Tutur Tinular: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Tag: menghilangkan bagian [ * ]
Baris 448:
 
== Tutur Tinular versi 2011-2012 ==
{{main|Tutur Tinular Versi 2011}}
Karena sukses besar pada serial televisi sebelumnya, pada tahun 2011, Tutur Tinular kembali diangkat dan dikemas dalam sebuah sinetron dengan warna yang berbeda menjadi sebuah serial laga oleh Genta Buana Paramita yang ditayangkan di Indosiar. Tutur Tinular Versi 2011 ini juga banyak melibatkan aktor dan aktris pendatang baru. Proses sulih suara yang menjadi ciri khas sinetron laga pun ditiadakan. Berbeda dengan versi lama tahun 1997 yang tayang satu minggu satu kali, maka versi 2011 ini tayang setiap hari dengan durasi selama 2 jam. Meskipun pada awal penayangannya, sinetron ini sudah masuk dalam rating 10 besar program televisi pilihan di Indonesia. Namun serial yang salah satu Sutradaranya berasal dari India ini banyak menuai kritik dan protes dari masyarakat maupun para pecinta fanatik sandiwara Tutur Tinular.{{fact}}
 
Hal ini dikarenakan alur cerita yang dianggap telah melenceng dari cerita aslinya yang sarat dengan kejadian-kejadian sejarah. Tutur Tinular versi 2011 lebih menonjolkan kisah percintaan dan konflik dalam keluarga, dengan selingan lagu dangdut seperti halnya film [[Bollywood]] India, serta bermunculan tokoh-tokoh baru yang tidak ada dalam versi sandiwara radio, seperti pahlawan bertopeng, [[Respati]] dan [[Laksmi]], juga [[Pangeran Bentar]] yang sebenarnya merupakan tokoh dalam cerita [[Saur Sepuh]] ciptaan [[Niki Kosasih]]. Setelah beberapa episode muncul juga beberapa tokoh yang diambil dari kisah atau legenda yang berbeda, seperti [[Khanza]], [[Krishna]], dan [[Arimbi]], yang merupakan tokoh dari epos [[Mahabharata]], menyusul kemudian [[Mak Lampir]] dan [[Gerandong]] dari cerita [[Misteri Gunung Merapi]]. Di samping itu, kostum dan lokasi kerajaan yang digunakan juga tidak mencerminkan [[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|era Hindu-Budha]] zaman Kerajaan [[Singhasari]]-[[Majapahit]], melainkan lebih mirip era kerajaan [[Mataram Islam]], sedangkan kebudayaannya pun mirip seperti campuran [[Melayu]], [[India]], dan [[Tiongkok]].{{fact}}
 
Ciri lainnya dari sinetron ini adalah adanya tokoh dari benda-benda mati seperti siluman sepatu, wayang, tongkat, dan kelapa yang semuanya bisa berbicara dan melakukan sesuatu layaknya manusia. Juga adanya interaksi antara tokoh-tokoh benda mati tersebut, seperti tokoh tongkat Mak Lampir dan siluman asap yang berpacaran. Berbagai macam binatang seperti marmut, anjing, kucing, burung, ikan dan lain-lain dapat berbicara, bayi yang masih dalam kandungan juga sudah bisa berbicara, selain itu ada juga bayi yang langsung menjadi orang dewasa setelah dilahirkan. Lalu ada pernikahan antara manusia dan bangsa siluman raksasa [[Arimbi]] dari kisah Pewayangan yang kemudian melahirkan bayi Bajang dan kemudian menikahi manusia lagi dan lain sebagainya. Ketika ratingnya menurun drastis dan sering terlempar dari 30 besar pada saat memasuki episode-episode akhir, [[Wong Fei Hung]], tokoh sejarah pahlawan dari Tiongkok pun dimasukkan.{{fact}}
 
Tak mampu mendongkrak rating, akhirnya Genta Buana Paramita pun memasukkan tokoh fiksi pahlawan super dari Amerika Serikat, [[Batman]], beserta musuh bebuyutannya, [[Joker]]. Dan juga mereka memasukkan karakter [[Gundam]] dan [[Kratos]] dalam sinetron ini. Ini membuat sinetron ini menuai kontroversi dan banyak dikritik di berbagai situs maupun jejaring sosial, karena dinilai tidak masuk akal, penjiplak, tidak mendidik.
 
Karena demikian, banyak para penonton yang mengkritik dan menilai bahwa sinetron tersebut sebagai sebuah sinetron [[Parodi]] atau [[Komedi]] seperti layaknya film komedi [[Hollywood]] yang berjudul [[Scary Movie]], yaitu film komedi konyol yang banyak menampilkan tokoh-tokoh fiksi maupun sungguhan beserta adegan dari film-film terkenal sebelumnya. {{fact}}
 
== Referensi ==