenarnya masih saudara sedarah dengan Hayam Wuruk, karena [[Raden Wijaya]] (penerus tahta kerajaan Sunda ke-26) adalah putra Rakyan Jayadarma yang menikah dengan Dyah Lembu Tal yang merupakan keturunan [[Ken Arok]]
* Rakyan Jayadarma adalah putra mahkota kerajaan Pakuan dari Prabu Guru Dharmasiksa
* Rakeyan Jayadarma mati diracun oleh saudara kandungnya sendiri untuk merebut tampuk kekuasaan.
* Kemudian Dyah Lembu Tal membawa [[Raden Wijaya]] ke [[Jawa Timur]]
* Gajah Mada mengingatkan kepada Hayam Wuruk bahwa Dyah Pitaloka masih satu darah dengan dia sehingga tidak boleh menikah. Namun, Hayam Wuruk bersikeras untuk menikahi Dyah Pitaloka
* Gajah Mada yang menyampaikan kepada rombongan kerajaan Sunda bahwa tidak akan ada perkawinan antara Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka
Baris 83:
 
== Sastra ==
Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, kitab ''[[Kakawin Sutasoma]]'' (yang memuat semboyan ''[[Bhinneka Tunggal Ika]] tan Hana Dharma Mangrwa'') digubah oleh [[Mpu Tantular]], dan kitab ''[[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakretagama]]'' digubah oleh [[Mpu Prapanca]] pada tahun [[1365]].
 
== Suksesor ==