Ananda Mahidol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Brickriver96 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
Nama dan gelar Ananda Mahidol adalah ''Phra Bat Somdet Phra Poramentharamaha Ananda Mahidol Phra Atthamaramathibodin'' ({{lang-th|พระบาทสมเด็จพระปรเมนทรมหาอานันทมหิดลฯ พระอัฐมรามาธิบดินทร}}).
 
== Masa kecil ==
[[Berkas:Mom Sangwal and children.JPG|200px|left|thumb|Ananda Mahidol (kiri), Putri Srinagarindra, Bhumibol Adulyadej, dan Galyani Vadhana.]]
Pangeran Ananda Mahidol Mahidol dilahirkan pada tanggal 20 September 1925 di [[Heidelberg]], [[Jerman]]. Ananda merupakan anak kedua dan putra pertama dari Pangeran [[Mahidol Adulyadej]] dari Songkhla, yang merupakan putra dari Raja [[Chulalongkorn]], dan [[Srinagarindra|Putri Srinagarindra]]. Segera setelah kelahiran putra Pangeran Mahidol tersebut, Raja [[Vajiravudh]] mengirim telegram pada tanggal 13 Oktober 1925, yang menyarankan nama "Ananda Mahidol" (อานันทมหิดล) bagi sang putra, yang berarti "kebahagiaan Mahidol". Ketika itu, Ananda Mahidol memegang gelar ''Mom Chao'', gelar terendah pangeran. Sehingga, nama resmi Ananda berubah menjadi "Mom Chao Ananda Mahidol Mahidol".
Baris 41:
Ketika pengunduran diri Raja Prajadhipok tampak sudah sangat dekat, para anggota pemerintahan bertanya kepada Srinagarindra seputar pendapatnya apabila Ananda Mahidol diangkat menjadi Raja Thailand berikutnya.
 
== Naik takhta ==
[[Berkas:Rama 8 in stamp.jpg|200px|left|thumb|Gambar Raja Ananda Mahidol dalam prangko.]]
Kemudian sebuah peristiwa besar dalam sejarah Thailand terjadi ketika Raja Prajadhipok mengundurkan diri pada tahun 1935, di tengah kondisi politik negeri yang memanas, dan juga karena masalah kesehatan dirinya sendiri. Kala itu, mahkota sebenarnya sudah jatuh ke tangan saudara-saudara tiri Pangeran Mahidol Adulyadej, karena kakak kandungnya, [[Vajirunhis|Putra Mahkota Maha Vajirunhis]], meninggal dunia ketika masih remaja dalam masa pemerintahan Raja Chulalongkorn. Kemudian, saudara tirinya, Pangeran Vajiravudh, menggantikan Vajirunhis sebagai putra mahkota, dan ibu Vajiravudh dijadikan ratu sementara, ketika Chulalongkorn melakukan kunjungan ke [[Eropa]]. Yang menjadi masalah adalah, pangeran-pangeran yang merupakan putra dari ibu Vajiravudh, Ratu Saovabha, menjadi lebih berhak atas takhta kerajaan. Hal ini kemudian berujung ketika Raja Vajiravudh meninggal dunia, dan mahkota jatuh ke tangan Pangeran Prajadhipok, adiknya.
Baris 49:
Ketika Raja Prajadhipok mengundurkan diri, mahkota kembali lagi ke ibu Vajirunahis, Ratu Savang Vadhana, karena Prajadhipok adalah satu-satunya putra Ratu Sri Pacharindra yang tersisa. Savang Vadhana memiliki dua putra lain yaitu, Pangeran Sommootiwongwarothai yang meninggal tanpa putra dan Pangeran Mahidol Adulyadej yang meninggal tetapi memiliki putra, yakni Ananda dan Bhumibol. Kemungkinan Ananda Mahidol menjadi raja tampak lebih jelas. Bagaimanapun juga, konflik yang sama seputar raja berikutnya terjadi lagi. Namun, karena negara telah mempunyai sistem pemerintahan yang baru, Kabinetlah yang menentukan jawabannya. Suara terbelah antara Pangeran Chulachakrapongse dan Pangeran Ananda Mahidol. Pada tanggal 2 Maret 1935, Ananda Mahidol terpilih sebagai Raja Siam berikutnya, menggantikan Prajadhipok yang mengundurkan diri, pada usia 9 tahun.
 
== Raja Thailand ==
Karena Raja Ananda Mahidol masih terlampau kecil dan sedang bersekolah di Lausanne, Parlemen menunjuk Pangeran Kolonel Anuwatjaturong, Pangeran Letnan Athitaya Dibhabha, dan Chao Phraya Yommaraj sebagai pengisi jabatan sementara.
 
