Pertanian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 124.81.242.50) dan mengembalikan revisi 7928672 oleh Kenrick95Bot
Baris 174:
Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.<ref>{{cite web|url=http://www.uidaho.edu/cals/aers/agriculturaleconomics|title=Agricultural Economics|publisher=University of Idaho|accessdate=2013-04-16}}</ref> Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.<ref>{{cite web|url=http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/13649/1/wp06-01.pdf|format=PDF|page=4|title=Agricultural Economics: A Brief Intellectual History|author=Runge, C. Ford|date=June 2006|accessdate=2013-09-16|publisher=Center for International Food and Agriculture Policy}}</ref> Meski studi mengenai pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem [[bagi hasil]] pasca [[Perang Saudara Amerika Serikat]] hingga sistem [[feodal]] yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia.<ref>{{cite web|url=http://digital.library.okstate.edu/encyclopedia/entries/t/te009.html|title=Tenant Farming and Sharecropping|work=Encyclopedia of Oklahoma History and Culture|publisher=Oklahoma Historical Society|author=Conrad, David E.|accessdate=2013-09-16}}</ref><ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=_YjJc_c4BxsC&pg=PR43&lpg=PR43&dq=manorialism+agriculture&source=bl&ots=-MEgS0TLbp&sig=qlJ4jLjhHcvLhAmBhEp7-BvXqzA&hl=en&sa=X&ei=NLQ3UvquFIeOrgHQ0YHoCQ&ved=0CFwQ6AEwCTgK#v=onepage&q=manorialism%20agriculture&f=false|title=Medieval Castles|publisher=Greenwood Publishing Group|author=Stokstad, Marilyn|isbn=0313325251|year=2005}}</ref> Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh [[pemrosesan pangan]], distribusi, dan [[pemasaran pertanian]] telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan [[nilai tambah]] melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. [[Konsentrasi pasar]] juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan [[surplus ekonomi]] dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.<ref name=Sexton2000>{{cite journal |author= Sexton, R.J. |year= 2000 |title= Industrialization and Consolidation in the US Food Sector: Implications for Competition and Welfare |journal= American Journal of Agricultural Economics |volume= 82 |issue= 5 |pages= 1087–1104 |doi= 10.1111/0002-9092.00106}}</ref>
 
Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk pertanian, dalam bentuk pemberian [[pajak]], [[subsidi]], [[tarif]], dan [[bea]] lainnya.<ref>{{cite web|url=https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/4101/WPS4864.pdf?sequence=1|title=How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities|author=Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson|work=Policy Research Working Paper #4864|publisher=The World Bank|accessdate=2013-04-16|date=March 2009|pages=2–3}}</ref> Sejak tahun 1960an, kombinasi pembatasan ekosporekspor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju. Pada tahun 1980an, para petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan. Di antara tahun 1980an dan 2000an, beberapa negara di dunia membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang diberlakukan di dunia pertanian.<ref>{{cite web|url=https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/8699/wps3901.pdf?sequence=1|title=Do Global Trade Distortions Still Harm Developing Country Farmers?|author=Kym Anderson and Ernesto Valenzuela|work=World Bank Policy Research Working Paper 3901|date=April 2006|publisher=World Bank|accessdate=2013-04-16|pages=1–2}}</ref>
 
Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah [[gula]], [[susu]], dan [[beras]], yang terutama karena pemberlakuan pajak. [[Wijen]] merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak [[produk hewan|produk peternakan]].<ref>{{cite web|url=https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/4101/WPS4864.pdf?sequence=1|title=How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities|author=Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson|work=Policy Research Working Paper #4864|publisher=The World Bank|accessdate=2013-04-16|date=March 2009|page=21}}</ref> Namun subsidi [[kapas]] masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi.<ref>{{cite web|url=http://www.guardian.co.uk/global-development/poverty-matters/2011/may/24/american-cotton-subsidies-illegal-obama-must-act|title=America's $24bn subsidy damages developing world cotton farmers|author=Glenys Kinnock|date=24 May 2011|accessdate=2013-04-16|publisher=The Guardian}}</ref> Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Komoditas yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat.<ref>{{cite web|title=Agriculture's Bounty|url=http://www.ibrc.indiana.edu/studies/AgriculturesBounty.pdf|format=PDF|date=May 2013|accessdate=2013-08-19}}</ref>