Ganesa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
| Planet =
}}
'''Ganesa''' ([[bahasa {{Sanskerta|Sanskerta]] गणेश ; ''ganeṣa'' |Ganeṣa|{{audio|Ganesha.ogg|dengarkan}})}} adalah salah satu [[dewa (Hindu)|dewa]] terkenal dalam [[agama Hindu]] dan banyak dipuja oleh [[umat Hindu]], yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. [[Lukisan]] dan [[patung]]nya banyak ditemukan di berbagai penjuru [[India]]; termasuk [[Nepal]], [[Tibet]] dan [[Asia Tenggara]]. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama ''Ganapati'', ''Winayaka'' dan ''Pilleyar''. Dalam tradisi [[wayang|pewayangan]], ia disebut ''Bhatara Gana'', dan dianggap merupakan salah satu puteraputra [[Bhatara Guru]] ([[Siwa]]). Berbagai [[sekte]] dalam agama Hindu memujanya tanpa memedulikan golongan. Pemujaan terhadap Ganesa amat luas hingga menjalar ke umat [[Jainisme|Jaina]], [[agama Buddha|Buddha]], dan di luar [[India]].<ref>Martin-Dubost, hal. 311–320.</ref>
 
Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, [[kepala]]nya yang berbentuk [[gajah]] membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa mahsyurmasyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (''Wignesa'', ''Wigneswara''), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". Ia dihormati saat memulai suatu [[upacara]] dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara.<ref>Getty, hal. 5.</ref> Beberapa [[sastra Hindu|kitab]] mengandung [[anekdot]] [[mitos|mistis]] yang dihubungkan dengan kelahirannya dan menjelaskan ciri-cirinya yang tertentu.
 
Ganesa muncul sebagai [[dewa (Hindu)|dewa]] tertentu dengan wujud yang khas pada [[abad ke-4]] sampai [[abad ke-5]] [[Masehi]], selama [[kerajaan Gupta|periode Gupta]], meskipun ia mewarisi sifat-sifat pelopornya pada [[zaman Weda]] dan pra-Weda.<ref>Narain, A. K. "Gaṇeśa: The Idea and the Icon" in Brown 1991, hal. 27</ref> Ketenarannya naik dengan cepat, dan ia dimasukkan di antara lima dewa utama dalam ajaran [[Smarta]] (sebuah [[denominasi]] Hindu) pada [[abad ke-9]]. Sekte para pemujanya yang disebut ''[[Ganapatya]]'', ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: गाणपत्य; ''gāṇapatya''), yang menganggap Ganesa sebagai dewa yang utama, muncul selama periode itu.<ref>For history of the development of the ''gāṇapatya'' and their relationship to the wide geographic dispersion of Ganesha worship, see: Chapter 6, "The Gāṇapatyas" in: Thapan (1997), hal. 176–213.</ref> Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah ''[[Ganesapurana]]'', ''[[Mudgalapurana]]'', dan ''[[Ganapati Atharwashirsa]]''.
Baris 27:
Nama ''Ganesa'' adalah sebuah [[kata majemuk dalam bahasa Sanskerta]], terdiri dari kata ''gana'' ([[Sanskerta]]: गण; ''gaṇa''), berarti kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan ''isha'' ([[Sanskerta]]: ईश; ''īśa''), berarti penguasa atau pemimpin.<ref>Narain, A. K. "Gaṇeśa: A Protohistory of the Idea and the Icon". Brown, hal. 21–22.</ref> Kata ''gana'' ketika dihubungkan dengan Ganesa seringkali merujuk kepada para [[gana]], pasukan makhluk setengah [[dewa (Hindu)|dewa]] yang menjadi pengikut [[Siwa]].<ref>For the derivation of the name and relationship with the gaņas, see: Martin-Dubost. hal. 2.</ref> Istilah itu secara lebih umum berarti golongan, kelas, komunitas, persekutuan, atau perserikatan.<ref name="Apte">Apte, hal. 395.</ref> ''Ganapati'' ([[Sanskerta]]: गणपति ; ''gaṇapati''), nama lain Ganesa, adalah kata majemuk yang terdiri dari kata ''gana'', yang berarti "kelompok", dan ''pati'', berarti "pengatur" atau "pemimpin".<ref name="Apte"/> Kitab ''[[Amarakosha]]'', yaitu kamus [[bahasa Sanskerta]], memiliki daftar delapan nama lain Ganesa: ''Winayaka'', ''Wignaraja'' (sama dengan ''Wignesa''), ''Dwaimatura'' (yang memiliki dua ibu), ''Ganadipa'' (sama dengan ''Ganapati'' dan ''Ganesa''), ''Ekadanta'' (yang memiliki satu [[gading]]), ''Heramba'', ''Lambodara'' (yang memiliki perut bak periuk, atau, secara [[harfiah]], yang perutnya bergelayutan), dan ''Gajanana'' (yang bermuka [[gajah]]).<ref>Krishan hal. 6</ref>
 
''Winayaka'' ([[Sanskerta]]: विनायक ; ''vināyaka'') adalah nama umum bagi Ganesa yang muncul dalam kitab-kitab ''[[Purana]]'' [[agama Hindu|Hindu]] dan ''[[Tantra]]'' [[agama Buddha]].<ref name="Thapan, hal. 20">Thapan, hal. 20.</ref> Nama ini mencerminkan sebutan terhadap delapan kuil Ganesa yang terkenal di [[Maharashtra]] yang mahsyurmasyhur sebagai [[astawinayaka]]. Nama ''Wignesa'' ([[Sanskerta]]: विघ्नेश; ''vighneśa'') dan ''Wigneswara'' ([[Sanskerta]]: विघ्नेश्वर; ''vighneśvara'') (Penguasa segala rintangan) merujuk kepada tugas utamanya dalam [[mitologi Hindu]] sebagai pencipta sekaligus penyingkir segala rintangan (''vighna'').
 
[[Berkas:Ekdanta.jpg|left|200px|thumb|Lukisan ''Ekadanta'' atau "Ganesa bergading satu", dari daerah [[Mysore]], negara bagian [[Karnataka]], [[India]].]]
Nama yang mahsyurmasyhur bagi Ganesa dalam [[bahasa Tamil]] adalah ''Pille'' atau ''Pilleyar'' ("anak kecil"). A. K. Narain membedakan arti istilah-istilah tersebut dengan mengatakan bahwa ''pille'' berarti seorang "anak" sementara ''pilleyar'' berarti seorang "anak yang mulia". Dia menambahkan bahwa kata ''pallu'', ''pella'', dan ''pell'' dalam [[bahasa Dravida|bahasa-bahasa rumpun Dravida]] berarti "gigi atau [[gading]] [[gajah]]", namun lebih lazim diartikan "[[gajah]]".<ref>Narain, A. K. "Gaṇeśa: The Idea and the Icon". Brown, hal. 25.</ref> Seorang penulis buku yang bernama Anita Raina Thapan menambahkan bahwa akar kata ''pille'' pada nama ''Pillaiyar'' mungkin aslinya berarti "gajah muda", karena kata ''pillaka'' dalam [[bahasa Pali]] berarti "gajah muda".<ref>Thapan, hal. 62.</ref>
 
== Penggambaran ==
Baris 46:
Nama Ganesa pada mulanya adalah ''Ekadanta'' (satu [[gading]]), merujuk kepada gadingnya yang utuh hanya berjumlah satu, sedangkan yang lainnya patah. Beberapa [[citra]] menunjukkan ia sedang membawa patahan gadingnya. Hal penting di balik penampilan khusus ini dikandung dalam kitab ''[[Mudgalapurana]]'', yang mengatakan bahwa nama penjelmaan Ganesa yang kedua adalah Ekadanta. Perut buncit Ganesa muncul sebagai ciri-ciri khusus pada [[seni|kesenian]] [[patung]] sejak zaman dulu, yang ditaksir sejak [[kerajaan Gupta|periode Gupta]] (sekitar [[abad ke-4|abad IV]]-[[abad ke-5|VI]]).<ref>"Ganesha in Indian Plastic Art" and ''Passim''. Nagar, hal. 101.</ref> Penampilan ini amat penting, karena menurut ''Mudgalapurana'', dua penjelmaan Ganesa yang berbeda memakai nama yang diambil dari ''Lambodara'' (perut buncit, atau, secara [[harfiah]], perut bergelantungan) dan ''Mahodara'' (perut besar).<ref>Granoff, Phyllis. "Gaṇeśa as Metaphor". Brown, hal. 91.</ref> Kedua nama tersebut merupakan [[kata majemuk dalam bahasa Sanskerta|kata majemuk]] dalam [[bahasa Sanskerta]] yang melukiskan bagaimana keadaan perutnya. Kitab ''[[Brahmandapurana]]'' mengatakan bahwa Ganesa bernama Lambodara karena segala semesta (yaitu "[[Brahmanda|telur alam semesta]]"; [[IAST]]: ''brahmāṇḍa'') pada masa lalu, sekarang, dan yang akan datang ada di dalam tubuhnya. Jumlah lengan Ganesa bervariasi; wujudnya yang terkenal memiliki sekitar dua sampai enam belas lengan.<ref>For an inconographical chart showing number of arms and attributes classified by source and named form, see: Nagar, hal. 191–195. Appendix I.</ref> Banyak penggambaran tentang Ganesa yang menampilkan ia bertangan empat, yang telah disebut dalam ''[[Purana]]'' dan ditetapkan sebagai wujud standar dalam beberapa kitab tentang [[ikonografi]]. Wujudnya pada masa awal memiliki dua lengan.<ref>Krishan 1999, hal. 89</ref> Wujud dengan 14 dan 20 lengan muncul di India Tengah selama [[abad ke-9]] dan [[abad ke-10]].<ref>Martin-Dubost, hal. 120.</ref> [[Ular]] adalah tampilan yang umum dalam penggambaran tentang Ganesa dan muncul dalam beragam bentuk.<ref>Martin-Dubost, hal. 202, For an overview of snake images in Ganesha iconography.</ref> Menurut ''[[Ganesapurana]]'', Ganesa melilitkan ular [[Basuki (naga)|Basuki]] di lehernya. Penggambaran lain tentang ular meliputi kegunaannya sebagai benang suci ([[IAST]]: ''yajñyopavīta'') yang dililitkan melingkari perut sebagai sabuk, dipegang di tangan, dililitkan di pergelangan kaki, atau dipakai sebagai mahkota. Pada dahi Ganesa kemungkinan ada mata ketiga atau [[simbol]] [[sekte]] [[Siwa]] ([[Sanskerta]]: ''tilaka''), yang berupa tiga garis mendatar. ''[[Ganeshapurana]]'' mengatakan bahwa tanda tilaka sama saja dengan bulan sabit pada dahi kepala. Wujud tertentu dari Ganesa yang disebut ''Bhalachandra'' (IAST: ''bhālacandra''; "Bulan di dahi") memasukkan unsur penggambaran tersebut. Namun [[warna]] lain yang spesifik dihubungkan dengan wujud tertentu.<ref>"The Colors of Ganesha". Martin-Dubost, hal. 221–230.</ref> Beberapa contoh mengenai hubungan warna dengan gerakan meditasi tertentu dinyatakan dalam Sritattvanidhi, sebuah buku tentang ikonografi dalam [[Hinduisme]]. Sebagai contoh, [[putih]] dihubungkan dengan wujud Ganesa sebagai ''Heramba-Ganapati'' dan ''Rina-Mochana-Ganapati'' (Ganapati yang membebaskan dari belenggu). ''Ekadanta-Ganapati'' digambarkan berwarna [[biru]] selama bermeditasi dalam wujud itu.
 
