Pertanian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 118.96.159.162) dan mengembalikan revisi 7988377 oleh Hysocc
Baris 70:
[[Pertanian berpindah]] ([[tebang dan bakar]]) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan [[tumbuhan semusim]] dan [[tumbuhan menahun|menahun]] untuk beberapa tahun.<ref name="CS">Chrispeels, M.J.; Sadava, D.E. 1994. "Farming Systems: Development, Productivity, and Sustainability". pp. 25–57 in ''Plants, Genes, and Agriculture''. Jones and Bartlett, Boston, MA.</ref> Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari [[pupuk]] dan [[kotoran hewan]], dan [[pengendalian hama]]. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.
 
Industrialisasi membawa pertanian [[monokultur]] di mana satu [[kultivar]] dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat [[keanekaragaman hayati]] yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan [http://faedahjaya.com/distributor-pertanian/produk-pestisida [pestisida]] meningkat.<ref name="PCP APS"/> Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. [[Tumpang sari]] adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan [[polikultur]].<ref name="CS" />
 
Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan [[irigasi]]. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti [[kopi]] dan [[kakao]] dan praktek [[wanatani]] dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang di mana [[padang rumput]] dan [[sabana]] banyak tumbuh, praktek budidaya tanaman semusim dan [[penggembalaan hewan]] dominan.<ref name="CS"/>
Baris 153:
Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut.<ref name="ncseonline.org">{{cite web|author=Schnepf, Randy|date=19 November 2004|title=Energy use in Agriculture: Background and Issues|work=CRS Report for Congress|url=http://www.nationalaglawcenter.org/wp-content/uploads/assets/crs/RL32677.pdf|format=PDF|publisher=[[Congressional Research Service]]|accessdate=2013-09-26}}</ref> Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.<ref name="ncseonline.org"/>
 
[[Gas alam]] dan [[batu bara]] yang dikonsumsi melalui produksi [http://faedahjaya.com/distributor-pupuk [pupuk nitrogen]] besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara untuk produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh [[The Royal Society]], ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi.<ref>{{cite journal|url=http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/365/1554/2991.full|title=Energy and the food system|author=Jeremy Woods, Adrian Williams, John K. Hughes, Mairi Black and Richard Murphy|date=August 2010|doi=10.1098/rstb.2010.0172|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society|volume=365|pages=2991–3006|issue=1554}}</ref>
 
Energi yang digunakan untuk produksi [[alat dan mesin pertanian]] juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. [[Sistem pangan]] mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari [[lahan usaha tani]], pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat.<ref name="css.snre.umich.edu"/><ref name="ers.usda.gov"/>