Mahabharata: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 36.68.45.31 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Rama Putra Iswara
Baris 11:
Di [[Indonesia]], salinan berbagai bagian dari Mahabharata, seperti ''[[Adiparwa]]'', ''[[Wirataparwa]]'', ''[[Bhismaparwa]]'' dan mungkin juga beberapa parwa yang lain, diketahui telah digubah dalam bentuk [[prosa]] bahasa [[Kawi]] (Jawa Kuno) semenjak akhir abad ke-10 Masehi. Yakni pada masa pemerintahan raja [[Dharmawangsa Teguh Anantawikrama|Dharmawangsa Teguh]] (991-1016 M) dari Kadiri. Karena sifatnya itu, bentuk prosa ini dikenal juga sebagai sastra parwa.
 
== Yang terlebih populer dalam masa-masa kemudian adalah penggubahan cerita itu dalam bentuk [[kakawin]], yakni puisi lawas dengan [[metrum]] India berbahasa Jawa Kuno. Salah satu yang terkenal ialah ''[[kakawin Arjunawiwaha]]'' (''Arjunawiwāha'', perkawinan Arjuna) gubahan mpu [[Kanwa]]. Karya yang diduga ditulis antara 1028-1035 M ini (Zoetmulder, 1984) dipersembahkan untuk raja [[Airlangga]] dari kerajaan Medang Kamulan, menantu raja Dharmawangsa. ==
 
Karya sastra lain yang juga terkenal adalah [[Kakawin Bharatayuddha]], yang digubah oleh mpu Sedah dan belakangan diselesaikan oleh mpu Panuluh (Panaluh). Kakawin ini dipersembahkan bagi Prabu [[Jayabhaya]] (1135-1157 M), ditulis pada sekitar akhir masa pemerintahan raja Daha (Kediri) tersebut. Di luar itu, mpu Panuluh juga menulis kakawin ''[[kakawin Hariwangsa|Hariwangśa]]'' pada masa Jayabaya, dan diperkirakan pula menggubah [[kakawin Gatotkacasraya|Gaţotkacāśraya]] pada masa raja [[Kertajaya]] (1194-1222 M) dari Kediri.