Energi terbarukan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rotlink (bicara | kontrib)
k fixing dead links
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- jaman + zaman)
Baris 91:
Biomassa dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar jenis lain seperti biodiesel, bioetanol, atau biogas tergantung sumbernya. Biomassa berbentuk [[biodiesel]], [[bioetanol]], dan [[biogas]] dapat dibakar dalam [[mesin pembakaran dalam]] atau [[pendidih]] secara langsung dengan kondisi tertentu.
 
Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju pengambilan tidak melebihi laju produksinya, karena pada dasarnya biomassa merupakan bahan yang diproduksi oleh alam dalam waktu relatif singkat melalui berbagai proses biologis. Berbagai kasus penggunaan biomassa yang tidak terbarukan sudah terjadi, seperti kasus [[deforestasi jamanzaman romawi]], dan yang sekarang terjadi, [[deforestasi hutan amazon]]. [[Gambut]] juga sebenarnya biomassa yang pendefinisiannya sebagai energi terbarukan cukup bias karena laju ekstraksi oleh manusia tidak sebanding dengan laju pertumbuhan lapisan gambut<ref>Keddy P. A. 2010. Wetland Ecology: Principles and Conservation (2nd edition). Cambridge University Press, ambridge, UK.</ref><ref>[http://www.eurosaiwgea.org/Activitiesandmeetings/OtherEUROSAIWGEAmeetings/Documents/Estonia_energy.pdf Estonia Energy.</ref>.
 
Ada tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu secara padat, cair, dan gas <ref>Demirbas, A. . (2009). [http://dx.doi.org/10.1016%2Fj.apenergy.2009.04.036 "Political, economic and environmental impacts of biofuels: A review".] ''Applied Energy'' '''86''': S108–S117 </ref>. Dan secara umum ada dua metode dalam memproduksi biomassa, yaitu dengan menumbuhkan organisme penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa hasil industri pengolahan makhluk hidup.
Baris 130:
 
Sebagai perbandingan, pada kondisi standar pengujian di [[Amerika Serikat]] energi yang diterima 1 m<sup>2</sup> sel surya yang memiliki efisiensi 20% akan menghasilkan 200 watt. Kondisi standar pengujian yang dimaksud adalah temperatur udara 20 <sup>o</sup>C dan irradiansi 1000 W/m<sup>2</sup><ref>ASTM G 173-03, "Standard Tables for Reference Solar Spectral Irradiances: Direct Normal and Hemispherical on 37° Tilted Surface," ASTM International, 2003.</ref><ref>[http://rredc.nrel.gov/solar/spectra/am1.5/ Solar Spectral Irradiance: Air Mass 1.5]. National Renewable Energy Laboratory. Diakses 12 Desember 2007</ref>.
<!-- angka di bawah ini sudah ketinggalan jamanzaman...
Sebagai ilustrasi, perhatikan bahwa produksi listrik 1.000 kWh per tahun (biasa per tahun per kapita konsumsi listrik di negara-negara Barat), di berawan [[Eropa]] akan membutuhkan sekitar delapan meter persegi [[panel surya]] (dengan asumsi yang di bawah rata-rata tingkat konversi solar 12,5%). Sistematis generasi listrik membutuhkan sumber-sumber yang dapat diandalkan tumpang tindih atau beberapa cara untuk [[kotak penyimpanan energi|penyimpanan]] pada skala yang wajar ( [[listrik tenaga air|dipompa-sistem hydro penyimpanan]] s, baterai, hidrogen pada masa depan [[fuel cell]] , dll). Jadi, karena saat ini-sistem penyimpanan energi yang mahal, sebuah sistem yang berdiri sendiri hanya ekonomi dalam kasus yang jarang terjadi, atau pada aplikasi di mana sambungan ke jaringan energi global akan mendorong biaya naik tajam. -->