=== Wahana ===
[[Berkas:Thajavur Ganesha.jpg|left|240px|thumb|Sebuah lukisan bergaya Tajore, menampilkan Ganesa yang sedang mengendarai [[wahana]]nya, yaitu [[tikus]]. Di belakangnya tampak seorang pelayan yang setia menemaninya.]]
 
[[Citra]] Ganesa pada mulanya tidak disertai dengan [[wahana]] ([[kendaraan|tunggangan]]).<ref>Krishan, hal. 48, 89, 92.</ref> Pada delapan [[awatara|penjelmaan]] Ganesa yang dinyatakan dalam ''[[Mudgalapurana]]'', Ganesa lima kali menggunakan [[tikus]] dalam lima penjelmaannya, menggunakan [[singa]] saat menjelma sebagai ''Wakratunda'', seekor [[merak]] saat menjelma sebagai ''Wikata'', dan menggunakan [[Sesa]], [[nāga|naga]] ilahi, dalam penjelmaannya sebagai ''Wignaraja''. Pada empat penjelmaan Ganesa yang terdaftar dalam ''[[Ganesapurana]]'', ''Mohotkata'' menunggangi singa, ''Mayureswara'' menunggangi merak, ''Dumraketu'' menunggangi [[kuda]], dan ''Gajanana'' menunggangi tikus. Dalam pandangan agama Jaina terhadap Ganesa, wahananya ada bermacam-macam, seperti misalnya tikus, [[gajah]], [[penyu]], [[domba]], atau merak.<ref>Maruti Nandan Tiwari and Kamal Giri, "Images of Gaṇeśa In Jainism", in: Brown, hal.101-102.</ref>
=== Wahana ===
 
[[Citra]] Ganesa pada mulanya tidak disertai dengan [[wahana]] ([[kendaraan|tunggangan]]).<ref>Krishan, hal. 48, 89, 92.</ref> Pada delapan [[awatara|penjelmaan]] Ganesa yang dinyatakan dalam ''[[Mudgalapurana]]'', Ganesa lima kali menggunakan [[tikus]] dalam lima penjelmaannya, menggunakan [[singa]] saat menjelma sebagai ''Wakratunda'', seekor [[merak]] saat menjelma sebagai ''Wikata'', dan menggunakan [[Sesa]], [[nāga|naga]] ilahi, dalam penjelmaannya sebagai ''Wignaraja''. Pada empat penjelmaan Ganesa yang terdaftar dalam ''[[Ganesapurana]]'', ''Mohotkata'' menunggangi singa, ''Mayureswara'' menunggangi merak, ''Dumraketu'' menunggangi [[kuda]], dan ''Gajanana'' menunggangi tikus. Dalam pandangan agama Jaina terhadap Ganesa, wahananya ada bermacam-macam, seperti misalnya tikus, [[gajah]], [[penyu]], [[domba]], atau merak.<ref>Maruti Nandan Tiwari and Kamal Giri, "Images of Gaṇeśa In Jainism", in: Brown, hal.101-102.</ref>
 
Ganesa seringkali digambarkan menunggangi atau diantar oleh seekor tikus. Martin-Dubost mengatakan bahwa tikus muncul sebagai [[wahana]] yang utama dalam sastra tentang Ganesa, di wilayah India Tengah dan Barat selama [[abad ke-7]]; tikus juga selalu ditempatkan dekat dengan kakinya. Tikus sebagai wahana muncul pertama kali dalam kitab ''[[Matsyapurana]]'' dan kemudian dalam ''[[Brahmandapurana]]'' dan ''[[Ganesapurana]]'', dimana Ganesa menggunakannya sebagai kendaraan hanya pada [[awatara|inkarnasi]] terakhirnya. ''[[Ganapati Atharwashirsa]]'' mengandung [[sloka]] tentang Ganesa yang menyatakan bahwa gambar tikus terdapat dalam [[bendera]]nya. Nama ''Musakawahana'' (berwahana tikus) dan ''Akuketana'' (berbendera tikus) muncul dalam ''Ganesa Sahasranama''.
Baris 60 ⟶ 59:
=== Rintangan ===
Ganesa adalah ''Wigneswara'' atau ''Wignaraja'', dewa segala rintangan, baik yang bersifat [[material]] maupun [[rohani|spiritual]]. Ia mahsyurmasyhur dipuja sebagai penyingkir segala rintangan, meski ia juga memasang rintangan pada umatnya yang perlu diberi cobaan. Paul Courtright mengatakan, "pekerjaannya adalah menempatkan dan menyingkirkan rintangan. Itu merupakan kekuasaannya yang utama..."<ref>Courtright, hal. 136.</ref>
 