Pada tahun 1938, di usianya yang ke-13, Ananda mengunjungi Siam sebagai raja untuk pertama kalinya. Ia didampingi ibunya dan adiknya, Bhumibol. Kala itu, Perdana Menteri Siam adalah Plaek Pibulsonggram. Pibulsonggram menjadi perdana menteri selama hampir sepanjang masa pemerintahan Ananda Mahidol. Pibulsonggram juga adalah diktator militer yang mengganti nama Siam menjadi Thailand.
 
=== Perang Dunia II ===
Pada tanggal 8 Desember 1941, militer [[Jepang]] datang menduduki Thailand. Ketika itu, Ananda Mahidol sedang berada di luar Thailand, dan Pridi Phanomyong merupakan wakilnya. Sejak 24 Januari 1942, Thailand menjadi pendukung Jepang dan menjadi bagian dari [[Blok Poros]]. Di bawah Plaek Pibulsonggram, Thailand menyatakan perang atas [[Sekutu]].
 
Baris 60:
 
[[Berkas:King Ananda Mahidol and Prince Bhumibol Adulyadej.jpg|200px|right|thumb|Raja Ananda Mahidol dan Pangeran Bhumibol Adulyadej ketika mengunjungi kawasan pecinan Bangkok, 1946.]]
=== Setelah perang ===
Setelah [[Perang Dunia]] II berakhir, Raja Ananda Mahidol kembali ke Thailand. Ia kembali pada Desember 1945 dengan memegang gelar hukum. Meskipun ia masih muda dan belum berpengalaman, ia berhasil merebut dukungan rakyat dengan cepat. Salah satu hal yang berhasil mendongkrak popularitasnya adalah kunjungannya ke kawasan pecinan Bangkok untuk meredakan tensi yang bergejolak antara etnis Thailand dan Cina.<ref>{{cite web
|url= http://www.bot.or.th/English/Banknotes/HistoryANdSeriesOfBanknotes/Pages/Banknote_Series15.aspx |title= Banknotes, Series 15 |author= |date= March 3, 2003 |work= Banknotes > History and Series of Banknotes > |publisher= [[Bank of Thailand]] |accessdate= March 4, 2012 |quote= Back&mdash;The portrait of HM the King Ananda Mahidoll{{sic}} with the picture of HM proceeding to visit people at Sam Peng and Illustration of Rama VII Bridge}}</ref>
 
Meskipun demikian, pengamat-pengamat luar negeri berpendapat bahwa Ananda tidaklah ingin menjadi seorang raja, dan sang Raja sendiri merasa bahwa pemerintahannya takkan berlangsung lama.
 
== Kematian yang misterius ==
Pada tanggal 9 Juni 1946, Ananda ditemukan tewas tertembak secara misterius dalam kamar tidurnya di istana, tepat empat hari sebelum rencana keberangkatannya ke Lausanne untuk meraih gelar doktor. Kemudian, adiknya, [[Bhumibol Adulyadej]], diangkat sebagai Raja Thailand selanjutnya.
 
== Referensi ==
{{Commons category|Rama VIII}}
== Referensi ==
{{reflist}}
 
==Pranala luar==
* {{cite news
|first=Philip
|last=Bowring
|pages=
|title=Books : The Revolutionary King
|date=10 FebruariFebruary 2005
|publisherwork=International Herald Tribune
|url=http://www.iht.com/articles/1999/12/28/bookmar.t.php
}}
* {{cite web | title=Biography of King Ananda Mahidol | work=Hua Hin Tourist Information | url=http://www.huahin-tourist-information.com/chakri/rama_viii.htm | dateformataccessdate=mdy15 December 2005| accessdatearchiveurl= http://web.archive.org/web/20051207014832/http://www.huahin-tourist-information.com/chakri/rama_viii.htm| archivedate= 7 December 2005 <!--DASHBot-->| deadurl= no}}
 
* {{cite book
Baris 86 ⟶ 89:
|pages=Chapter 13: The Violent Death of King Ananda of Siam
|title=Forty Years of Murder: an Autobiography
|dateyear=1978
|publisher=Harrap
|url=http://web.archive.org/web/20060222062006/http://www.khunnamob.info/board/note.php?ref=m1ebrtzP
|accessdate=26 March 2008
|accessyearnopp=2008true
|archiveurl=http://web.archive.org/web/20060222062006/http://www.khunnamob.info/board/note.php?ref=m1ebrtzP
|nopp=true}}
|archivedate=22 February 2006}}
 
{{s-start}}