Mukti Ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP79Pandu (bicara | kontrib)
+isi
Tag: BP2014
BP79Pandu (bicara | kontrib)
+isi
Tag: BP2014
Baris 31:
}}
 
'''Abdul Mukti Ali''' ({{lahirmati|[[Cepu, Blora|Cepu]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Yogyakarta]]|5|5|2004}}) adalah mantan [[Menteri Agama Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan]] I dan II.<ref name="Ensiklopedi"> {{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-98066-1114-5}} Halaman 53-57.</ref><ref name="kemenag">[http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/11.MuktiAli3.pdf‎ www.kemenag.id: Prof. Dr. A. Mukti Ali; Modernisasi Politik-Keagamaan Orde Baru]. Diakses 15 April 2014</ref> Ia juga terkenal sebagai [[Ulama]] ahli [[perbandingan agama]] yang meletakkan kerangka kerukunan antarumat beragama di Indonesia sesuai dengan prinsip [[Bhineka Tunggal Ika]] atau istilah yang sering dipakainya "Setuju dalam Perbedaan."<ref name="Ensiklopedi"/> Ia juga terkenal sebagai [[cendekiawan muslim]] yang menonjol sebagai pembaharu pemikiran Islam melalui [[Kajian Keislaman]] (Islamic Studies).<ref name="Ensiklopedi"/>
 
== Kehidupan awal dan pendidikan ==
Mukti Ali memiliki nama kecil Soedjono (Sujono), namun sumber lain ada yang menyebutkan Boedjono (Bujono).<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="academia">[http://www.academia.edu/4026938/MENGUBAH_DAN_MEMBENTUK_IAIN_PROFIL_RINGKAS_MENTERI_MUKTI_ALI www.academia.edu: Mengubah dan Membentuk IAIN: Profil Mukti Ali]. Diakses 15 April 2014</ref> Ia berasal dari keluarga yang cukup mapan.<ref name="academia"/> Ayahnya bernama H. [[Abu Ali]], seorang pedagang setempat yang terpandang.<ref name="academia"/> Ia dilahirkan dari keluarga [[Jawa]] yang taat beragama.<ref name="Ensiklopedi"/> Pada saat kecil, ia menempuh pendidikan formal di [[Sekolah Rakyat]] (SR) dan belajar agama serta mengaji [[al-Qur'an]] kepada ulama di kampungnya.<ref name="Ensiklopedi"/> Setelah lulus sekolah, ayahnya memasukkan Mukti Ali ke pesantren asuhan K.H [[Usman]], [[Cepu]], putera dari Kiai [[Hasyim Jalakan]].<ref name="academia"/> Kiai Hasyim Jalakan sendiri merupakan guru dari K.H. [[Hasyim Asy'ari]].<ref name="academia"/> Menginjak usia remaja, ia melanjutkan pendidikannya di [[Pondok Pesantren]] [[Termas]], [[Pacitan]] di bawah asuhan K.H. [[Dimyati]] dan puteranya K.H. [[Abdul Hamid Dimyati]].<ref name="Ensiklopedi"/> Di pesantren tradisional ini Mukti Ali mengaji di bawah asuhan kiainya dan banyak belajar dan berdiskusi dengan para seniornya.<ref name="Ensiklopedi"/> Di antara para senior Mukti Ali tersebut adalah K.H. [[Abdul Hamid]] (asal Lasem yang kemudian menetap di Pasuruan) dan K.H. [[Ali Ma'sum]] (Rais Aam Syuriyah PBNU 1981-1984).<ref name="Ensiklopedi"/> Di Pesantren ini Mukti Ali bersama K.H. Ali Ma'sum sempat merintis berdirinya [[madrasah]], yang kemudian K.H. Ali Ma'sum menjadi kepala sekolah dan Mukti Ali menjadi wakilnya.<ref name="Ensiklopedi"/> Di Pesantren ini pula nama Sujono diganti oleh kiainya menjadi Abdul Mukti Ali.<ref name="Ensiklopedi"/>
 
Setelah selesai belajar agama di Pesantren Termas, Mukti Ali malanjutkan pendidikan agamanya di [[Pesantren Hidayah]], [[Saditan]], [[Lasem]], [[Rembang]] di bawah asuhan K.H. [[Maksum]], ayah dari K.H. Ali Ma'sum, sahabat dan gurunya di pesantren Termas.<ref name="Ensiklopedi"/> Meskipun kedua pesantren yang pernah ia singgahi untuk belajar tersebut berbasis [[Nahdlatul Ulama]], namun Mukti Ali tumbuh dan berkembang menjadi ulama intelektual dan ulama pembaharu yang berpengaruh.<ref name="Ensiklopedi"/>