Pulau Kemaro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k rrt
Baris 1:
'''Pulau Kemaro''', merupakan sebuah [[Delta]] kecil di [[Sungai Musi]], terletak sekitar 6 km dari [[Jembatan Ampera]]. Pulau Kemaro terletak di daerah [[industri]],yaitu di antara ''Pabrik Pupuk Sriwijaya'' dan ''Pertamina Plaju'' dan [[Sungai Gerong]]. Pulau kemaro berjarak sekitar 40 km dari kota [[Palembang]]. Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yg terkenal di [[Sungai Musi]]. Di tempat ini terdapat sebuah [[vihara]] cina ([[klenteng]] Hok Tjing Rio). Di Pulau Kemaro ini juga terdapat [[kuil]] [[Buddha]] yang sering dikunjungi umat [[Buddha]] untuk berdoa atau berziarah ke [[makam]]. Di sana juga sering diadakan acara [[Cap Go Meh]] setiap Tahun Baru [[Imlek]].
 
Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang. Menurut legenda setempat, pada zaman dahulu, seorang putri Palembang dikirim untuk menikah dengan seorang anak raja dari [[RRCRRT|Cina]]. Sang putri meminta 9 guci emas sebagai mas kawinnya. Untuk menghindari bajak laut maka guci-guci emas tersebut ditutup sayuran dan ketika sang anak raja membukanya dilihatnya hanya berisi sayuran maka guci-guci tersebut dibuangnya ke sungai. Rasa kecewa dan menyesal membuat sang anak raja memutuskan untuk menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam. Sang putri pun ikut menerjunkan diri ke sungai dan juga tenggelam. Sang putri dikuburkan di Pulau Kemaro tersebut dan untuk mengenangnya dibangunlah [[Kuil]].
 
==Tempat Wisata==
Daya tarik Kemaro adalah [[Pagoda]] berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau. Bangunan ini baru dibangun tahun [[2006]]. Selain pagoda ada [[klenteng]] yang sudah dulu ada. Klenteng Soei Goeat Kiong atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun [[1962]]. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.
 
Selain itu ditempat ini juga terdapat sebuah [[Pohon]] yang disebut sebagai "Pohon Cinta" yang dilambangkan sebagai ritus "Cinta Sejati" antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu antara ''Siti Fatimah'' Putri [[Kerajaan Sriwijaya]] dan ''Tan Bun An'' Pangeran dari [[RRCRRT|Negeri Cina]], konon, jika ada pasangan yang mengukir nama mereka di pohon tersebut maka hubungan mereka akan berlanjut sampai jenjang [[Pernikahan]].
 
Untuk itulah Pulau ini juga disebut sebagai ''Pulau Jodoh''.