Tarigan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP25Vanya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP25Vanya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1:
 
'''Tarigan''' adalah salah satu marga dalam lima marga besar dalam [[suku Karo]] di Indonesia.<ref name="Ginting">{{id}}Ginting, Malem Ukur. 2008. ''Adat Karo''.Medan: Sirulo.</ref>
 
==Kisah Rakyat Mengenai Tarigan==
 
Marga Tarigan ini tadinya berdiam di sebuah Gunung, yang kini berubah menjadi [[Danau Toba]].<ref name="Bangun2">{{id}}Bangun, Roberto. 1989. ''Mengenal orang Karo''.Jakarta: Yayasan Pendidikan Bangun.</ref> Mereka disebut sebagai bangsa Umang.<ref name="Bangun2"></ref> Pada suatu hari, istri manusia Umang Tarigan ini mengeluarkan banyak darah saat melahirkan.<ref name="Bangun2"></ref> Darah ini tiba-tiba menjadi kabut, dan kemudian jadilah sebuah danau.<ref name="Bangun2"></ref> Cerita ini menggambarkan terjadinya Danau Toba dan migrasi orang Tarigan dari daerah tersebut ke [[Purba Tua]], [[Cingkes]], dan [[Tongtong Batu]].<ref name="Bangun2"></ref> Tiga orang keturunan merga Tarigan kemudian sampai ke [[Tongging]] yang waktu itu diserang oleh burung ''Sigurda-Gurda'' berkepala tujuh.<ref name="Bangun2"></ref> Untuk itu Tarigan, memasang seorang anak gadis menjadi umpan guna membunuh burung Sigurda-gurda tersebut.<ref name="Bangun2"></ref>
 
Di bawah gadis itu digalilah lobang tempat sebagai benteng marga Tarigan.<ref name="Bangun2"></ref> Ketika burung Sigurda-gurda datang dan hendak menerkam anak gadis itu, maka Tarigan ini lalu memanjat pohon dan menyumpit (''eltep'') kepala burung garuda itu.<ref name="Bangun2"></ref> Enam kepala kena sumpit, akan tetapi satu kepala tesembunyi di balik dahan kayu.<ref name="Bangun2"></ref> Salah seorang marga Tarigan ini lalu memanjat pohon dan menusuk kepala itu dengan pisau.<ref name="Bangun2"></ref> Melalui kisah ini, marga Tarigan dikenal tangguh dan dapat mengalahkan musuh.<ref name="Bangun2"></ref>
 
Beberapa generasi setelah kejadian ini, tiga orang keturunan marga Tarigan ini diberi nama menurut keahliannya masing-masing, yakni:
*Tarigan Pertendong (ahli telepati)
*Pengeltep (ahli menyumpit)
*Pernangkih-nangkih (ahli panjat).<ref name="Bangun2"></ref>
 
Tarigan pengeltep kawin dengan beru Ginting Manik.<ref name="Bangun2"></ref> Diadakanlah pembagian wilayah antara penghulu Tongging dengan Tarigan Pengeltep.<ref name="Bangun2"></ref> Tarigan menyumpitkan eltepnya sampai ke Tongtong Batu.<ref name="Bangun2"></ref> Tarigan lalu pergi kesana, dan itulah sebabnya pendiri kampung (Simantek Kuta) di Sidikalang dan sekitarnya adalah Tarigan Gersang.<ref name="Bangun2"></ref> Tarigan Pertendong dan Tarigan Pernangkih-nangkih tinggal di Tongging dan keturunannya kemudian mejadi Tarigan Purba, Sibero, dan Cingkes, baik yang di Toba maupun yang di Simalungun.<ref name="Bangun2"></ref> Beberapa generasi kemudian berangkatlah dua orang Mergamarga Tarigan dari Tongtong Batu ke Juhar, yang kemudian di Juhar dikenal sebagai Tarigan Sibayak dan Tarigan Jambor Lateng.<ref name="Bangun2"></ref> Tarigan Sebayak mempunyai nama rurun Batu (laki-laki) dan Pagit (perempuan).<ref name="Bangun2"></ref> Sementara nama rurun Tarigan Jambor Lateng adalah Lumbung (laki-laki) dan Tarik (perempuan).<ref name="Bangun2"></ref> Kemudian datang pulalah Tarigan Rumah Jahe dengan nama rurun Kawas (laki-laki) dan Dombat (perempuan).<ref name="Bangun2"></ref>
 
==Submarga Tarigan==
Baris 30 ⟶ 31:
*Tarigan Tegur di Suka
*Tarigan Tambun di Rakut Besi dan Binangara
*Tarigan Sahing di Sinaman. <ref name="Ginting">