SMA Negeri 1 Padang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 47:
Gedung SMA Negeri 1 Padang pada awalnya merupakan bekas gedung ''[[Europeesche Lagere School]]'' (ELS), salah satu sekolah [[Belanda]] di Padang yang terletak di Jalan Balantuang yang didirikan pada tahun 1917. Selain digunakan untuk tempat belajar ELS, gedung sekolah ini sempat silih berganti menjadi bermacam-macam tempat pendidikan, seperti sekolah Jagoka selama [[Penjajahan Jepang|penjajahan Jepang]], kembali menjadi gedung ELS pada masa perjuangan kemerdekaan, dan terakhir baru menjadi gedung SMA Negeri 1 Padang. Meskipun sudah termasuk tua, gedung ini masih tetap bertahan dengan arsitektur aslinya. Pada tahun 2008, ketika Drs. Jufril Siry, MM menjabat sebagai kepala sekolah, gedung ini direnovasi oleh [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala#Batusangkar|Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Batusangkar]] yang permohonannya sudah disampaikan sejak tahun 2003.
 
Pada tahun 2009, gedung sekolah ini mengalamai kerusakan berat akibat [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|gempa bumi berkekuatan 7,9 SR]] yang meluluhlantakkan Padang dan sekitarnya. Pada saat itu datang tawaran dari [[Tzu Chi|Yayasan Budha Tzu Chi]] untuk membangun gedung sekolah yang dilengkapi dengan ''shelter'' tetapi di lokasi yang berbeda, yakni di kawasan [[Lolong Belanti, Padang Utara, Padang|Belanti]], [[Padang Utara, Padang|Padang Utara]]. Namun, karena ditolakdatangh olehpenolakan dari alumni sekolah tersebut, tawaran ini kemudian diajukan kepada [[SMA Negeri 10 Padang]], tetapi akhirnya diminta lagi oleh SMA Negeri 1 Padang karena bantuan yang dijanjikan oleh alumni sebelumnya tak kunjung datang.
 
Pembangunan gedung sekolah yang baru dimulai dengan peletakan batu pertama pada 10 November 2009, dan diresmikan sekitar sembilan bulan kemudian, yakni pada tanggal 7 Agustus 2010. Sekitar Rp39 miliar dianggarkan untuk pembangunan gedung ini, yang meliputi 42 ruangan belajar, sebuah gedung olahraga, dan masjid. Gedung pembelajaran terdiri dari tiga lantai dilengkapi dengan landasan helikopter (helipad). Tidak hanya sebagai sarana untuk belajar mengajar, gedung ini juga dijadikan sebagai tempat evakuasi (''shelter'') warga sekitar bila terjadi gempa yang dikhawatirkan berpotensi [[tsunami]].<ref>{{cite web|url=http://news.okezone.com/read/2013/03/18/345/777372/gedung-kokoh-untuk-selamatkan-ribuan-nyawa|title=Gedung Kokoh untuk Selamatkan Ribuan Nyawa|date=2013-03-18|accessdate=2013-03-19|work=[[Okezone.com]]}}</ref>