Sejarah pertanian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fries-Hollandse koe op Java geboren TMnr 10013343.jpg|thumb|239px|Pada awal abad ke-20 didatangkan sapi penghasil susu Fries-Holland ke Jawa.]]
{{pertanian}}
'''Sejarah pertanian''' adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. [[Pertanian]] muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga [[kesenian]] akibat diadopsinya [[teknologi pertanian]].
Baris 7 ⟶ 8:
 
Setiap bagian di dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda, sehingga garis waktu perkembangan pertanian bervariasi di setiap tempat. Di beberapa bagian di Afrika dan Asia Tengah masih dijumpai masyarakat yang semi-[[nomaden]] (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan ratusan orang.
 
__NOTOC__
== Asal-mula pertanian ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fries-Hollandse koe op Java geboren TMnr 10013343.jpg|thumb|239px|Pada awal abad ke-20 didatangkan sapi penghasil susu Fries-Holland ke Jawa.]]
Berakhirnya [[zaman es]] sekitar 11.000 tahun sebelum Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih panjang.<ref>{{cite web|last=john|first=doe|title=Climate|url=http://www.ncdc.noaa.gov/paleo/ctl/10k.html|work=National Climate Data Center|publisher=National Climate Data Center|accessdate=1 December 2013}}</ref> Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat.