Tempat Pengasingan Boven Digoel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
BP80Regenovia (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 33:
Pada saat [[Jepang]] meduduki [[Indonesia]] dan juga pecahnya [[Perang Pasifik]], para tawanan Boven Digoel dipindahkan atau dialihkan oleh Belanda ke [[Australia]].<ref name="i">{{cite web|author= Uniqpost.com|url=http://uniqpost.com/75030/boven-digoel/|accessdate= 27 Juni 2014|title=Boven Digoel}}</ref> Pemindahan itu dikarenakan pihak Belanda kekhawatiran tahanan akan memberontak jika tetap berada di Boven Digul.<ref name="i"/> Bagian dari kamp itu tidak dibebaskan lebih awal dari pertengahan [[1943]], akan tetapi ketika dalam menghadapi pendudukan Jepang, pada akhirnya [[Belanda]] menutup kamp Digoel tersebut dan mengirim seluruh penduduk ataupun tawanan Boven Digoel ke Australia.<ref name="ing">{{nl}}{{cite web|title=Schoonheyt and Boven-Digoel|url=http://www.kitlv.nl/home/Spotlight?subpage_id=424|accessdate= 27 Juni 2014|author=KITLV}}</ref> Belanda berharap orang-orang [[Indonesia]] yang menjadi tawanannya dan kemudian dibawa ke Australia akan membantu Belanda.<ref name="i"/> Akan tetapi keadaan malah berbalik, tahanan [[politik]] itu dapat mempengaruhi serikat [[buruh]] Australia untuk memboikot kapal-kapal Belanda yang mendarat di Benua Kanguru.<ref name="i"/><ref name="intliit"/> Akhirnya setelah Sekutu berhasil memperoleh kemenangan, tawanan itu dikembalikan ke tempat asalnya di Indonesia.<ref name="i"/>
 
== Kisah Para Tawanan ===
Penghuni Kamp Digul ini hampir semuanya adalah para aktivis politik yang melakukan pemberontakan kepada kolonial Belanda, Banyak tokoh-tokoh terkenal yang dibuang ke kamp ini, ada juga banyak cerita para penghuni kamp, yang merupakan
sejarah kecil untuk menuju ke kemerdekaan Indonesia.
 
Thomas Nayoan, kisah seorang Minahasa yang berusaha untuk kabur dan melarikan diri dari kamp mengerikan tersebut. semuanya tertulis dalam buku “Jalan ke Pengasingan” karya John Ingleson, dalam buku ini diceritakan bahwa Thomas Nayoan ini adalah tawanan yang gigih untuk melarikan diri, walaupaun pelariannya gagal dan sempat menyasar di Australia, Ia melariakan diri lewat sungai dengan menggunakan perahu, akan tetapi malah tibanya di Australia, karena memang sebelumnya Australia sudah memiliki perjanjian ektradisi dengan Belanda, maka Ia digelandang kembali ke kamp digul, Ia merupakan salah satu tokoh dalam pemberontakan PKI di Banten.
 
Cerita lainnya datang dari Mohammad Bondan, aktivis PNI kelahiran Cirebon tahun 1910. Kisahnya ini diceritakan dalam karya dengan judul “Spanning a Revolution” yang menceritakan adalah Istrinya, Molly Bondan menceritakan pengalaman suaminya selama berada di kamp konsentrasi Digul. Dalam buku itu dikisahkan perjalanan Bondan ketika di Digul, Ia merupakan rombongan dari Hatta, Syahrir, dan para aktivis lainnya. Bondan ini menceritakan tentang perlakuan yang Ia dapatkan dari pemerintah kolonial, yang sering membuat permusuhan antara para tawanan, yang membuat tawanan saling bertengkar karena perbuatan mereka yang mengadu domba para tawanan kamp Digul.
 
Kisah lain adalah tentang Ayun Sabiran, yang ditangkap pemerintah kolonial ketika hendak menyelundupkan bahan-bahan kimia ke Padang Panjang. Bahan Kimia yang Ia kirimkan ini digunakan sebagai bahan peledak untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda. Sebenarnya Sabiran hanyalah pesuruh dalam pergerakan kaum muda di Sumatera Barat. akan tetapi keberaniannya dalam menyelundupkan da menyamar sebagai seorang Katolik membuat para pemerintah Hindia-Belanda juga memasukan Ia kedalam daftar pemberontakan yang harus di kirim ke Kamp Digul. cerita tentang Ayun Sabiran ini diceritakan oleh putra pertamanya Misbach Yusa Biran, dalam bukunya “Kenang-kenangan Orang Bandel.”
 
== Koleksi Foto==