Ibnu Sutowo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- milyar + miliar)
k clean up, replaced: beliau → ia (2) using AWB
Baris 30:
 
== Permina & Pertamina ==
Pada tahun 1957, [[A.H. Nasution]] (saat itu [[KSAD]]) menunjuk Sutowo untuk mengelola PT Tambang Minyak Sumatera Utara (PT Permina). Pada tahun [[1968]], perusahaan ini digabung dengan perusahaan minyak milik negara lainnya menjadi PT [[Pertamina]].
 
Harian ''[[Indonesia Raya (surat kabar)|Indonesia Raya]]'' pimpinan [[Mochtar Lubis]] pada tanggal [[30 Januari]] 1970 memberitakan bahwa simpanan Ibnu Sutowo pada saat itu mencapai Rp 90,48 miliar (kurs rupiah saat itu Rp 400/dolar), dan melaporkan kerugian negara akibat kongkalikong Ibnu dan pihak Jepang mencapai US$1.554.590,28. Saat itu, pemerintah Indonesia di bawah Presiden [[Suharto]] membentuk tim yang bernama ''[[Komisi Empat]]'' untuk menyelidiki dugaan korupsi di Pertamina. Tim ini menghasilkan laporan yang menyimpulkan terjadinya beberapa penyimpangan-penyimpangan, namun tanpa tindakan hukum apa pun terhadap pelaku korupsi.
Baris 39:
[[Tirto Utomo]], bawahan Ibnu, yang sedang membuat produk [[air mineral]] pada tahun [[1973]], dengan merek [[Aqua (air mineral)|Aqua]], berkunjung ke [[Bangkok]], [[Thailand]]. Ibnu juga diajak oleh Tirto, untuk mempelajari cara pembuatan air mineral di pabrik [[air mineral]] [[Polaris (air mineral)|Polaris]] di [[Thailand]], karena di Indonesia, sama sekali belum ada. Sampai akhirnya, ia berkata kepada Tirto : "Aneh Tirto ''iki''. ''Banyu banjir kok diobokke'' dalam botol".
 
Setelah Aqua semakin terkenal ketika pertandingan [[bulu tangkis]] [[Piala Thomas & Uber 1988]] di [[Kuala Lumpur]] dan pertandingan [[golf]], beliauia berpendapat bahwa Aqua harus dikelola oleh yang lebih muda. Maka, beliauia mengundurkan diri dari jabatan direktur utama PT Golden Mississippi dan digantikan oleh Willy Sidharta.
 
Pada masa kepemimpinan Willy Sidharta, yang jabatannya diletakkan oleh Ibnu, PT Golden Mississippi juga memperluas bisnisnya ke dalam bidang taman kota dengan membangun Taman Aqua di setiap [[Ruang Terbuka Hijau]] di [[Jakarta]] dan taman wisata [[Aqua KLCC]] yang dikelola oleh air minum merek "Sehat" (produk Aqua di [[Malaysia]], [[Brunei]], dan [[Singapura]]) di [[Kuala Lumpur]], dan Ibnu mendirikan Bank Aqua pada [[1988]], meski bisnis perbankan ini akhirnya gagal.
Baris 47:
== Kasus Hilton Senayan ==
 
[[Ali Sadikin]], mantan [[Gubernur Jakarta]], saat diperiksa tahun [[2005]] mengaku tertipu oleh PT Indobuildco yang dikiranya merupakan anak perusahaan Pertamina. Saat itu Ibnu Sutowo sebagai Direktur [[Pertamina]] diminta untuk membangun hotel Pertamina di Senayan dengan [[hak guna bangunan]] 30 tahun, namun ternyata hotel dimiliki oleh perusahaan pribadi Ibnu Sutowo.
 
[[Hilton Hotel]] di Senayan kini berganti nama menjadi [[Sultan Hotel]], hingga hari ini tetap dimiliki oleh keluarga Sutowo. Perpanjangan HGB dilanjutkan setelah HGB lama berakhir 2002.
Baris 66:
 
{{DEFAULTSORT:Sutowo, Ibnu}}
 
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Pangdam]]