Aburizal Bakrie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 223:
Pada pertengahan tahun 2008, [[Menteri Keuangan]] [[Sri Mulyani]] menemukan bukti bahwa telah terjadi tunggakan royalti batu bara sebesar Rp 7 triliun<ref>{{cite news|url=http://finance.detik.com/read/2008/08/10/151653/986002/4/menkeu-tetap-minta-tunggakan-royalti-batubara-dibayar|title=Menkeu Tetap Minta Tunggakan Royalti Batubara Dibayar|first=Alih Istik|last=Wahyuni|publisher=Detik|date=10 Agustus 2008|accessdate=31 Maret 2014|language=Indonesia}}</ref> (menurut [[Indonesia Corruption Watch]] bahkan mencapai Rp 16,482 triliun<ref>{{cite news|url=http://finance.detik.com/read/2008/08/08/143803/985269/4/icw-tunggakan-royalti-batubara-capai-rp-16482-triliun|title=ICW: Tunggakan Royalti Batubara Capai Rp 16,482 Triliun|first=Indro Bagus|last=SU|publisher=Detik|date=8 Agustus 2008|accessdate=31 Maret 2014|language=Indonesia}}</ref>). Beberapa perusahaan yang menunggak (yaitu Arutmin dan Kaltim Prima) ternyata dimiliki oleh Keluarga Bakrie,<ref name="bakrieroyalti"/> dan muncul kontroversi karena perusahaan-perusahaan tersebut sempat menolak untuk membayar karena mengklaim bahwa kantor pajak masih harus mengembalikan pajak pertambahan nilai yang telah mereka bayarkan.<ref name="bakrieroyalti">{{cite news|url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/01/22/govt-vs-mining-firms-tax-row-looms-one-won039t-comply.html|title=Govt vs mining firms tax row looms as one won't comply |first=Aditya|last=Suharmoko|publisher=The Jakarta Post|date=22 Januari 2009|accessdate=31 Maret 2014|language=Indonesia}}</ref> Kasus ini segera melebar menjadi "Sri Mulyani melawan Bakrie" dan Sri Mulyani dalam wawancara dengan [[Wall Street Journal]] menuduh Bakrie sebagai salah satu orang di balik [[Panitia Khusus Hak Angket Bank Century]] karena dianggap tidak menyukai agenda reformasi Sri Mulyani.<ref>{{cite news|url=http://online.wsj.com/news/articles/SB126038477044084021|title=Jakarta Official Defends Bailout|first=Tom|last=Wright|publisher=The Wall Street Journal|date=10 Desember 2009|accessdate=31 Maret 2014|language=Inggris}}</ref>
 
Pada tahun 2009, petugas pajak mendapati bahwa akuntan-akuntan PT Bumi Resources Tbk merekayasa pembayaran pajak pada tahun 2007 sebesar Rp 376 miliar, dan Bakrie pada saat itu merupakan salah satu pemegang saham di Bumi.<ref name="pajakbumi"/> Kasus ini juga dianggap dapat memanaskan kembali hubungan antara Sri Mulyani dengan Bakrie.<ref name="pajakbumi">{{cite news|url=http://www.tempointeraktif.com/khusus/selusur/ical.vs.ani/page06.php|title=Gebrakan Pajak di Akhir Tahun|publisher=Tempo|accessdate=31 Maret 2014|language=Indonesia}}</ref>
 
=== Suspensi saham Bakrie ===