Delman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun) |
||
Baris 31:
Bendi pernah menjadi transportasi primadona di [[Minangkabau]]. Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya, para penghulu, ataupun petinggi ''pangrehpraja'', seperti ''controleur'', demang, asisten demang, dan lain sebagainya. Bendi juga sering mangkal di [[Stasiun Simpang Haru]] untuk menunggu para penumpang yang pulang.<ref name=fikrul>Fikrul Hanif Sufyan (staf pengajar di Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh dan staf pengajar Bahasa Belanda di [[Universitas Andalas]] Padang). 10 Mei 2013. [http://talogondan.wordpress.com/category/sejarah-transportasi/ Bendi, Nasibmu Dulu dan Kini…].</ref> Dalam sebuah lagu Minang yang mengiringi tari payung, terdapat lirik “''Babendi-bendi ka sungai tanang, singgahlah mamatiak bungo lambayuang''”. Lirik tersebut mengisyarakatkan bahwa bendi dulunya merupakan kendaraan tradisional populer masyarakat Minangkabau.<ref name=riki>Riki Salayo. 7 Juli 2013. [http://sosok.kompasiana.com/2013/07/07/balada-si-kusir-bendi-di-ibukota-sumatera-barat-575069.html "Sosok Kompasiana", Balada Si Kusir Bendi di Ibukota Sumatera Barat].</ref>
Keberadaan bendi di [[Kota Padang]] semakin berkurang karena kalah oleh kehadiran bemo
==Sejarah penggunaan delman==
|