Konten dihapus Konten ditambahkan
BP21Danang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
PT35Krista (bicara | kontrib)
Baris 47:
Di dalam diri manusia terdapat emosi yang baik, yang disebut ''eupatheia''<!--apa artinya ini?-->, Cicero menyebut ''constatiae''<!--apa artinya ini?--> atau negara yang kokoh tidak boleh dikendalikan perilaku manusia yang berhasrat berlebih-lebihan.<ref name="Sandbach">{{en}} F. H. Sandbach., The Stoics, London: Bristol Classical Press, 1989, Hal. 67-68</ref> Sepanjang ada [[nafsu]], selalu ada keinginan menginginkan, sejauh ada [[ketakutan]], selalu ada alasan untuk menghindar, dan sejauh ada kesenangan, selalu ada kegembiraan.<ref name="Sandbach"></ref> Namun kumpulan perasaan itu hanya terbatas bagi orang bijak, yang hanya punya nalar tepat.<ref name="Sandbach"></ref> Oleh karena itu tidak ada dorongan yang benar dari penderitaan mental.<ref name="Sandbach"></ref> Seorang bijak harus menerima segala peristiwa tak terelakkan pada dirinya, dan tidak ada yang buruk secara moral dalam menyediakan sebuah sebab bagi tekanan.<ref name="Sandbach"></ref> Jadi persoalan manusia terhadap segala dorongan atau [[impuls]] bukan pada hal di luar diri, melainkan dalam dirinya sendiri.<ref name="Sandbach"></ref> Itu mengapa, ajaran tentang moral dalam Stoa menduduki posisi paling penting terkait tindakan yang luhur.<ref name="Sandbach"></ref>
 
== RefrensiReferensi ==
{{reflist}}