Perbedaan antara bahasa Melayu Baku dan bahasa Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yanu Tri (bicara | kontrib)
Menolak 3 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 7101014 oleh Midori
Baris 22:
=== Perbedaan ejaan ===
{{Lihat pula|Perbedaan antara sebutan Bahasa Melayu basahan dan Bahasa Indonesia}}
Ketika zaman penjajahan, bahasa Indonesia menggunakan "oe" untuk bunyi "u", sama seperti bahasa Belanda, namun setelah penaklukan [[Jepang]] ejaan tersebut diganti menjadi "u". Di Malaysia sebelum tahun 1972, bunyi "ch" dieja dengan "ch" dan bahasa Indonesia menggunakan "tj". Oleh itulah, perkataan "cap" telah dieja sebagai "chap" di Semenanjung Malaya dan "tjap" dalam bahasa Indonesia. Setelah "Ejaan Yang Disempurnakan" diperkenalkan pada tahun 1972, kedua-dua bahasa itu menggunakan ejaan yang sama, yaitu "cap". Contoh ejaan lain yaitu "dj" (Indonesia) diganti dengan "j" seperti di Malaysia. Ada beberapa ejaan yang masih dipertahankan atas sebab sejarah, contohnya "wang" (Semenanjung Malaya) dan "uang" (Indonesia).


<!--Cara sebutan juga berbeda dengan Indonesia dan Malaysia Timur bercakap dalam [[bahasa baku]], yaitu perkataan-perkataan disebut seperti dalam ejaan. -->
 
=== Perbedaan kosa kata ===
Baris 66 ⟶ 69:
| &nbsp; chairman, chairperson || &nbsp; pengerusi<ref>dari bahasa Hindi: ''कुर्सी'' - kursi''</ref> || &nbsp; ketua
|-
| &nbsp; orange (jeruk, bukan warna) || &nbsp; oren<ref>dari bahasa Inggris: ''orange''</ref> || &nbsp; jeruk
|-
| &nbsp; apple || &nbsp; epal<ref>dari bahasa Inggris: ''apple''</ref> || &nbsp; apel<ref>dari bahasa Belanda: ''appel''</ref>
Baris 173 ⟶ 176:
{| class="wikitable sortable"
|-
! Indonesia !! MalaysiaMelayu
|-
| arti || erti
Baris 195 ⟶ 198:
| taksi || teksi
|-
| tanjung || tanjungtanjong
|-
| teluk || teluktelok
|-
| truk || trak
Baris 207 ⟶ 210:
==Konfrontasi dan persepsi tentang bahasa Malaysia {{fact}}==
Pada masa [[konfrontasi]] antara Indonesia dan Malaysia, pihak Indonesia melakukan [[perang urat saraf]] dengan menyebarkan kabar angin tentang "keanehan" bahasa Malaysia, yang semuanya sama sekali tidak benar. Bahkan hingga kini masih banyak orang Indonesia yang mempercayai kabar angin itu. Misalnya, konon di Malaysia orang menggunakan istilah "laskar tak berguna" untuk "veteran", "injak-injak bumi" untuk "jalan di tempat, "rumah sakit korban laki-laki" untuk "rumah bersalin", dll.-->
 
== Rujukan tambahan ==
{{reflist}}