Abdul Wahid Hasyim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
k clean up, replaced: beliau → ia (3) using AWB
Baris 37:
'''Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]]|1|6|1914|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|19|4|1953}}) adalah pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam [[Kabinet Presidensial|kabinet pertama]] Indonesia. Ia adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, [[Abdurrahman Wahid]] dan anak dari [[Hasyim Asy'arie]], salah satu pahlawan nasional [[Indonesia]]. Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng, [[Jombang]].
 
Pada tahun [[1939]], [[NU]] menjadi anggota [[MIAI]] (Majelis Islam A'la Indonesia), sebuah badan federasi partai dan ormas Islam pada zaman pendudukan Belanda. Saat pendudukan [[Jepang]] yaitu tepatnya pada tanggal [[24 Oktober]] [[1943]] beliauia ditunjuk menjadi Ketua ''Majelis Syuro Muslimin Indonesia'' (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi beliauia merintis pembentukan ''Barisan Hizbullah'' yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan. Selain terlibat dalam gerakan politik, tahun 1944 beliauia mendirikan Sekolah Tinggi [[Islam]] di Jakarta yang pengasuhannya ditangani oleh KH. [[A. Kahar Muzakkir]]. Menjelang kemerdekaan tahun [[1945]] ia menjadi anggota [[BPUPKI]] dan [[PPKI]].
 
Wahid Hasyim dengan segudang pemikiran tentang agama, negara, pendidikan, politik, kemasyarakatan, NU, dan pesantren, telah menjadi lapisan sejarah ke-Islaman dan ke-Indonesiaan yang tidak dapat tergantikan oleh siapapun.
Baris 46:
 
Karier politiknya terus menanjak dengan cepat. Ketua PBNU, anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), hingga [[Menteri Agama]] pada tiga kabinet (Hatta, Natsir, dan Sukiman).
Banyak kontribusi penting yang diberikan Wahid bagi agama dan bangsa.
 
Rumusan "Ketuhanan Yang Maha Esa" dalam [[Pancasila]] sebagai pengganti dari "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya" tidak terlepas dari peran seorang Wahid Hasjim. Wahid dikenal sebagai [[tokoh yang moderat]], [[substantif]], dan [[inklusif]].
Baris 67:
 
{{lifetime|1914|1953|Hasjim, Abdul Wahid}}
{{indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Menteri Kabinet Presidensial|Wahid Hasjim]]
Baris 83 ⟶ 82:
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur|Wahid Hasjim]]
[[Kategori:Tokoh Jawa|Wahid Hasjim]]
 
 
{{indo-bio-stub}}