Yuvraj Krishan menyatakan bahwa beberapa nama Ganesa mencerminkan perannya yang berkembang dari waktu ke waktu.<ref>For Krishan's views on Ganesha's dual nature see his quote: "Gaṇeśa has a dual nature; as Vināyaka, as a ''grāmadevatā'', he is ''vighnakartā'', and as Gaṇeśa he is ''vighnahartā'', a ''paurāṇic devatā''." Krishan, hal. viii.</ref> M. K. Dhavalikar beranggapan bahwa karena cepatnya ketenaran Ganesa di antara [[Dewa-Dewi Hindu|dewi-dewi Hindu]], dan kemunculan para ''[[Ganapatya]]'', sehingga ada perubahan tekanan suara dari ''wignakartā'' (pencipta rintangan) menjadi ''wignahartā'' (penyingkir rintangan).<ref>For Dhavilkar's views on Ganesha's shifting role, see Dhavalikar, M. K. "Gaṇeśa: Myth and reality" in Brown 1991, hal. 49</ref> Bagaimana pun, dua fungsi tersebut menjadi amat penting dalam karakter Ganesa, seperti yang dijelaskan Robert Brown, "bahkan setelah Ganesa dalam Purana digambarkan dengan baik, Ganesa meninggalkan banyak hal-hal penting untuk peran gandanya sebagai pencipta dan penyingkir rintangan, sehingga memiliki aspek negatif maupun positif.".<ref>Brown, hal. 6.</ref>
Baris 68 ⟶ 67:
Ganesa dianggap sebagai Dewa Aksara dan Pelajaran. Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''buddhi'' adalah [[kata benda]] [[feminin]] yang banyak diterjemahkan menjadi kecerdasan, kebijaksanaan, atau akal.<ref>Apte, hal. 703.</ref> Konsep ''buddhi'' erat dikaitkan dengan kepribadian Ganesa, khususnya pada zaman ''[[Purana]]'', ketika banyak kisah menonjolkan kepintarannya dan cinta terhadap kecerdasan. Salah satu nama Ganesa dalam ''[[Ganeshapurana]]'' dan ''[[Ganesa Sahasranama]]'' adalah Buddhipriya. Nama ini juga muncul dalam daftar 21 nama di akhir ''Ganesa Sahasranama'' yang menurut Ganesa amat penting. Kata ''priya'' bisa berarti "yang tercinta", dan dalam konteks suami-istri bisa berarti "kekasih" atau "suami",<ref>Practical Sanskrit Dictionary By Arthur Anthony MacDonell; hal. 187 (''priya''); Published 2004; Motilal Banarsidass Publ; ISBN 81-208-2000-2</ref> maka nama ''Buddhipriya'' bisa saja berarti "Yang dicintai oleh kecerdasan" atau "Suami Buddhi".<ref>Krishan 1999; hal. 60-70 discusses Ganesha as "Buddhi's Husband".</ref>
 
=== AumOm ===
[[Berkas:Ganesha-aum.jpg|right|200px|thumb|Ganesa dalam perhiasan berbentuk simbol [[Aum]].]]
 
Ganesa diidentikkan dengan [[mantra]] [[AumOm]] dalam [[agama Hindu]] (Simbol: '''<font face="Arial Unicode MS" size="4">'''</font>, juga dieja 'OmAum'). Istilah ''oṃ(ng)kāraswarūpa'' (AumOm adalah wujudnya), ketika diidentikkan dengan Ganesa, merujuk pada sebuah pemahaman bahwa ia menjelma sebagai bunyi yang utama.<ref>Grimes, hal. 77.</ref> Kitab ''[[Ganapati Atharwashirsa]]'' memberi penjelasan mengenai hubungan ini. [[Chinmayananda|Swami Chinmayananda]] menerjemahkan pernyataan yang relevan berikut ini:
 
<blockquote>
Baris 77 ⟶ 76:
</blockquote>
 
Beberapa pemuja melihat kesamaan antara lekukan tubuh Ganesa dalam penggambaran umum dengan bentuk simbol AumOm dalam [[aksara Dewanagari]] dan [[aksara Tamil|Tamil]].<ref>For examples of both, see: Grimes, hal. 79–80.</ref>
 
=== Cakra pertama ===
Baris 84 ⟶ 83:
 
== Mitologi ==
=== Kelahiran ===
[[Berkas:Ganesha Kangra miniature 18th century Dubost p51.jpg|left|200px|thumb|[[Parwati]] dan [[Siwa]] memandikan Ganesa. Sebuah lukisan dari Kangra, dibuat sekitar abad ke-18.]]
Meski Ganesa terkenal sebagai puteraputra dari [[Siwa]] dan [[Parwati]], [[mitologi Hindu|mitos-mitos]] dalam ''[[Purana]]'' memiliki ketidakpastian mengenai kelahirannya. Dia bisa saja diciptakan oleh Siwa, atau oleh Parwati, atau oleh Siwa dan Parwati, atau muncul secara misterius dan ditemukan oleh Siwa dan Parwati. Terdapat berbagai versi mengenai kelahiran Ganesa, namun kisah yang paling terkenal berasal dari kitab ''[[Siwapurana]]''.
 
=== Kelahiran ===
 
Meski Ganesa terkenal sebagai putera dari [[Siwa]] dan [[Parwati]], [[mitologi Hindu|mitos-mitos]] dalam ''[[Purana]]'' memiliki ketidakpastian mengenai kelahirannya. Dia bisa saja diciptakan oleh Siwa, atau oleh Parwati, atau oleh Siwa dan Parwati, atau muncul secara misterius dan ditemukan oleh Siwa dan Parwati. Terdapat berbagai versi mengenai kelahiran Ganesa, namun kisah yang paling terkenal berasal dari kitab ''[[Siwapurana]]''.
 
Dalam kitab ''[[Siwapurana]]'' dikisahkan, suatu ketika Parwati (istri Dewa Siwa) ingin mandi. Karena tidak ingin diganggu, ia menciptakan seorang anak laki-laki. Ia berpesan agar anak tersebut tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya selagi Dewi Parwati mandi dan hanya boleh melaksanakan perintah Dewi Parwati saja. Perintah itu dilaksanakan sang anak dengan baik.
 
Alkisah ketika Dewa Siwa hendak masuk ke rumahnya, ia tidak dapat masuk karena dihadang oleh anak kecil yang menjaga rumahnya. Bocah tersebut melarangnya karena ia ingin melaksanakan perintah Parwati dengan baik. Siwa menjelaskan bahwa ia suami Parwati dan rumah yang dijaga si bocah adalah rumahnya juga. Namun sang bocah tidak mau mendengarkan perintah Siwa, sesuai dengan perintah ibunya untuk tidak mendengar perintah siapapun. Akhirnya Siwa kehabisan kesabarannya dan bertarung dengan anaknya sendiri. Pertarungan amat sengit sampai akhirnya Siwa menggunakan [[Trisula]]nya dan memenggal kepala si bocah. Ketika Parwati selesai mandi, ia mendapati puteranyaputranya sudah tak bernyawa. Ia marah kepada suaminya dan menuntut agar anaknya dihidupkan kembali. Siwa sadar akan perbuatannya dan ia menyanggupi permohonan istrinya.
 
