Keperawanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
menambah cara mendeteksi keperawanan secara fakta sebenarnya
Baris 6:
Secara [[fisik]], seorang perawan ditandai dengan utuhnya [[selaput dara]] yang berada pada daerah [[vagina]]. Hilangnya keperawanan biasanya disertai dengan keluarnya [[darah]] dari daerah vagina yang tergantung bentuk dan ketebalan selaput dara saat mengadakan persetubuhan pertama kali. Secara Islami, keperawanan bukan sekadar masih utuhnya selaput dara, melainkan setiap perempuan yang belum pernah melakukan aktivitas seksual seperti [[main jari]], [[masturbasi]], dan [[sepong]]. Kesucian dan kehormatan perempuan bagi manusia yang memahami makna kehormatan bukan sebatas berpedoman dengan selaput dara, melainkan perempuan yang tidak pernah ternodai setitik [[zina]]. Biasanya, perempuan yang tidak perawan sebelum menikah memberikan pernyataan bahwa dirinya pernah [[nikah siri]] atau telah menjadi korban suatu kecelakaan sehingga mengakibatkan hilangnya keperawanan. Hal tersebut semata-mata menutupi aibnya dari dosa zina yang pernah dilakukannya, sehingga calon suaminya bersedia menerimanya sebagai istri dan akan menyayanginya sepenuh hati. Strategi klasik tersebut bukanlah hal yang efektif untuk menakhlukkan kaum pria yang terhormat dari berbagai segi kehidupan. Pada umumnya, orang yang berpengetahuan rendah masih terpengaruh dengan kebodohan [[penghibur]] yang mempublikasi hiburan yang membodohi kaum yang mudah terpengaruhi hal-hal yang belum tepat. Akibat dari kebodohan tersebut, maka kenistaan dan siksaan dalam kehidupannya akan tetap berlanjut selama hidupnya.
 
== Pendeteksian ==
== Persepsi Barat mengenai keperawanan ==
[[Berkas:Химен покриващ вагиналният вход.jpg|thumb|right|280px| Sebuah foto [[vagina]] dengan informasi yang menunjukkan keberadaan [[selaput dara]].]]
Banyak persepsi yang menggambarkan ciri-ciri perempuan yang masih perawan melalui melihat bagian-bagian tubuhnya seperti [[kening]], [[bibir]], [[bokong]], cara berjalan, [[perut]], dan lain sebagainya. Semua pedoman tersebut tidak dapat dijadikan acuan secara pasti dan terkesan [[mitos]]. Secara realistis, keperawanan seorang perempuan hanya dapat dideteksi dengan cara menyelidiki keadaan selaput dara yang dimilikinya untuk memastikannya.
 
Pendeteksian dapat dilakukan dengan cara menelentangkan perempuan yang ingin diperiksa. Posisikan kaki dengan mengangkang seperti pada ilustrasi gambar di samping supaya dapat terlihat dengan jelas selaput dara pada vaginanya. Tingkat kualitas keperawanan dapat dinilai dari bentuk selaput dara yang nampak. Meskipun masih ada selaput dara, namun kerusakan tetap masih dapat diketahui jika perempuan telah melakukan aktivitas seksual dalam kehidupannya. Beberapa ahli [[seksologi]] sering berpendapat bahwa selaput dara dapat rusak jika perempuan melakukan aktivitas olahraga seperti mengendarai [[sepeda]], [[senam]], atau olahraga berat lainnya. Itu anggapan yang belum tepat, karena selaput dara hanya bisa rusak jika vagina dimasukkan benda tertentu atau terkena kecelakaan yang pastinya menusuk vagina. Perilaku seksual yang melibatkan penis merupakan penyebab utama secara pasti dan nyata yang mengakibatkan hilangnya keperawanan seorang perempuan.
 
== Persepsi Barat mengenai keperawanan ==
[[Dunia Barat]] berpandangan bahwa keperawanan tidak identik dengan kesucian perempuan karena perempuan dikatakan masih perawan jika selaput dara masih utuh keberadaannya meskipun mereka telah melakukan aktivitas seksual, padahal makna ''virgin'' tersirat pada istilah ''[[Virgin Mary]]'' yang mereka maksudkan mengenai ibu [[Nabi Isa]] adalah wanita suci bukan sebatas wanita yang masih utuh selaput dara. Kekaburan istilah kesucian disebabkan keburaman pemikiran saat ketidakpahaman manusia menjaga kehormatan perempuan sesungguhnya, ajaran terdahulu sudah mulai sirna sehingga ajaran [[Islam]] berusaha mengembalikan tradisi-tradisi terdahulu yang mulai menghilang tersebut dengan pengembalian ajaran yang terlupakan.