Belenggu (film): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sinopsis: perbaikan sinopsis
Baris 34:
 
==Sinopsis==
Suatu kota kecil sedang dicekam ketakutan stelah terjadinya sebuah kasus pembunuhan, di mana pembunuhnya masih berkeliaran. Penyelidikan pun dilakukan. Semua orang dicekam ketakutan dan saling mencurigai satu sama lain. Elang (Abimana) adalah pemuda yang mengalami gangguan jiwa, dia seringkali dihantui bayangan-bayangan mengerikan tentang pembunuhan aneh yang melibatkan sesosok orang misterius yang mengenakan kostum Kelinci. Pemuda tertutup dan pendiam itu merasa bahwa sosok bertopeng Kelinci itulah kunci dari segalanya.<ref name="21 Cineplex" />
<!--Film yang berkisah tentang sebuah dunia menurut sudut pandang seorang yang jiwanya terganggu,semacam psikopat. Indikasinya sudah dimulai lewat opening scene seorang pria bernama Elang (Abimana Aryasatya) berlari di hutan dan kemudian menumpang mobil Mercedes-Benz klasik yang dikendarai seorang perempuan bernama Jingga (Imelda Therine). Di jok belakang ada dua mayat perempuan berlumur darah yang membuat Elang ketakutan dan lebih menakutkan lagi ada sosok berkostum kelinci di samping perempuan yang mengemudi.Mimpi buruk. Elang terbangun dari tidurnya. Cerita bergulir, dia merasa berada di kota yang penuh dengan “orang-orang aneh”. Film mengikuti kegiatan rutin Elang. Setiap pagi nongkrong di kafe, bicara dengan Ningsih pelayannya, meresa diawasi pria setengah baya berambut gondrong, serta pemilik kafe. Mereka bicara soal pembunuhan berantai yang semua korban perempuan. Lalu tetangga di flatnya yang diset jadul, menemukan seorang anak perempuan bernama Senja (Avrilla) bermain di lorong, ibunya Djenar (Laudya Cynthia Bella).Dia merasa suami dari Djenar bernama Guntur (Verdy Solaiman) orang yang aneh. Kemudian dia tambah ketakutan ternyata Guntur kerja di bisnis pertunjukan lempar pisau dan berkostum kelinci. Ada juga potongan cerita Elang bekerja di bar. Di sini ia kerap melihat perempuan dalam mimpinya itu. Dalam sebuah insiden, dia menyelamatkan perempuan dari kekerasan yang dilakukan soerang pria. dia akhirnya tahu namanya Jingga, profesinya pelacur.Jingga bercerita bahwa dia pernah diperkosa oleh tiga pria di sebuah tempat di Jalan Flamboyan. Elang dengan dingin membalas dendam perempuan yang dicintainya dengan kapak. Polisi pun akhirnya mulai ikut campur, mereka adalah Yosef (Arsewendi Nasution) dan rekannya (T.Rifnu Wikana). Mereka dengan mudah menangkap Elang. Apalagi ada saksi Ibu Kebaya (Jajang C.Noer) yang mendengar suara itu dan membenarkan ada cerita tentang gadis yang diperkosa.Polisi menemukan bahwa gadis diperkosa itu sudah mati dua tahun lalu. Itu artinya mungkin Elang membaca berita koran dan mengarang cerita. Apalagi namanya juga bukan Jingga. Tetangganya Elang ternyata tidak pernah ada. Bahkan yang disebutnya sebagai Djenar, Senja itu adalah istri dan anaknya sendiri yang dibunuhnya dengan sadis. Semuanya mengarah ke kesan bahwa Elang lah si pembunuh berkostum kelinci. Dengan kata lain Elang adalah psikopat. Apalagi diketahui dia pasien yang lari dari rumah sakit jiwa. -->
 
Kecuali suatu hal. Salah seorang dari kedua polisi itu menemukan bahwa ada cerita dari Elang yang bukan dari sudut pandangnya sendiri alias bukaan rekaan orang sakit alias fakta. Ketika itu disadari, polisi sudah terlambat. Ending cerita dari Upi sang sutradara juga penulis ini yang brilian dan membuat Belenggu sulit ditebak. Seperempat dari cerita menjelang bagian akhir membuat film ini cerdas, bahkan jenius.
 
Kelebihan kedua sinematografi film ini artistik. Suasana muram style seperti tahun 1970-an bahkan mirip 1950-an, ada radio jadul, kipas angin jadul, bak mandi jadul, dan properti lainnya kebanyakan jadul. Namun kedua polisi berbicara menggunakan ponsel. Mobil mereka juga modern. Kalau disebut antah beranda, nggak juga, ada taksi dengan tajuk Jakarta. Film ini juga tidak pantas ditonton oleh anak-anak karena cukup sadis.
 
==Pemeran==