Atas saran [[Brahma]], Siwa mengutus abdinya, yaitu para [[gana]], untuk memenggal kepala makhluk apapun yang dilihatnya pertama kali yang menghadap ke utara. Ketika turun ke dunia, gana mendapati seekor [[gajah]] sedang menghadap utara. Kepala gajah itu pun dipenggal untuk mengganti kepala Ganesa. Akhirnya Ganesa dihidupkan kembali oleh Dewa Siwa dan sejak itu diberi gelar Dewa Keselamatan.
Baris 99 ⟶ 96:
[[Berkas:Ganapati1.jpg|right|200px|thumb|Lukisan "Riddhi Siddhi" karya [[Raja Ravi Varma]], menggambarkan Ganesa yang didampingi kedua istrinya, Riddhi dan Siddhi.]]
 
Dalam keluarga Ganesa ada saudaranya yang bernama [[Kartikeya|Skanda]], yang juga disebut [[Kartikeya]], [[Kartikeya|Murugan]], dan lain-lain. Perbedaan wilayah memberikan versi berbeda tentang jenjang kelahiran mereka. Di India Utara, Skanda biasanya dianggap yang lebih tua, sementara di India Selatan, Ganesa dianggap yang lebih dahulu lahir. Skanda merupakan dewa perang yang mahsyurmasyhur sekitar tahun 500 SM sampai 600 M, ketika pemujaan terhadapnya berkurang secara signifikan di India Utara. Seiring dengan memudarnya Skanda, Ganesa mulai berkembang. Beberapa kisah menceritakan persaingan antara kedua bersaudara tersebut dan bisa saja mencerminkan ketegangan yang terjadi antar [[sekte]] (pemuja Ganesa dan pemuja Skanda).<ref>Gupta, hal. 38.</ref>
 
Status orangtua Ganesa, subjek pembicaraan yang luas bagi para sarjana, memiliki beragam versi dalam cerita-cerita mitos. Salah satu pola dalam mitos mengidentifikasi Ganesa sebagai seorang ''[[brahmacarya]]'' yang tak menikah.<ref>Getty 1936, hal. 33. "According to ancient tradition, Gaṇeśa was a Brahmacārin, that is, an unmarried deity; but legend gave him two consorts, personifications of Wisdom (Buddhi) and Success (Siddhi)."</ref> Pandangan ini biasa terdapat di India Selatan dan di beberapa wilayah India Utara. Dalam contoh lain, ia diasosiasikan dengan konsep ''Buddhi'' (kecerdasan), ''Siddhi'' (kekuatan spiritual), dan ''Riddhi'' (kemakmuran); tiga kualitas ini kadangkala dipersonifikasikan sebagai para dewi, yang konon menjadi para istri Ganesa. Dia bisa juga digambarkan dengan satu pasangan saja atau seorang pelayan tanpa nama ([[Sanskerta]]: ''daşi''). Dalam contoh lain, ia diasosiasikan dengan dewi kebudayaan dan kesenian, yaitu [[Saraswati]] atau Śarda (umumnya di [[Maharashtra]]).<ref>For associations with Śarda and Sarasvati and the identification of those goddesses with one another, see: Cohen, Lawrence, "The Wives of Gaṇeśa", in: Brown 1991, hal. 131–132.</ref> Dia juga disangkutpautkan dengan dewi keberuntungan dan kemakmuran, [[Laksmi]].<ref>For associations with Lakshmi see: Cohen, Lawrence, "The Wives of Gaṇeśa", in: Brown 1991, hal. 132–135.</ref> Contoh lainnya, terutama yang menonjol di wilayah [[Benggala]], menghubungkan Ganesa dengan pohon [[pisang]], [[Kala Bo]].<ref>For discussion of the Kala Bo, see: Cohen, Lawrence, "The Wives of Gaṇeśa", in: Brown 1991, hal. 124–125.</ref>
 
Kitab ''[[Siwapurana]]'' mengatakan bahwa Ganesa memiliki dua puteraputra: Ksema (kemakmuran) dan Laba (keuntungan). Menurut kisah versi India Utara, puteranyaputranya seringkali disebut Suba (keselamatan) dan Laba. [[Film]] ber[[bahasa Hindi]] tahun [[1975]] berjudul ''[[Jai Santoshi Maa]]'' menampilkan Ganesa yang menikahi Riddhi dan Siddhi lalu memiliki puteri bernama Santoshi Ma, dewi kepuasan. Kisah ini tidak memiliki dasar dari kitab ''[[Purana]]''.<ref>Cohen, Lawrence. "The Wives of Gaṇeśa". Brown, hal. 130.</ref>
 
== Pemujaan dan festival ==
[[Berkas:Ganesh Paris 2004 DSC08471.JPG|left|240px|thumb|Festival Ganesa yang dirayakan oleh [[umat Hindu]] di [[Paris]], [[Perancis]], pada tahun [[2004]].]]
 
Ganesa banyak dipuja saat acara kerohanian maupun kegiatan sehari-hari; khususnya saat mulai berniaga seperti misalnya membeli kendaraan atau memulai bisnis. K.N. Somayaji berkata, "jarang ada rumah ([[Hindu]] di [[India]]) yang tidak memiliki arca Ganapati. [..] Ganapati, sebagai dewa yang termahsyurtermasyhur di [[India]], dipuja oleh hampir seluruh [[kasta]] dan di seluruh penjuru negara".<ref>K.N. Somayaji, ''Concept of Ganesha'', hal. 1 as quoted in Krishan hal. 2-3</ref> Pemujanya percaya bila Ganesa dibuat senang, ia akan memberi kesuksesan, kemakmuran dan perlindungan terhadap bencana.
 
