Ay: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Baris 51:
[[File:ReliefWithNameOfAy-PetrieMuseum-August21-08.jpg|thumb|150px|Fragmen cartouche Ay didalam [[Museum Petrie Arkeologi Mesir]].]]
Kematian Tutankhamun pada usianya yang kedelapan belas atau sembilan belas tahun, bersama dengan kegagalannya menghasilkan ahli waris, meninggalkan kekosongan kekuasaan yang dengan cepat diisi oleh Wazir yang Agung Ay: Ay digambarkan melakukan sebuah ritual pemakaman bagi raja yang telah mangkat dan mengasumsikan peran sebagai ahli waris. Alasan dimana Ay dengan sukses mengklaim kekuasaan tidak sepenuhnya jelas. Komandan pasukan, [[Horemheb]], sebenarnya telah ditunjuk sebagai "idnw" atau "Wakil Tuan dari Dua Wilayah" dibawah kekuasaan Tutankhamun dan diduga menjadi ahli waris raja kecil.<ref>Peter J. Brand, The Monuments of Seti I: Epigraphic, Historical and Art Historical Analysis, Brill, NV Leiden, (2000), p. 311</ref> Tampaknya Horemheb telah kalah kuat untuk menguasai tahta dengan Ay yang menikahi [[Ankhesenamun]], janda Tutankhamun, dengan upaya untuk melegitimasikan klaimnya atas tahta. Ay sudah pasti adalah seorang tokoh yang kuat: ia akrab dengan pusat kekuasaan politik diistana kerajaan selama 25 tahun dibawah baik Tutankhamun dan Akhenaten. Namun ini mungkin masih belum cukup untuk melegitimasikan klaim tahtanya didalam masyarakat [[Mesir kuno]] yang sangat hirarkis, jika ia lahir bukan sebagai anggota kerajaan terutama pada saat pergolakan didalam negeri tanpa pernikahannya dengan janda Tutankhamun. Karena ia telah berusia senja pada aksesinya, Ay memerintah Mesir dengan haknya sendiri hanya selama empat tahun saja. Selama periode ini, ia mengkonsolidasikan kembali tradisi agama kuno dan ia telah diinisiasikan sebagai penasihat senior dan membangun sebuah kuil makam di [[(kuil) Medinet Habu|Medinet Habu]] untuk dirinya sendiri. Sebuah prasasti di [[Nakhtmin]] (Berlin 2074), seorang perwira militer dibawah kekuasaan Tutankhamun dan Ay&mdash;yang dipilih Ay sebagai ahli warisnya&mdash; bertanggal '''Tahun 4, IV hari Akhet 1''' dimasa pemerintahan Ay.<ref>Urk IV: 2110</ref> Epitome [[Manetho]] menyatakan panjangnya pemerintahan 4 tahun dan 1 bulan untuk Horemheb dan ini biasanya ditugaskan untuk Ay berdasarkan Tahun 4 ini tanggal diatas prasasti tersebut; namun sekarang diyakini bahwa angka tersebut harus ditingkatkan satu dekade untuk [1]4 tahun dan 1 bulan dan dikatikan dengan Horemheb daripada yang dimaksudkan Manetho. Oleh karena itu, panjang pemerintahan Ay yang tepat tidak diketahui dan ia bisa memerintah selama 7 sampai 9 tahun karena sebagian besar monumen dan kuil makamnya di Medinet Habu dihancurkan atau dirampas oleh penggantinya, [[Horemheb]].
 
== Suksesi Kerajaan ==
Sebelum kematiannya, Ay menunjuk Nakhtmin untuk menggantikannya sebagai Firaun. Namun rencana Ay untuk suksesi berjalan tidak lancar karena Horemheb-lah yang menjadi raja terakhir Dinasti kedelapan belas bukan Nakhtmin. Fakta bahwa Nakhtmin adalah pewaris Ay yang terpilih sangat terlihat pada sebuah prasasti yang diukir pada patung pemakaman Nakhtmin dan istrinya yang kemungkinan dibuat dimasa pemerintahan Ay. Nakhtmin jelas-jelas diberikan gelar '''rpat''' (Putra Mahkota) dan '''zA nzw''' (Putra Raja).<ref>Wolfgang Helck, Urkunden der 18. Dynastie: Texte der Hefte 20-21 (Berlin: Akademie-Verlag, 1984), pp. 1908–1910</ref> Satu-satunya kesimpulan yang dapat ditarik disini adalah bahwa Nakhtmin adalah salah satu anak angkat Ay dan bahwa Ay mempersiapkan Nakhtmin sebagai ahli warisnya daripada Horemheb. Ilmuwan Mesir Aidan Dodson dan Dyan Hilton mengamati patung tersebut:
 
: "dirusak tanda-tanda untuk 'Putra Raja', dan telah terjadi perdebatan apakah akan dilanjutkan mengatakan 'Kush', membuat Nakhtmin raja muda Nubia, atau 'dari tubuhnya', membuatnya anak kerajaan yang sesungguhnya. Karena tidak ada bukti lain untuk Nakhtmin sebagai raja muda--dengan orang lain [Paser I][http://euler.slu.edu/Dept/Faculty/bart/egyptianhtml/kings%20and%20Queens/Viceroy_of_Kush_(or_Nubia).html] dibuktikan di kantor pada periode ini juga--saran terakhir tampaknya yang lebih masuk akal. Karena Nakhtmin menyumbang benda-benda untuk pemakaman Tutankhamun tanpa gelar seperti itu, diikuti bahwa ia hanya menjadi putra raja selanjutnya, mungkin dibawah Ay. Teori ini didukung oleh bukti kerusakan patung Nakhtmin yang disengaja, karena Ay merupakan satu diantara firaun-firaun Amarna yang peninggalannya dirusak dibawah penguasa selanjutnya."<ref>Aidan Dodson & Dyan Hilton, The Complete Royal Families of Ancient Egypt, Thames & Hudson, (2004), p. 151</ref>
 
== Referensi ==