Gereja Puhsarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di zaman + pada zaman)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Baris 36:
Kalau dalam bangunan Induk terdapat banyak hiasan maka bagian Pendapa ini yang merupakan ruangan terbuka tidak ada hiasannya sama sekali. Bangunan pendapa ini untuk umat yang belum dibaptis atau calon baptis. Dalam Kerajaan Jawa dulu selalu terdapat bagian terbuka atau Pendapa, yang merupakan tempat persiapan sebelum seseorang masuk kedalam istana menghadap raja, demikian pula bagian pendapa ini merupakan tempat persiapan sebelum umat menghadap Allah yang menjadi Raja mereka.<ref>Lih. Aloysius Budijanto CM, ''Gereja Puh Sarang sebagai Bangunan Ibadat menurut Budaya Jawa'', tesis di STFT Widya Sasana, Malang 1991. </ref>
 
Gereja Pohsarang dibangun dalam konteks jauh sebelum Konsili Vatikan II. Liturgi Ekaristi sebelum Konsili menunjukkan bahwa umat yang belum dibaptis menempati tempat yang "lebih jauh" dari Altar Tuhan. Itulah sebabnya, "pendapa" dimaksudkan untuk tempat "menunggu" bagi umat untuk masuk ke dalam, ke wilayah yang lebih dekat dengan altar Tuhan. Maksudnya, ke "pembaptisan", sakramen yang membuat mereka dipersatukan sebagai putera-puteri Allah. Sesudah Konsili Vatikan II, pembedaan tempat dalam Ekaristi ini tidak ada lagi. Tata cara liturgi Ekaristi juga telah diperbaharui sedemikian rupa. Namun demikian, struktur bangunan gereja Pohsarang ini mengukir sejarah liturgi yang indah.<ref>Ibid.</ref>
 
=== Gapura Yang Mirip Candi ===