Mitologi Yunani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Namun demikian +Namun)
Baris 175:
Sementara itu Aristoteles mengkritik pendekatan filosofis quasi-mitis pra-Sokrates dan menekankan bahwa "Hesiodos dan para penulis teologi hanya peduli terhadap apa yang tampak masuk akal bagi diri mereka sendiri dan tidak menghargai kita ... Tetapi tidak ada gnanya berbicara serius pada penulis yang pamer dengan menggunakan gaya mitis; sedangkan bagi mereka yang mampu melanjutkan dengan membuktikan pernyataan mereka, kita harus memerika mereka secara saksama".<ref name="Griffin80" />
 
Namun demikian, bahkan Plato tidak dapat melepaskan dirinya dan masyarakatnya dari pengaruh mitos. Karakterisasi yang dia buat untuk [[Sokrates]] didasarkan pada pola-pola tragedi dan Homeros tradisional. Plato menggunakannya untuk menyanjung kehidupan mulia Sokrates, gurunya:<ref name="Apology28b-d">Plato, ''Apology'', [http://www.perseus.tufts.edu/hopper/text.jsp?doc=Plat.+Apol.+28b&fromdoc=Perseus%3Atext%3A1999.01.0170 28b-d]</ref>
 
{{cquote|Namun barangkalai seseorang mungkin berkata: "Tidakkah kamu merasa malu, Sokrates, karena telah mengejar tujuan semacam itu, sampai-sampai kau kini berada dalam ancaman kematian sebagai akibatnya?" Namun aku harus memberinya jawaban yang benar: "Anda tidak berbicara dengan baik, tuan, jika Anda berpikir bahwa seorang manusia yang memiliki bahkan sedikit saja kebaikan harus mempertimbangkan bahaya kehidupan atau kematian, dan bukannya berpikir, ketika dia melakukan sesuatu, apakah yang dia lakukan benar atau salah dan merupakan tindakan orang baik atau jahat. Karena berdasarkan argumen Anda, maka semua setengah dewa akan menjadi buruk di Troya, termasuk putra [[Thetis]], yang begitu membenci bahaya, dibandingkan harus menanggung rasa malu, bahwa ketika ibunya (dan ibunya adalah seorang dewi) berkata padanya, ketika dia begitu ingin membunuh [[Hektor]], sesuatu seperti ini, aku kira,
Baris 232:
Di pihak lain, arkeologi dan mitografi telah mengungkapkan bahwa bangsa Yunani terilhami oleh beberapa peradaban di Asia Kecil dan Timur Dekat. [[Adonis]] nampaknya merupakan padanan versi Yunani dari "dewa yang mati" dari daerah Timur Dekat, yang lebih jelas dalam kultus daripada dalam mitos. Dewi [[Kibele]] berakar dari kebudayaan [[Anatolia]], yang juga merupakan tempat munculnya [[ikonografi]] Afrodit dari dewi-dewi Semit. Ada juga kemungkinan kesetaraan antara generasi dewa terawal (Khaos dan anak-anaknya) dengan [[Tiamat]] dalam ''[[Enûma Eliš|Enuma Elish]]''.<ref name="SegaEdmunds">L. Edmunds, ''Approaches to Greek Myth'', 1hlm. 84<br />* Robert A. Segal, ''A Greek Eternal Child'', 64</ref> Menurut Meyer Reinhold, "konsep kedewaan Timur, yang melibatkan pergantian kekuasaan melalui kekerasan dan konflik antargenerasi demi kekuasaan, menemukan jalan mereka ... ke dalam mitologi Yunani".<ref>M. Reinhold, ''The Generation Gap in Antiquity'', hlm. 349</ref>
 
Selain berasal dari India-Eropa dan Timur Dekat, beberapa sejarawan juga mengajukan pendapat bahwa mitologi Yunani dipengaruhi pula oleh peradaban pra-Hellenik, di antaranya peradaban di [[Kreta]], [[Peradaban Mykenai|Mykenai]], [[Pylos]], Thebes dan [[Orkhomenos (Boiotia)|Orkhomenos]].<ref name="Burkert23">W. Burkert, ''Greek Religion'', hlm. 23</ref> Para sejarawan agama terkagum-kagum oleh sejumlah konfigurasi kuno mengenai mitos yang berkaitan dengan Kreta (Zeus dan [[Europe]], [[Banteng Kreta]], [[Minos]], [[Daidalos]] dan [[Ikaros]], [[Minotaur]], dll.). Profesor Martin P. Nilsson menyimpulkan bahwa semua mitos besar Yunani Klasik terikat pada pusat-pusat peradaban Mykenai dan berasal dari masa prasejarah.<ref>M. Wood, ''In Search of the Trojan War'', hlm. 112</ref> Namun demikian, menurut Burkert, ikonografi dari Periode Istana Kreta hanya memberikan sedikit informasi yang dapat mendukung teori ini.<ref name="Burkert24">W. Burkert, ''Greek Religion'', hlm. 24</ref>
 
== Dalam sastra dan seni ==