Idham Chalid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 75:
Sepanjang tahun 1952-1955, ia, yang juga duduk dalam Majelis Pertimbangan Politik PBNU, sering mendampingi Rais Am K.H. [[Abdul Wahab Hasbullah]] berkeliling ke seluruh cabang NU di Nusantara.
Dalam Pemilu 1955, NU berhasil meraih peringkat ketiga setelah PNI dan Masyumi. Karena perolehan suara yang cukup besar dalam Pemilu 1955, pada pembentukan kabinet tahun berikutnya, [[Kabinet Ali
Kabinet Ali Sastroamijoyo hanya bertahan setahun, berganti dengan Kabinet Djuanda. Namun Idham Chalid tetap bertahan di posisi wakil perdana menteri sampai Dekrit Presiden tahun 1959. Idham kemudian ditarik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung, dan setahun kemudian menjadi wakil ketua MPRS.
Pertengahan tahun 1966 [[Orde Lama]] tumbang dan tampillah [[Orde Baru]]. Namun posisi Idham di pemerintahan tidak ikut tumbang. Dalam [[Kabinet Ampera I]], [[Kabinet Ampera II]] dan [[Kabinet Pembangunan I]] yang dibentuk [[Soeharto]], ia dipercaya menjabat [[Daftar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia|
Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan Idham kembali mengulang sukses dalam Pemilu 1971. Namun setelah itu pemerintah melebur seluruh partai menjadi hanya tiga partai: Golkar, PDI, dan PPP dan NU tergabung di dalam [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]].
|