Sifat koligatif: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15:
P<sub>1</sub><sup>o</sup> - P<sub>1</sub> = ∆P = X<sub>2</sub>. P<sub>1</sub><sup>o</sup>
Titik didih larutan ialah suhu pada tekanan uap larutan sama dengan tekanan atmosfer luar. Karena pada suhu berapapun tekanana uap larutan lebih rendah daripada tekanan uapapelarut murninya. Titik didih larutan lebih inggi daripada titik didih air. Kenaikan titik didih, ∆Td didefinisikan sebagai berikut
Baris 22:
dimana T<sub>d</sub> adalah titik didih adalah titik didih larutan dan Tdo adalah titik didih pelarut murni.
Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut, sebagaimana di tentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanana uap sama. Jika zat terlarut di tambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan dan titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih ∆Tf = Tfo – Tf dengan demikian bertanda negatif, dan penurunan titik beku dapat diamati.
Perubahan suhu ∆Tf sekali lagi berbanding lurus dengan uap ∆P1 . Untuk konsentrasi zat terarut yang cukup rendah, penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas molal ''m'' melalui
Baris 28:
dengan Kf adalah tetapan tetapan positif hanya bergantung pada sifat pelarut.
Osmosis adalah proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke dalam larutan melalui selaput semipermiabel. Proses perembesan hanya terjadi
Baris 43:
* T = suhu dalam °K
==REFERENSI==
# Chang, Raymond.2003.''Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga''. Jkarta : Erlangga.
# Oktoby,dkk. 2001. ''Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 3 Edisi 1''. Jakarta: Erlangga.
|