Suku Bauzi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- diantara + di antara ) |
||
Baris 25:
Orang Bauzi umumnya masih menganut kepercayaan suku dan adat istiadat (animisme).
Namun kini sekitar 65 persen telah memeluk Kristen sebagai dampak perjumpaan dengan para misionaris dari Eropa, AS dan Papua. Dalam kehidupan sosial mereka tidak menganut model kepemimpinan kolektif yang kuat sehingga bisa menjadi panutan bagi anggota komunitas yang lain. Ketika terjadi konflik
Sejak penemuan suku ini pada tahun 1980-an, mereka terus dididik oleh para misionaris asing dan lokal yang selain bekerja mewartakan injil Kristen, juga melakukan misi pelayanan sosial. Hasil dari pekerjaan ini melahirkan pembangunan gereja yang digunakan sebagai tempat ibadah, sekaligus menjadi tempat pelayanan sosial bagi suku Bauzi. Pekerjaan penginjilan dan pelayanan kepada suku ini juga dilakukan Yayasan Penginjilan dan Pelayanan Masirei (YPPM) sekitar awal 1990-an. Tugas itu kemudian dilanjutkan lagi oleh Yayasan Bethani selama beberapa tahun. Sejak tahun 1995, Yayasan Amal Kasih juga bekerja secara khusus menangani Suku Bauzi di [[Kampung Fona]] hingga sekarang.
|