Ganesa bukan dewa bagi [[sekte]] tertentu, dan [[umat Hindu]] dari seluruh [[denominasi Hindu|denominasi]] memanggil namanya saat memulai persembahyangan, memulai usaha yang penting, dan upacara keagamaan. Penari dan musisi, khususnya di India Selatan, memulai pertunjukkan seni seperti misalnya tari [[Bharatnatyam]] dengan terlebih dahulu memuja Ganesa. [[mantra|Mantra-mantra]] seperti misalnya ''Om Shri Gaṇeshāya Namah'' (Om, hormat pada Hyang Ganesa yang mahsyurmasyhur-mulia) seringkali dipakai. Salah satu mantra paling terkenal yang diasosiasikan dengan Ganesa adalah ''Om Gaṃ Ganapataye Namah''.
 
Pemujanya memberi persembahan berupa manisan seperti misalnya modaka dan bola-bola kecil manis ([[laddu]]). Dia seringkali digambarkan memegang semangkuk manisan, yang disebut modakapātra. Karena ia diidentifikasikan dengan warna [[merah]], ia seringkali dipuja dengan pasta cendana merah (raktacandana) atau bunga merah. Rumput Dūrvā ([[:en:Cynodon dactylon|Cynodon dactylon]]) dan benda lainnya sering dipakai dalam memujanya.
 
Festival yang dikaitkan dengan Ganesa adalah Winayaka caturti (Ganesa Caturti) pada ''śuklapakṣa'' (hari keempat bulan [[purnama]]) di bulan ''bhadrapada'' ([[Agustus]]/[[September]]) dan Ganesa jayanti (ulang tahun Ganesa) dirayakan pada ''cathurthī'' dalam ''kṛṣṇapakṣa'' (hari keempat bulan mati) di bulan ''magha'' ([[Januari]]/[[Februari]]).
Baris 124 ⟶ 121:
[[Berkas:GaneshaBirlaMandirJaipur.JPG|left|240px|thumb|Arca Ganesa di Birla [[Tempat suci Hindu|Mandir]] ([[Pura]] Birla) di [[Jaipur]], [[India]].]]
 
Dalam [[tempat suci Hindu]], Ganesa dapat diuraikan beraneka macam: sebagai dewa bawahan (''parswadewata''); sebagai dewa yang erat dengan dewa utama (''pariwaradewata''); atau sebagai dewa utama di sebuah kuil (''pradhana''), dijamu bagaikan dewa tertinggi di antara [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi]] [[agama Hindu|Hindu]].<ref>Krishan hal. 92</ref> Sebagai dewa keluar-masuk, dia banyak ditempatkan di pintu gerbang kuil Hindu untuk menghalau hal-hal buruk, yang sama dengan perannya sebagai penjaga pintu rumah [[Parwati]]. Dan juga, beberapa kuil didedikasikan untuk Ganesa sendiri, misalnya [[Astawinayaka]] ([[Sanskerta]]: अष्टविनायक; ''aṣṭavināyaka''; "delapan (kuil) Ganesa") di [[Maharashtra]] yang paling mahsyurmasyhur. Terletak di jarak sekitar 100 kilometer dari kota Pune, masing-masing dari delapan kuil ini memuliakan wujud utama Ganapati, lengkap dengan cerita dan legendanya; bersama-sama mereka membentuk sebuah ''mandala'', menandai wilayah suci Ganesa.
 
Ada banyak kuil Ganesa yang penting di tempat-tempat berikut ini: Wai di [[Maharashtra]]; Ujjain di [[Madhya Pradesh]]; Jodhpur, Nagaur dan Raipur (Pali) di [[Rajasthan]]; Baidyanath di [[Bihar]]; Baroda, Dhokala, dan Balsad di [[Gujarat]] dan Kuil Dhundiraj di [[Benares]], [[Uttar Pradesh]]. Kuil Ganesa yang utama di India Selatan yaitu sebagai berikut: Kuil Jambukeśvara di [[Tiruchirapalli]]; di Rameshvaram dan Suchindram di [[Tamil Nadu]]; Hampi, Kasargod, dan Idagunji di [[Karnataka]]; dan Bhadrachalam di [[Andhra Pradesh]].
Baris 158 ⟶ 155:
=== Zaman Purana ===
 
Kisah mengenai Ganesa seringkali muncul dalam kitab-kitab ''[[Purana]]''. Brown mengatakan, sementaraketika kitab-kitab ''Purana'' tidak menyebutkan kapan tepatnya suatu peristiwa terjadi, penuturan kisah hidup Ganesa yang lebih detail ada dalam kitab yang muncul belakangan, sekitar th. 600–1300.<ref>Brown, hal. 183.</ref> Yuvraj Krishan mengatakan bahwa mitos mengenai kelahiran Ganesa dan bagaimana ia memperoleh kepala gajah, ada dalam ''Purana'' yang digubah dari th. 600 dan seterusnya. Ia meneliti masalah dan mengungkapkan bahwa referensi tentang Ganesa yang terdapat dalam ''Purana-purana'' awal, seperti misalnya ''[[Bayupurana]]'' dan ''[[Brahmandapurana]]'', adalah sisipan di kemudian hari yang dibuat dari abad ke-7sampai abad ke-10.<ref>Krishan, hal. 103.</ref>
 
