Ekstraversi dan introversi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP62Stevanus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP62Stevanus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1:
[[Berkas:Carl-Jung-mod.jpg|right|thumb|300px|Carl Jung.]]
Di dalam [[psikologi]], terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya.<ref name="A"/> Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh [[Carl Jung]] (1920), dalam bukunya berjudul ''Psychologische Typen''.<ref name="A"/> Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial.<ref name="A"/> Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka.<ref name="A"/> Sementara introver, di sisi lain, dianggap mendapatkan gairah lewat menyendiri.<ref name="A"/> Introver, biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri.<ref name="A"/> Diantara kecenderungan ekstrim introversi dan ekstroversi, terdapat ambiversi yang merupakan kepribadian penengah antara ekstrover dan introver.<ref name="A"/> Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menganggpap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.<ref name="A">{{en}}Castro JB. 2013. [http://io9.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert]. IO9. Diakses 17 Juni 2014.</ref>
 
==Pendekatan Biologis dan Neurosains==
Oleh psikolog german, [[Hans Eysenck]], dicetuskan perbedaan introver dan ekstrover (E/I) yang dijelaskan menggunakan pendekatan biologi.<ref name="A"/><ref name="B">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve</ref> Perbedaan kepribadian tersebut terlihat atas perbedaan [[rangsangan kortikal]] (kecepatan dan intensitas aktivitas otak).<ref name="A"/> Ekstrover dianggap mempunyai aktivitas kortikal yang lebih tinggi dari introver.<ref name="A"/>
 
Menyikapi hal ini, telah ditemukan bahwa introver mempunyai lebih banyak darah yang beredar pada [[lobus frontal]] dan ''[[anterior thalamus]]'' - bagian otak yang bertanggung jawab atas kilas balik kejadian, pembuatan rencana, dan penyelesaian masalah.<ref name="A"/> Ekstrover mempunyai peredaran darah pada daerah otak yang bertanggung jawab atas interpretasi data sensori, yaitu ''[[anterior cinggulate gyrus]]'', [[lobus temporal]], dan ''[[posterior thalamus]]''.<ref name="A"/>
 
Oleh hasil penelitian yang lain, ditunjukkan bahwa introver mempunyai [[aktivitas neuronal]] yang lebih tinggi pada daerah otak yang terasosiasi dengan belajar, kendali pergerakkan, dan kendali keawasan.<ref name="A"/>
 
==Abstraksi dan Pengambilan Resiko==
Oleh ilmuwan, telah disarankan bahwa perbedaan E/I terkait dengan abstraksi dan pengambilan resiko.<ref name="A"/>
 
Pribadi ekstrover, cenderung memberikan deskripsi yang [[abstrak]] terhadap suatu benda, sementara pribadi yang introver cenderung memberikan deskripsi [[kongkrit]].<ref name="A"/>
 
Kemudian, berhubungan dengan pengambilan resiko, sifat ekstroversi terkait dengan pengambilan resiko yang lebih berani, seperti melakukan hubungan seks tanpa [[kontrasepsi]].<ref name="A"/> Lebih jaul lagi, kepribadian ekstrover juga terkait dengan merokok ketika remaja.<ref name="A"/>
 
Salah satu penemuan penting dan konsisten mengenai E/I adalah pribadi ekstrover cenderung lebih bahagia (''happy'') dibandingkan dengan introver.<ref name="A"/> Penjelasan yang disarankan adalah ekstrover cenderung lebih senang karena mereka lebih sensitif terhadap situasi sosial yang memuaskan, atau karena mereka terlibat lebih banyak aktivitas sosial.<ref name="A"/>
 
==Referensi==