Sangiran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Irul 901 (bicara | kontrib)
Tag: menghilangkan bagian [ * ] VisualEditor
Baris 12:
| Link = http://whc.unesco.org/en/list/593
}}
[[File:Patung Homo Erectus di Sangiran.JPG|thumb|200px|Patung ''Homo Erectus'' di kawasan Situs Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah.]]
'''Situs Kepurbakalaan Sangiran''' adalah [[situs arkeologi]] di [[Jawa]], [[Indonesia]]. Tempat ini merupakan lokasi penemuan beberapa fosil manusia purba, sehingga sangat penting dalam sejarah perkembangan manusia dunia.
 
Area ini memiliki luas kurang lebih 48 km² dan sebagian besar berada dalam wilayah administrasi [[Kalijambe, Sragen|Kecamatan Kalijambe]], [[Kabupaten Sragen]], [[Jawa Tengah]], 17 kilometer sebelah utara [[Kota Surakarta]], di lembah [[Bengawan Solo]] dan di kaki [[Gunung Lawu]]. Ada sebagian yang merupakan bagian dari [[Kabupaten Karanganyar]] ([[Gondangrejo, Karanganyar|Kecamatan Gondangrejo]]).
 
Pada tahun [[1977]] Sangiran ditetapkan oleh [[Daftar Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]] Indonesia sebagai [[cagar budaya]] dan ada tahun [[1996]] situs ini terdaftar dalam [[Situs Warisan Dunia UNESCO]].
 
==Sejarah eksplorasi==
Ketika aktif melakukan eksplorasi pada akhir abad ke-19, [[Eugene Dubois]] pernah melakukan penelitian di sini, namun tidak terlalu intensif karena kemudian ia memusatkan aktivitas di kawasan [[Trinil]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]].
 
Sejak tahun [[1934]], ahli [[antropologi]] [[Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald]] memulai penelitian di area tersebut, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan ''balung buta'' ("tulang buta/raksasa") oleh warga dan diperdagangkan. Saat itu perdagangan fosil mulai ramai akibat penemuan tengkorak dan tulang paha ''[[Homo erectus|Pithecanthropus erectus]]'' ("Manusia Jawa") oleh [[Eugene Dubois]] di [[Trinil]], [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], tahun 1891. Trinil sendiri juga terletak di lembah Bengawan Solo, kira-kira 40 km timur Sangiran.
 
Dengan dibantu oleh [[Toto Marsono]], pemuda yang kelak menjadi lurah Desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari ''balung buta'', yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai [[fosil]] ''[[Homo erectus]]'' lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil ''H. erectus'' atau [[Hominidae|hominid]] lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri ''[[Meganthropus palaeojavanicus]]'', telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya.
 
Selain manusia purba, ditemukan pula berbagai fosil tulang-belulang hewan-hewan bertulang belakang ([[Vertebrata]]), seperti [[buaya]] (kelompok [[gavial]] dan ''[[Crocodilus]]''), ''[[Hippopotamus]]'' (kuda nil), berbagai [[rusa]], [[harimau]] purba, dan [[gajah]] purba ([[stegodon]] dan [[gajah]] moderen).
 
Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran, tetapi koleksi-koleksi pentingnya dikirim ke kawannya di Jerman, [[Franz Weidenreich]].
 
==Museum Purbakala Sangiran==
 
Di [[Museum Sangiran|Museum Purbakala Sangiran]], yang terletak di wilayah ini juga, dipaparkan sejarah manusia purba sejak sekitar dua juta tahun yang lalu hingga 200.000 tahun yang lalu, yaitu dari kala Pliosen akhir hingga akhir Pleistosen tengah. Di museum ini terdapat 13.086 koleksi fosil manusia purba dan merupakan situs manusia purba berdiri tegak (hominid) yang terlengkap di [[Asia]]. Selain itu juga dapat dipamerkan fosil berbagai hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, serta alat-alat batu.
 
==Geologi pulo gadung==
Pada awalnya penelitian Sangiran adalah sebuah kubah yang dinamakan ''Kubah Sangiran''. Puncak kubah ini kemudian terbuka melalui proses [[erosi]] sehingga membentuk depresi. Pada depresi itulah dapat ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan pada masa lampau. Sangiran mencakup beberapa lapisan tanah/formasi tanah. Yang tertua adalah formasi "kalibeng" formasi ini diperkirakan berumur 3 juta - 1,8 juta tahun yang lalu. Pada formasi ini terdiri atas 4 lapisan yaitu lapisan bawah merupakan endapan laut dalam dengan ketebalan lapisan ini.
 
==Rujukan==