Bangkitnya ketenaran Ganesa dikodifikasikan pada abad ke-9, ketika secara formal ia dimasukkan ke dalam lima dewa utama dalam [[aliran Smarta]]. Filsuf abad ke-9 bernama [[Adi Shankara|Shankaracarya]] memopulerkan "pemujaan terhadap lima wujud" (pañcāyatana pūjā), sebuah sistem di antara kaum [[brahmana]] yang [[ortodoks]] dalam tradisi Smarta. Dalam pemujaan ini dilakukan pemanggilan lima dewa yaitu Ganesa, [[Wisnu]], [[Siwa]], [[Dewi (Hindu)|Dewi]], dan [[Surya]]. Shankaracarya mendirikan tradisi itu dengan tujuan utama untuk menyatukan dewa-dewi utama dari lima sekte besar pada status yang sama. Hal ini sungguh-sungguh membuat peran Ganesa sebagai seorang dewa komplementer.
Baris 171 ⟶ 168:
R.C. Hazra mengatakan bahwa ''Mudgalapurana'' lebih tua daripada ''Ganeshapurana'', yang menurutnya digubah pada tahun 1100 dan 1400.<ref>R.C. Hazra, "The Gaṇeśa Purāṇa", ''Journal of the Ganganatha Jha Research Institute'' (1951);79–99. R.C. Hazra, "The Gaṇeśa Purāṇa", ''Journal of the Ganganatha Jha Research Institute'' (1951);79–99.</ref> Tetapi, Phyllis Granoff menemukan masalah terhadap waktu yang tidak tetap ini dan berkesimpulan bahwa ''Mudgalapurana'' adalah kitab filsafat terakhir yang menyinggung masalah Ganesa. Ia mengemukakan alasannya berdasarkan sebuah fakta bahwa, di antara bukti-bukti internal lainnya, ''Mudgalapurana'' secara spesifik menyebut ''Ganeshapurana'' sebagai salah satu dari empat ''[[Purana]]'' (''[[Brahmapurana|Brahma]]'', ''[[Brahmandapurana|Brahmanda]]'', ''[[Ganeshapurana|Ganesha]]'', dan ''[[Mudgalapurana]]'') yang menyinggung masalah Ganesa.<ref>Phyllis Granoff, "Gaṇeśa as Metaphor", in Brown, hal. 94–95, note 2.</ref> Sementara isinya sudah usang, kitab itu diberi sisipan sampai abad ke-17dan ke-18, sehubungan dengan pemujaan Ganapati yang menjadi penting dalam wilayah tertentu.<ref>Thapan, hal. 30–33.</ref> Kitab lain yang memuji Ganesa, yaitu ''[[Ganapati Atharwashirsa]]'', ada kemungkinan digubah pada abad ke-16 atau ke-17.<ref>Courtright, hal. 252.</ref>
 
== Di luar India dan agama Hindu ==
[[Berkas:Kabul ganesh khingle.jpg|right|180px|thumb|Arca Ganesa dari [[marmer]]. Dibuat pada [[abad ke-5]]. ditemukan di Gardez, [[Afganistan]], sekarang di Dargah Pir Rattan Nath, [[Kabul]].]]
 
== Di luar India dan agama Hindu ==
[[Berkas:Ganesha statue at Sanggar Agung Temple, Surabaya-Indonesia.jpg|thumb|240px|Altar Ganesha dengan patung seukuran manusia yang juga digunakan oleh umat [[Hindu]] di [[Klenteng Sanggar Agung]].]]
Hubungan dagang dan budaya telah memperluas pengaruh [[India]] di [[Asia Barat]] dan [[Asia Tenggara|Tenggara]]. Ganesa adalah salah satu dari banyaknya [[Dewa-Dewi Hindu|dewa-dewi Hindu]] yang menjamah negeri asing sebagai akibatnya.<ref>Nagar, hal. 175.</ref>
 
Baris 180 ⟶ 175:
 
[[Umat Hindu]] bermigrasi ke [[nusantara]] dan membawa budaya mereka, termasuk Ganesa, bersama mereka. Arca-arca Ganesa ditemukan di sepanjang wilayah [[Nusantara]] dalam jumlah yang banyak, seringkali di samping kuil [[Siwa]]. Wujud Ganesa didapati dalam kesenian Hindu di [[Jawa]], [[Bali]], dan [[Kalimantan]] yang menunjukkan pengaruh regional yang spesifik.<ref>Getty, hal. 55–66.</ref> Penyebaran budaya Hindu secara perlahan-lahan ke [[Asia Tenggara]] telah membuat wujud Ganesa dimodifikasi di [[Burma]], [[Kamboja]], dan [[Thailand]]. Di [[Indochina]], [[agama Hindu]] dan [[agama Buddha|Buddha]] dijalankan dengan berdampingan, dan pengaruh timbal balik bisa dilihat dalam penggambaran Ganesa di wilayah itu. Di [[Thailand]], [[Kamboja]] dan di [[Vietnam]], Ganesa terutama dianggap sebagai penyingkir segala rintangan. Bahkan kini oleh umat Buddha di Thailand, Ganesa dihormati sebagai penyingkir segala rintangan, atau dewa keberhasilan.<ref>Brown, hal. 182.</ref>
 
[[Berkas:Prambanan-ganesha.jpg| left|right|200px|thumb|Arca Ganesa di [[candi Prambanan]], [[Indonesia]].]]
 
Sebelum kedatangan [[Islam]], [[Afganistan]] memiliki ikatan budaya yang erat dengan India, dan pemujaan terhadap dewa-dewi Hindu maupun Buddha sama-sama dijalankan. Beberapa contoh arca dari abad ke-5 sampai abad ke-7 telah bertahan, mencerminkan bahwa pemujaan Ganesa adalah hal yang populer di wilayah itu.<ref name="Martin-Dubost, hal. 311">Martin-Dubost, hal. 311.</ref>
 
