Freemasonry di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Referensi: DOKTRIN ZIONISME DAN IDIOLOGI PANCASILA Menguak Tabir Pemikiran Politik Founding Father RI Editor: Drs. Muhammad Thalib, Irfan S. Awwas
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Gerakan kembali kepada Qur’an dan Sunnah di Indonesia, mendapat tantangan berat dari penguasa dan juga dari kalangan freemason yang disebut muslim.
Baris 1:
[[kategori:Sejarah Indonesia]]
Pada setiap negara, nama perkumpulan Free-masonry itu berbeda-beda.
Ada yang bersifat lokal ada pula yang merupakan cabang dari luar negeri,
<nowiki> </nowiki>ada pula yang menghimpun semua aliran pemuda dan organisasi kepemudaan
dari segala macam gerakan: Katholik, Budha, Islam, Protestan, sekuler,
sosialis, kebangsaan dan sebagainya. Tetapi pimpinannya harus seorang
anggota Freemasonry, ada juga seorang yang bodoh dalam agama lalu diasuh
<nowiki> </nowiki>Freemason. Karena dianggap mengun-tungkan bagi penguasa, maka
aliran-aliran Free-masonry didukung oleh penguasa, dan kebanyakan dari
penguasa itu sendiri buta tuli tentang gerakan Freemasonry, dan hanya
melihatnya sebagai gerakan amal kebajikan umum. Jika kita kaji, hampir
semua gerakan masa atau organisasi masa yang berupa organisasi politik
ataupun organisasi amal, telah dimasuki jarum-jarum Freemasonry.
 
 
Hampir
<nowiki> </nowiki>semua organisasi kebangsaan di dunia ini, mendasarkan ide gerakannya
pada prinsip-prinsip Freemasonry. Dan salah satu ciri khasnya, hampir
semua organisasi kebangsaan bersikap anti pati, atau sekurang-kurangnya
melirik dengan cibiran bibir terhadap Islam.
 
Freemasonry di negara-negara Asia dapat disebutkan antara lain: '''Thailand dan Malaysia.'''