Yahudi-Jerman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Toonyf (bicara | kontrib)
Maraton
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
}}
 
'''Yahudi Jerman''' mendirikan komunitas [[Yahudi Ashkenazi]] di Awal (awal abad ke 5 sampai ke-10 M) dan [[Abad Pertengahan Tinggi]] ( 1000 - 1299 M ). Masyarakat makmur di bawah [[Charlemagne]], tetapi mengalami penderitaan selama [[Perang Salib]]. Tuduhan penyebab keracunan selama [[Maut Hitam]] ( 1346-1353 ) menyebabkan pembantaian massal orang Yahudi Jerman,<ref>{{cite book | url=http://books.google.ca/books?id=KjLHAOE7irsC&lpg=PA393&ots=wc-0cIzTzF&dq=Black%20Death%201346%20German%20Jews&pg=PA393#v=onepage&q=Black%20Death%201346%20German%20Jews&f=false | title=Jews in Germany and the Low Countries | publisher=Boydell Press | work=The Black Death, 1346-1353: The Complete History | year=2004 | accessdate=October 7, 2012 | author=Ole Jørgen Benedictow | pages=393&ndash;394 | isbn=1843832143 | format=Google books preview}}</ref> dan mereka melarikan diri dalam jumlah besar ke [[Polandia]].
 
Dari waktu [[Moses Mendelssohn]] sampai abad ke-20 masyarakat secara bertahap mencapai [[emansipasi]], dan kemudian menjadi makmur. Pada bulan Januari 1933, beberapa orang Yahuditercatat sebanyak 522.000 orang Yahudi tinggal di Jerman. Namun, setelah pertumbuhan [[Nazisme]] dan ideologi kebijakan antisemitisme, masyarakat Yahudi sangat dianiaya. Lebih dari setengah (sekitar 304.000 ) beremigrasi selama enam tahun pertama dari rezim kediktatoran [[Nazi]], dan hanya menyisakan sekitar 214.000 orang Yahudi di Jerman yang tepat ( 1937 perbatasan ) menjelang [[Perang Dunia II]]. Masyarakat yang tersisa hampir diberantas dalam [[Holocaust]] mengikuti deportasi ke Timur.<ref name=USHMM1939-1945/>Pada akhir perang antara 160.000 dan 180.000 orang Yahudi Jerman telah tewas dalam [[genosida]] yang secara resmi disetujui dan dilaksanakan oleh [[Jerman Nazi]].<ref name=USHMM1939-1945/>
 
Setelah perang, komunitas Yahudi perlahan-lahan mulai tumbuh lagi, terutama didorong oleh imigrasi dari bekas [[Uni Soviet]] dan ekspatriat Israel. Pada abad ke-21, penduduk Yahudi dari Jerman mendekati angka 200.000, dan menjadi komunitas Yahudi Jerman yang satu-satunya tumbuh di Eropa.<ref name="welt.de">Schoelkopf, Katrin. [http://www.welt.de/print-welt/article353306/Rabbiner_Ehrenberg_Orthodoxes_juedisches_Leben_ist_wieder_lebendig_in_Berlin.html ''"Rabbiner Ehrenberg: Orthodoxes jüdisches Leben ist wieder lebendig in Berlin''" (Rabbi Ehrenberg: Orthodox Jewish life is alive again in Berlin).] ''[[Die Welt]]''. November 18, 2004</ref>
Baris 25:
[[Charlemagne]] ( 800-814 ) mudah dipekerjakan dalam fungsional Gereja untuk tujuan menanamkan koherensi ke bagian longgar untuk bergabung dalam kekaisaran yang luas, walauapun dengan cara apapun meskipun mereka buta alat hukum kanonik. Dia mempekerjakan orang-orang Yahudi untuk tujuan diplomatik, pengiriman, misalnya, seorang Yahudi sebagai penerjemah dan panduan dengan kedutaan untuk Harun al-Rasyid. Namun, bahkan kemudian, perubahan bertahap terjadi dalam kehidupan orang-orang Yahudi. Gereja melarang orang Kristen untuk menjadi rentenir, sehingga orang-orang Yahudi dijamin untuk monopoli yang menguntungkan uang pinjaman. Keputusan ini menyebabkan reaksi campuran dari orang-orang pada umumnya di kerajaan Frank ( termasuk Jerman ) kepada orang Yahudi: orang Yahudi dicari di mana-mana serta dihindari. Ambivalensi ini tentang orang Yahudi terjadi karena modal mereka sangat diperlukan, sementara bisnis mereka dipandang sebagai buruk. Kombinasi yang serius ini meningkatkan keadaan pengaruh Yahudi dan Yahudi pergi ke negara bebas, menetap juga di bagian timur. Selain Cologne, masyarakat Yahudi paling awal bermukim di Mainz, Worms dan Speyer, yang ada sampai 1930-an.{{citation needed|date=October 2012}}
 
Status Yahudi Jerman tetap tidak berubah di bawah pengganti Charlemagne, Louis the Pious. Yahudi dibuat terbatas dalam perdagangan mereka, namun mereka membayar pajak agak lebih tinggi ke kas negara daripada orang-orang Kristen. Seorang petugas khusus, Judenmeister, ditunjuk oleh pemerintah untuk melindungi hak-hak khusus orang Yahudi. Kemudian Karoligian, bagaimanapun, mengikuti tuntutan Gereja lebih dan lebih. Para uskup terus diperdebatkan di sinode untuk menegakkan keputusan dan termasuk sikap anti-Semit dalam hukum kanonik, dengan konsekuensi bahwa mayoritas rakyat Kristen tidak mempercayai orang-orang yang tidak seiman seperti Yahudi. Perasaan ini, antara kedua pangeran dan orang-orang, semakin dirangsang oleh serangan terhadap kesetaraan sipil dari orang Yahudi. Dimulai dengan abad ke-10, [[Pekan Suci]] menjadi lebih dan lebih ke periode aktivitas anti-Semit. Namun kaisar Saxon tidak memperlakukan buruk terhadap orang-orang Yahudi, menuntut dari mereka hanya dalam hal pajak yang juga dikenakan kepada semua pedagang lain. Meskipun secara pendidikan mereka dianggap bodoh di zamannya dalam studi sekuler yang telah berkembang, mereka bisa membaca dan memahami doa-doa Ibrani dan Alkitab dalam teks aslinya. Studi [[halakha]] mulai berkembang sekitar tahun 1000. Pada saat itu, Rav Gerson ben Yehuda mengajar di Metz dan Mainz, mengumpulkan murid dari jauh dan dekat kepadanya. Dia digambarkan dalam historiografi Yahudi sebagai model kebijaksanaan, kerendahan hati, dan takwa, dan telah dipuji sebagai " pelita Exile ". Dia pertama kali distimulasi Yahudi Jerman untuk mempelajari harta sastra agama mereka .
 
Proses belajar ini terus menerus dari [[Taurat]] dan [[Talmud]] menghasilkan pengabdian tersebut kepada Yudaisme bahwa orang Yahudi dianggap hidup tidak layak jika tanpa agama, tetapi mereka tidak menyadari hal ini secara jelas sampai saat Perang Salib, ketika mereka sering dipaksa untuk memilih antara kehidupan dan iman.