Ganesa muncul dalam [[agama Buddha]] [[Buddha Mahayana|Mahayana]], tidak hanya dalam wujud dewa Vināyaka dalam agama Buddha, namun juga sebagai wujud [[raksasa (mitologi Hindu dan Buddha)|raksasa]] dengan nama yang sama.<ref>Getty, hal. 37–45.</ref> Citranya muncul dalam arca-arca agama Buddha selama akhir masa [[kerajaan Gupta]]. Sebagai dewa Vināyaka dalam agama Buddha, ia seringkali digambarkan sedang menari. Wujud ini, disebut Nṛtta Ganapati, dan termahsyurtermasyhur di wilayah India Utara, kemudian diadopsi di [[Nepal]], lalu di [[Tibet]].<ref>Getty, hal. 38.</ref> Di Nepal, wujud Ganesa secara Hindu, dikenal sebagai Heramba, sangat terkenal; ia memiliki lima kepala dan menunggangi [[singa]]. Penggambaran Ganesa di Tibet menunjukkan pandangan yang bertentangan terhadapnya.<ref>Nagar, hal. 185.</ref> Ganapati versi Tibet adalah ''tshogs bdag''.<ref>Wayman, Alex (2006). ''Chanting the Names of Manjushri''. Motilal Banarsidass Publishers: hal. 76 . ISBN 81-208-1653-6</ref> Dalam versi Tibet, Ganesa digambarkan sedang diinjak oleh kaki Mahākāla, yaitu dewa bangsa Tibet yang terkenal. Penggambaran lain menampilkan wujudnya sebagai pemusnah segala rintangan, kadangkala dalam wujud sedang menari. Ganesa muncul di [[Cina]] dan [[Jepang]] dalam wujud yang menampilkan karakter wilayah yang berbeda. Di Cina Utara, ada patung batu dari zaman awal yang dikenal sebagai Ganesa, disertai tulisan yang berangka tahun 531.<ref name="Martin-Dubost, hal. 311"/> Di Jepang, pemujaan terhadap Ganesa pertama kali disebutkan pada tahun 806.<ref>Martin-Dubost, hal. 313.</ref>
 
Sastra [[Jainisme|agama Jaina]] (Jainisme) tidak menyebutkan adanya pemujaan terhadap Ganesa. Namun, Ganesa dipuja oleh banyak umat Jaina, muncul sebagai pengambil alih fungsi [[Kubera]].<ref>Thapan, hal. 157.</ref> Hubungan Jaina dengan komunitas perdagangan mendukung gagasan bahwa Jainisme mengambil tradisi pemujaan Ganesa sebagai akibat dari hubungan perdagangan.<ref>Thapan, hal. 151, 158, 162, 164, 253.</ref> Patung Ganesa tertua versi Jaina ditaksir berasal dari abad ke-9.<ref>Krishan, hal. 122.</ref> Sebuah kitab Jaina dari abad ke-15 memaparkan prosedur untuk memasang citra Ganapati.<ref>Krishan, hal. 121.</ref> Citra Ganesa muncul dalam kuil Jaina di [[Rajasthan]] dan [[Gujarat]].<ref>Thapan, hal. 158.</ref>
 
<gallery widths="200" heights="240">
[[Berkas:Prambanan-ganesha.jpg| left|right|200px|thumb|Arca Ganesa di [[candi Prambanan]], [[Indonesia]].]]
[[Berkas:Ganesha statue at Sanggar Agung Temple, Surabaya-Indonesia.jpg|thumb|240px|Altar Ganesha dengan patung seukuran manusia yang juga digunakan oleh umat [[Hindu]] di [[Klenteng Sanggar Agung]].]]
</gallery>
== GalleryGaleri ==
Arca Ganesa di India.
<Gallery>
File:Vinayak20120901 182939.jpg
File:Gajanan20120901 182954.jpg
File:Ganapathi20120901 183219.jpg
File:Ganapati20120901 183229.jpg
File:Ganaraj20120901 183011.jpg
File:Ganesh20120901.jpg
File:Ganesh20120901.jpg
File:Ganesha20120901.jpg|
File:Vighnavarta20120901 183242.jpg
File:गणपति १२३.JPG|
File:गणपति मखरात.JPG|
File:मोदकIMG 0375.JPG|
File:मोदक नैवैद्यIMG 0376.JPG|
File:ModakaIMG 0377.JPG|
File:गणपती सजावट.JPG|
File:Gajanan गजनन.JPG|
File:Ganapathi गणपति.JPG|
File:Siddhivinayak.JPG|
File:Ganesh Closeup.JPG|
File:मखर.JPG|
File:Vighnaharta.JPG|
</Gallery>
 
== Catatan kaki ==
Baris 193 ⟶ 216:
 
== Referensi ==
 
<div style="height: 150px; width: 100%; overflow: auto; padding: 3px;text-align: left; border: 0px;" title="braglist - zum scrollen"; >
<div class="references-2column">
 
* {{Citation |series=Indian Civilization Series |last=Agrawala |first=Prithvi Kumar |authorlink= |coauthors= |title=Goddess Vināyakī: The Female {{IAST|Gaṇeśa}} |year=1978 |publisher=Prithivi Prakashan |location=Varanasi |isbn= }}
* {{Citation |last=Apte |first=Vaman Shivram |authorlink= |coauthors= |title=The Practical Sanskrit Dictionary |year=1965 |publisher=Motilal Banarsidass Publishers |location=Delhi |isbn=81-208-0567-4 }} (fourth revised and enlarged edition).
Baris 270 ⟶ 290:
* {{Citation |last=Wilson|first=H. H.|authorlink= |coauthors= |title=Rgveda-Samhita, Text in Devanagari, English translation Notes and indices by H. H. Wilson, Ed. W.F. Webster |year=1990|publisher=Nag Publishers,11A/U.A. Jawaharnagar |location=New Delhi |isbn= }}
</div>
 
</div>
== Gallery ==
Gallery of free to use images
<Gallery>
File:Vinayak20120901 182939.jpg
File:Gajanan20120901 182954.jpg
File:Ganapathi20120901 183219.jpg
File:Ganapati20120901 183229.jpg
File:Ganaraj20120901 183011.jpg
File:Ganesh20120901.jpg
File:Ganesh20120901.jpg
File:Ganesha20120901.jpg|
File:Vighnavarta20120901 183242.jpg
File:गणपति १२३.JPG|
File:गणपति मखरात.JPG|
File:मोदकIMG 0375.JPG|
File:मोदक नैवैद्यIMG 0376.JPG|
File:ModakaIMG 0377.JPG|
File:गणपती सजावट.JPG|
File:Gajanan गजनन.JPG|
File:Ganapathi गणपति.JPG|
File:Siddhivinayak.JPG|
File:Ganesh Closeup.JPG|
File:मखर.JPG|
File:Vighnaharta.JPG|
</Gallery>
== Pranala luar ==
{{commons|Category:Ganesha|Ganesha}}